PWMU.CO – Sistem kekebalan tubuh untuk mencegah Corona. Jauh sebelum wabah Corona, sesungguhnya Allah telah menciptakan sistem kekebalan tubuh melalui mekanisme pernafasan.
Hal itu disampaikan oleh Direktur RS Aisyiyah Siti Fatimah Tulangan Sidoarjo dr Tjatur Prijambodo MARS saat menjadi pemateri pada Pengajian Ahad Subuh yang digelar oleh Masjid al-Jihad Situbondo.
Kegiatan ini dilaksanakan di Masjid al-Jihad Kompleks Pusat Dakwah Muhammadiyah Situbondo Jalan Basuki Rahmat 221 Situbondo, Ahad (15/3/2020).
dr Tjatur Prijambodo menambahkan saat ini lagi booming dan ramai Virus Vorona. Bahkan Menteri Perhubungan Budi Karya pun positif Virus Corona.
Sistem Kekebalan Tubuh di Pernafasan
Virus Corona ini, lanjutnya, menyerang sistem pernafasan dan Allah sudah menyiapkan sistem pertahanan di saluran pernafasan kita itu, bahkan tiga lapis.
“Jelas penyakit ini tidak boleh diremehkan, tetapi juga tidak untuk ditakuti yang berlebihan. Sampai detik ini Virus Corona vaksin dan obatnya belum ditemukan,” ujarnya.
Sebelum melangkah lebih jauh, sambungnya, betapa Allah sudah melindungi diri kita dari serangan Virus Corona melalui saluran pernafasan kita. “Melalui hidung kemudian menuju trakea dan yang terakhir ke paru-paru,” imbuhnya.
Pertama hidung. Di hidung kita itu ada bulu yang terdapat di rambut hidung. Bulu rambut hidung itu disebut silia. Silia mampu mendeteksi kalau ada benda apapun yang masuk ke sistem pernafasan kita.
“Diawali dari hidung di deteksi kemudian kalau itu dianggap merugikan maka akan langsung dikeluarkan. Kalau masuk ke hidung itu kecepatannya 5 cm per detik. Jika silia menangkap yang masuk itu berbahaya maka akan dikeluarkan 5 kali lipatnya menjadi 25 cm per detik dalam bentuk bersin,” jelasnya.
Kedua trakea. Trakea kita itu posisinya turun langsung secara vertikal. “Jadi kalau ada benda asing yang tadinya ditangkap oleh silia itu ketika turun ke trakea kecepatannya menjadi 250 cm per detik,” tambahnya.
Batuk Lebih Cepat dari Pesawat
Lebih hebat lagi, ujarnya, pada sistem pertahanan yang ketiga, yakni paru-paru. “Cara kerjanya sama dan untuk mengeluarkannya dalam bentuk batuk. Batuk kecepatannya itu 950 km per jam. Kalau pesawat itu kecepatannya 800 km per jam. Jadi lebih cepat dari pesawat,” terangnya.
Menurut dr Tjatur, Allah menciptakan sistem pertahanan begitu hebatnya. Belum lagi di paru-paru antara kiri dan kanan itu berbeda. Allah ciptakan paru-paru yang kiri lebih kecil daripada yang kanan, yang kiri beratnya 570 gram yang kanan 620 gram.
“Yang kiri lobusnya atau ruangannya cuma dua yang kanan ruangnya ada tiga. Kenapa Allah ciptakan seperti itu? Karena di sisi sebelah kiri ada jantung dan lambung,” lanjutnya.
Cara Tidur Rasulullah
Mengapa Rasulullah itu saat tidur miring ke kanan bukan kekiri, terlentang atau bahkan tengkurap? “Karena kalau kita tidur miring ke sebelah kiri itu tumpuk-tumpukan dengan jantung, lambung dan paru-paru kiri karena adanya gaya gravitasi bumi,” rincinya.
