PWMU.CO-Posko Call Center Tim Tanggap Covid 19 Rumah Sakit Umum Universitas Muhammadiyah Malang (RSU UMM) dibanjiri masyarakat yang berkonsultasi terkait kesehatan di tengah wabah Corona. Jumlahnya hampir tembus satu juta orang.
Hal itu dikatakan Wakil Direktur RSU UMM dr Thontowi Djauhari ketika ditemui di Posko Call Center, Sabtu (28/3/20) sore.
”Memang luar biasa masyarakat berkonsultasi ke Posko Call Center. Hari ini sudah mencapai 900 lebih orang, hampir tembus satu juta,” ujar dokter Tommy, panggilan akrab Thontowi Djauhari.
Pernyataannya ini sekaligus meluruskan berita media massa yang memberitakan RSU UMM kuwalahan menangani pasien terpapar Covid 19. ”Yang benar kuwalahan menjawab masyarakat yang berkonsultasi terkait kesehatan melalui call center ini,” ujarnya.
Menurut Tommy, banyaknya orang berkonsultasi ini menunjukkan kepanikan masyarakat. ”Penduduk Indonesia ini berapa jumlahnya dari angka satu juta. Itu kan sudah bisa diketahui daerah mana saja yang tingkat kepanikannya tinggi, dari data yang sudah masuk itu akan kami mapping mana daerah-daerah yang masyarakatnya panik akan kami edukasi,” tuturnya.
Dikatakan, banyak media yang tidak berimbang dalam menyampaikan informasi. Masyarakat jangan terbawa dengan berita-berita dan video yang beredar di medsos menampilkan yang gawat dan mengerikan.
”Cobalah melihat 60 persen yang hanya batuk pilek dan demam itu sangat banyak sekali. Bila bisa bertahan sampai 14 hari maka kita akan kebal. Sementara 20 persen karena perjalanan penyakitnya. Nah ini yang rawat inap dan yang 20 persen itu yang namanya komorbid yang ada tambahan penyakit seperti diabetes, jantung, dan lainnya yang akibatnya kadang-kadang bisa komplikasi,” paparnya.”Angka kematian hanya 10 persen dari 20 persen tadi,” tandasnya.
Jangan Membuat Panik
Dia mengajak agar masyarakat yang mengerti membantu meneruskan informasi tersebut. Apalagi media massa diharapkan bisa menyampaikan informasi yang jelas tidak malah membuat panik. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menambah imunitas adalah suatu keharusan.
”Berperilaku sehat sebagaimana anjuran agama dan kesehatan, menambah vitamin, menambah konsumsi makanan yang bergizi dan jangan lupa banyak mengonsumsi air putih, itu sangat penting. Biar saja kita ke kamar kecil pipis berkali-kali yang penting sehat,” tuturnya.
Memakai sabun, hand sanitizer dan disinfektan merupakan tindakan preventif agar virus Covid 19 tidak menempel pada Ribonucleic Acid atau Asam Ribonuklea (RNA). Sabun paling efektif untuk membunuh kuman.
Hand sanitizer, sambungnya, hanya untuk lima kali pakai. Selebihnya paling bagus cuci tangan pakai sabun membilas semua kotoran dan virus yang menempel di tangan.
Ruang Khusus Pasien Covid 19
Rumah Sakit Umum Universitas Muhammadiyah Malang (RS UMM) telah menyiapkan tempat khusus untuk pasien Covid 19. Hal tersebut dilakukan agar masyarakat yang sakit dan butuh penanganan secara cepat dan tepat tidak takut untuk dirawat di RS UMM.
”Saat ini kami telah menyiapkan kamar isolasi pasien Covid 19 di salah satu ruang Rusunawa UMM. Kami persiapkan semua peralatan yang dibutuhkan untuk penanganan pasien, termasuk juga bilik keselamatan dokter serta semua bahan yang kita butuhkan. Insyaallah Senin sudah siap,” ujarnya.
Diterangkan, standar yang disiapkan RSU UMM sudah di atas rata-rata. Dengan 60 lebih relawan selain dari mahasiswa UMM juga ada yang dari Universitas Brawijaya. Dengan pola kerja 14 hari dan istirahat 14 hari.
Kerja para relawan ini oleh universitas akan dikonversi sebagai nilai KKN. ”Ini yang menarik, mahasiswa relawan di sini dianggap KKN, karena ini bencana, ini kesempatan bagi mahasiswa dari pada KKN, mending jadi relawan di sini,” ujar Tommy.
Dia berbesan jangan takut dengan virus Corona karena yang lebih berat itu bila kena virus hati dan virus pikiran. ”Baru begini saja sudah semua diborong yang mengakibatkan harga naik, tidak mikir saudara yang lainnya,” tandasnya.
Dia selalu memberi semangat pada semua tenaga medis dan tim relawan dengan kalimat, daripada kita diam menunggu nasib lebih baik kita bergerak menjemput takdir. (*)
Penulis Uzlifah Editor Sugeng Purwanto