Klinik dr Suherman Perketat Protokol Covid-19. Hal itu disampaikan Direktur Klinik dr M Suherman UM Jember dr Fitriana Putri. Agar keamanan tenaga kesehatan dan pasien terjamin.
PWMU.CO – Ketidakjujuran pasien ketika berobat atau mengenai kronologi penyakit, dianggap menjadi salah satu pemicu semakin banyaknya perawat atau dokter yang terinfeksi Covid-19 di Indonesia.
Kejadian tersebut pernah terjadi juga di Klinik dr M Suherman Universitas Muhammadiyah (UM) Jember seperti diungkapkan kepala klinik dr Fitriana Putri
Dia mengatakan, ada pasien berstatus PDP yang tak jujur. Setelah ditelisik lebih lanjut ternyata pasien tersebut pernah ada riwayat perjalanan ke luar kota yang berpotensi. Pasien yang menunjukkan gejala sesak nafas itu langsung dirujuk ke rumah sakit Bina Sehat Jember.
“Sempat terjadi kekhawatiran oleh tenaga kesehatan (nakes) yang saat itu berinteraksi dengan pasien,” ujarnya kepada PWMU.CO Selasa (23/6/2020).
Pihaknya langsung melakukan rapid test untuk nakes yang berinteraksi secara langsung di rumah sakit yang ada di Kabupaten Jember.
Menurutnya, pada saat itu Klinik dr M Suherman belum membuka rapid test seperti sekarang. Setelah diikuti perkembangan kesehatan si pasien, ternyata hasilnya negatif Covid-19.
Perketat Protokol
Dokter Fitriana Putri menjelaskan, mengacu kepada kejadian tersebut, saat ini Klinik dr M Suherman lebih memperketat pelayanan.
Sebelum masuk, calon pasien diwajibkan untuk cuci tangan, memakai masker, dan pengecekan suhu tubuh. Para nakes dan staf klinik pun semua harus memakai APD lengkap sesuai prosedur.
Dia juga menjelaskan, saat ini sistem jaga para perawat, dokter, bidan, dan staf dibagi menjadi dua tim. Tujuannya ialah, ketika ada yang dinyatakan positif Covid-19, satu tim harus off.
“Perubahan sistem ini sudah kita lakukan selama dua bulan,” ungkapnya. Sistem shift tersebut rencananya akan diakhiri akhir bulan Juli atau menunggu kebijakan dari pemerintah lebih lanjut.
Kebijakan lain juga diterapkan yaitu membatasi hanya 20 orang yang boleh berada di dalam ruangan untuk mengantre dokter. “Agar tidak terlalu berdesakan di dalam ruangan,” ucapnya.
Saat ini, lanjutnya, pelayanan poligigi untuk pengeboran juga di off-kan. Alasannya, aktivitas tersebut akan menghasilkan aersosol yang dapat membahayakan. Aerosol adalah partikel padat atau cair yang tertahan dalam partikel gas seperti udara.
Dia menegaskan, Klinik dr M Suherman telah mengikuti aturan kesehatan sesuai prosedur yang berlaku sehingga tak ada alasan lagi bagi masyarakat takut berobat ke rumah sakit.
“Datang ke pasar saja tidak takut, padahal keamanan masyarakatnya belum dijamin. Masak datang ke rumah sakit takut,” ujarnya.
Ketika ada pasien yang memiliki keluhan suhu badan tinggi atau tenggorokan sakit dan batuk, maka akan dilakukan penanganan khusus. “Kalau tidak menunjukkan riwayat perjalanan yang beresiko biasanya akan kami rawat jalan,” jelasnya. (*)
Kontributor Disa Yulistian. Editor Mohammad Nurfatoni.