Pada saat kita miring ke kiri, lanjutnya, sistem pernafasan dan aliran darah tidak bisa bagus. Sistem pencernaan juga tidak bisa bagus. “Maka posisi tidur terbaik adalah miring ke kanan. Pada saat itu posisi jantung, lambung dan paru-paru kiri kita melayang sehingga tidak ada saling menekan,” paparnya.
Maka kenapa ketika terkena penyakit apapun di paru-paru efek yang timbul adalah pertukaran antara oksigen dan karbon dioksidanya tidak akan optimal. Namanya oksigenasi.
“Jika oksigenasinya tidak optimal maka akan terjadi berbagai macam gangguan. Terkait hal itu mulai dari paru-paru, jantung dan organ tubuh yang lain,” katanya.
Penyebab kematian dari virus corona itu, menurutnya, adalah radang di paru-paru yang dinamakan pneumoni. “Pneumoni ini menyebabkan sistem oksigenasinya terganggu bahkan rusak maka kemudian berefek ke jantung. Jantung memompa darahnya yang sudah kotor, maka lama kelamaan akan terjadi proses kematian,” jelasnya.
Penularan Melalui Cairan dan Perantara
Virus Corona itu besarnya 10 pangkat (min)-9. Virus tersebut bisa dilihat oleh mikroskop elektron yang lebih bagus. “Bentuknya memang bundar seperti sinar yang mengelilingi matahari, maka disebut Corona. Penyakit gangguan akibat itu dinamakan Covid-19 karena diketemukan di akhir tahun 2019,” terangnya.
Penularannya melalui cairan yang dikeluarkan oleh penderita. Cairannya berupa batuk dan bersin. Kalau bersentuhan langsung dan tertempeli cairan penderita, Virus Corona bisa menularkan penyakit.
Penularannya bisa juga melalui perantara. Misalkan penderita itu batuk dan mengeluarkan cairan, bersin lalu mengeluarkan cairan, kemudian cairan itu menempel di meja dan bertahan hidup di meja 5 sampai 9 jam.
“Saat belum sampai waktu tersebut ada yang memegangnya dan menempel ke tangan kita, kemudian kita pegang mata, hidung atau mulut kita, maka virus itu masuk,” ungkapnya.
Penyakit virus itu penggolongan dalam ilmu medis disebut self limited disease. Apa itu? Yaitu penyakit-penyakit yang bisa sembuh sendiri asalkan sistem imunitas tubuh kita bagus.
Wudhu dan Corona
“Virus Corona itu tidak akan mampu dibunuh secara langsung dengan air wudhu, tetapi orang yang berwudhu itu menjadi bagian dari orang-orang yang bersih dan disayang oleh Allah. Kalau Allah sudah sayang pasti akan dilindungi,” tuturnya.
Dari sisi teknis medisnya orang yang berwudhu atau pada saat kita berwudhu ada 490 titik yang teraliri air wudhu. Pada saat 490 titik ini teraliri air wudhu maka akan terjadi bioenergi.
“Bioenergi ini teraktifkan dengan air wudhu itu maka terjadilah peningkatan sistem metabolisme tubuh. Kemudian meningkat menyebabkan sistem imunitas tubuh meningkat. Dengan itu maka akan mampu membunuh Virus Corona,” paparnya.
Kebiasaan berwudhu itu, menurutnya, bisa menyebabkan imunitas tubuh kita meningkat dan mampu membunuh virus corona itu. Sunnahnya ketika selesai berwudhu biarkan kering sendiri tanpa perlu mengusapnya dengan sapu tangan. Mengapa demikian?
“Supaya proses bioenergi ini berjalan dengan sempurna dan tuntas serta agar dapat meningkatkan sistem metabolisme dan imunitas tubuh kita,” imbuhnya.
Cara Medis Hindari Corona
Cara-cara medis dan teknis medisnya supaya terhindar dari virus corona: Pertama, sering cuci tangan, karena di tangan kita ini ada potensi memegang benda apapun itu yang terkena cairan batuk atau bersin dari orang yang terkena Virus Corona.
