PWMU.CO-Gerhana matahari cincin bakal terjadi besok Ahad, 21 Juni 2020 mulai pukul 14.03. Majelis Tarjih dan Tajdid (MTT) Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyerukan umat muslim untuk melaksanakan shalat gerhana atau khusuf.
Sebagian wilayah Indonesia akan mengalami gerhana matahari sebagian. Wilayah yang dilintasi Sumatera kecuali Lampung, Semarang, Surabaya, sebagian Kalimantan, dan Indonesia bagian timur menjadi daerah yang bisa menyaksikan fenomena alam ini yang puncaknya terjadi pukul 14.54.
Ketua MTT Prof Dr Syamsul Anwar mengatakan, mengeluarkan Maklumat Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah No. 01/Mlm/I.1/E/2020 tentang Shalat Gerhana Matahari Cincin Ahad, 29 Syawal 1441 H Bertepatan 21 Juni 2020 M.
Pelaksanaan shalat, sambung dia, tetap memperhatikan Edaran Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 05/EDR/I.0/E/2020 tentang Tuntunan dan Panduan Menghadapi Pandemi dan Dampak Covid-19, maka Majelis Tarjih dan Tajdid menyampaikan imbauan sebagai berikut.
Pertama, shalat gerhana dilaksanakan secara berjamaah di rumah masing-masing. Kedua, shalat dan khutbah dikerjakan sebatas kemampuan.
”Pengamatan gerhana dilaksanakan secara terbatas, tidak mengumpulkan massa dalam jumlah banyak dan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah maupun Muhammadiyah Covid-19 Command Center(MCCC),” katanya Sabtu (20/6/2020).
Posisi Matahari, Bulan, Bumi Sejajar
Gerhana matahari cincin terjadi ketika posisi matahari, bulan, dan bumi berada pada garis sejajar sehingga cahaya matahari terhalang bulan untuk sampai ke bumi. Posisi bulan agak jauh dari bumi sehingga kelihatan lebih kecil yang membentuk cincin pada pinggirannya.
Saat puncak gerhana, matahari akan tampak seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengahnya dan terang di pinggirnya.
BMKG memperkirakan pada 2020 setidaknya terdapat enam kali gerhana, yaitu gerhana bulan penumbra pada 11 Januari 2020 yang dapat diamati di Indonesia, gerhana bulan penumbra 6 Juni.
Kemudian gerhana matahari cincin 21 Juni yang dapat diamati di Indonesia, gerhana bulan Penumbra pada 5 Juli yang tidak dapat diamati di Indonesia, gerhana bulan penumbra 20 November. Terakhir Gerhana Matahari Total 14 Desember namun tidak dapat diamati di Indonesia.
”Islam mengajarkan, gerhana matahari dan bulan adalah peristiwa astronomi yang merupakan tanda-tanda kebesaran Allah, tidak berkaitan dengan nasib buruk seseorang atau suatu negara. Peristiwa gerhana tersebut harus disikapi secara ilmiah dan dituntunkan untuk berdzikir melalui shalat gerhana,” tutur Syamsul Anwar.
Dijelaskan, orang yang dapat mengerjakan shalat gerhana adalah mereka yang mengalami gerhana atau berada di kawasan yang dilintasi gerhana. Orang yang berada di kawasan yang tidak dilintasi gerhana tidak perlu mengerjakan salat gerhana. (*)
Pebulis/Editor Sugeng Purwanto