PWMU.CO-Mulailah dari diri kita untuk berbuat baik. Orang lain pasti mengikuti. Ada kisahnya begini. Seorang menantu sangat jengkel kepada mertuanya. Menurutnya, hanya satu cara untuk mengakhirinya: membunuhnya.
Lalu, pergilah dia ke rumah pamannya yang dikenal sangat sakti dan pintar bikin ramuan apa saja. Sambil menangis-nangis, dia minta tolong kepada pamannya agar dibuatkan ramuan yang bisa membunuh mertuanya pelan-pelan. Killing softly.
Meski dirayu agar jangan menggunakan cara itu, dia tetap tidak mau. Sang paman mengalah. ”Iya sudah, tapi paman minta syarat. Supaya tidak ketahuan, paman minta selama kamu memberikan minuman ini, kamu harus melayani mertuamu dengan yang terbaik,” kata sang paman. ”Iya, paman,” dalam hatinya begitu gampang syarat yang diberikan pamannya.
Sampai rumah, dibuatkanlah minuman dari sang paman lalu disajikan dengan penuh rasa kasih dan sayang kepada sang mertua. ”Mama, saya buatkan teh spesial dari paman ya. Katanya bisa bikin Mama awet muda. Mama meminumnya pagi dan sore,” katanya. Sang menantu juga meladeni apa saja yang mertua inginkan. Pelayanan kelas satu sesuai permintaan pamannya.
Titik Balik Kesadaran
Sang mertua terheran-heran mengapa menantunya tiba-tiba baik sekali kepadanya. Dia juga mulai senang. Apa saja ya dimilik diberikan. Bahkan perhiasan emas yang selama ini tidak pernah ditunjukkan kepada menantunya, dikeluarkan dan diberikan kepada sang menantu. Kali ini, menantunya yang ganti terheran-heran, mengapa mertuanya, menjadi begitu baik, tak pernah mencerewetinya lagi seperti dulu.
Dia bergegas ke pamannya, minta agar pamannya memberikan obat penawar agar sang mertua tidak meninggal karena racun yang diberikannya. ”Ha ha ha, anakku, tidak mungkin paman memberi racun kepada mamamu. Itu adalah bubuk khasiat awet muda,” katanya. Dia sangat lega mendengarnya. ”Terima kasih paman yang bijaksana,” katanya sambil memeluknya dan segera pamit ke rumah.
Apa pesan moralnya? Jangan pernah berharap orang lain akan berbuat baik kepada kita, sebelum kita mengawali berbuat baik kepadanya. Tidak percaya? Praktikkan sekarang juga dengan penuh riang dan gembira. Lihatlah keajaibannya. Ibda’ binafsik, mulailah dari diri sendiri. (*)
Penulis Ali Murtadlo Editor Sugeng Purwanto