Kedua, kalau keluar ke mana-mana hindari kerumunan orang. Karena pada saat seseorang itu mengeluatkan cairan tersebut 1,8 meter itu masih berpotensi terkena atau tertular virus tersebut.
Kemudian sangat wajar ketika ada beberapa kampus ataupun kantor-kantor yang kemudian meliburkan. “Saya tadi baca terkahir sudah ada 60 kampus di Indonesia ini yang meliburkan mahasiswanya untuk pulang dan kuliahnya dilakukan secara online dengan melihat web yang sudah tersedia. Pokoknya tidak ada kontak secara langsung,” ujarnya.
Lho, kok berlebihan? Dr Tjatur menelaskan, itu bukan berlebihan tetapi bentuk dari ikhtiar kita. Tidak boleh juga kita merasa bahwa kita sebagai seorang muslim yang sudah Allah ciptakan itu kita sudah shalat rutin, kita sudah wudhu rutin, kemudian kita meremehkan hal itu.
“Terus kita menjadi ceroboh. Maka harus ada ikhtiar untuk menghindari dari virus corona itu bagian dari usaha,” tegasnya
Sistem kekebalan tubuh untuk mencegah Corona. Jauh sebelum Corona, sesungguhnya Allah telah menciptakan sistem kekebalan tubuh melalui mekanisme pernafasan.
Misalkan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Situbondo. Di sini ada sekolah-sekolah Muhammadiyah. Bagian dari bentuk ikhtiar itu anak-anak sekolah diliburkan. Liburnya berapa lama?
Masa inkubasi virus itu 1-14 hari. Tetapi kalau secara teoritis medis kalau ingin save itu 2×14 hari. jadi hitungannya sau bulan. Kemudian bagaimana dengan mekanisme pembelajarannya, bagaimana percepatan pembelajarannya? Itu dibentuk kemudian.
Cara Meningkatkan Sistem Kekebalan
Di akhir ceramahnya dr Tjatur Prijambodo menyampaikan bagaimana cara meningkatkan sistem imunitas. Pertama, ‘ilmuisasi’. Pahami ilmunya lalu tahu bagaimana cara mencegahnya. Pahami ilmu tentang Corona-nya. Ilmu tentang Corona itu salah satunya Allah ingin menunjukkan bahwa kesombongan sebuah negara yang mengatakan bahwa tidak ada satu kekuatan yang dapat menghancurkan negara Cina. Maka Allah kirim sesuatu yang tak kasat mata. Allah kirim sesuatu yang tidak kelihatan, yang sangat kecil. Apa maksudnya, sesuatu yang sangat kecil itu mampu menghancurkan kesombongan sebuah negara.
Kedua, menvaksinasi hati kita. Dengan cara kita ingat terus kepada Allah. Pada saat kita mengingat Allah hati kita tenang. Kalau kita tenang maka akan muncul hormon yang namanya serotonin. Jika muncul ini imunitas tubuhnya juga muncul, maka mekanismenya ketika kita sholat benar, dzikir benar terus ngaji kita secara benar. Catatan pentingnya harus lillahi ta’ala.
Ketiga, takwaisasi. Takwaisasi ini bagian dari orang yang bertakwa. Takwa itu menjalankan apa yang diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarang.
Virus Corona itu memang bisa menjadi suatu permasalahan. Jadi kalau kita memegang teguh syariat Islam ini dengan baik Insyaallah kita tidak akan tertular, tetapi dengan tetap melakukan ikhtiar. Dan memang benar angka kesembuhan itu di atas 50 persen..
Menurut dr Tjatur, Covid-19 lebih kejam penyakit TBC. TBC setiap satu jam ada yang meninggal tetapi TBC butuh waktu lama dibandingkan Corona. TBC tidak merusak ekonomi, Corona merusak ekonomi, TBC tidak merusak sistem pertahanan. Corona merusak sistem pertahanan. “Jadi sikapi Virus Corona ini sesuai dengan proprorsinya,” harapnya. (*)
Penulis Pandu Anom Nayaka. Co-Editor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.