• Redaksi
  • Iklan
  • JarMed
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
Advertisement
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

H Muhammad Yazid, Sukses Didik 14 Anaknya Jadi Aktivis

Kamis 6 Agustus 2020 | 10:10
in Featured
0
51.9k
SHARES
53k
VIEWS
H Muhammad Yazid, Sukses Didik 14 Anaknya Jadi Aktivis. (Istimewa/PWMU.CO)

H Muhammad Yazid, Sukses Didik 14 Anaknya Jadi Aktivis. Ditulis oleh Nadjib Hamid, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM), Jawa Timur.

PWMU.CO – Setiap pemimpin memiliki tantangan berbeda. Biasanya sesuai ilmu dan maqam yang disandangnya. Tapi tantangan terberat justru dari keluarga. Tidak jarang pemimpin hebat, gagal mengurus anak-anaknya.

H Muhammad Yazid termasuk pengecualiannya. Pria kelahiran Surabaya, 5 Oktober 1940 yang akrab dipanggil ustadz ini tipologi pemimpin yang piawai berdakwah di tengah masyarakat, sekaligus berhasil mendidik putra-putrinya.

Anak kedua dari 12 bersaudara tersebut, sudah sejak dini memperoleh pendidikan agama dari lingkungan keluarganya. Ayahnya, M. Jaiz berprofesi sebagai pengrajin sepatu sekaligus ustadz. Sedangkan ibunya, Siti Fatimah, pedagang dan guru ngaji.

Tempat tinggal orangtuanya di kawasan Boto Putih, dekat Masjid Ampel Surabaya, yang tak jauh dari kediaman KH Aunur Rofiq Mansyur, putra KH Mas Mansyur, mengantarkan dirinya mengenal tentang gerakan Muhammadiyah.

Dari sosok yang akrab dipanggil Pak On, yang juga Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Surabaya tahun 1966-1974 itulah, Yazid muda memperoleh banyak pelajaran mengenai pentingnya perjuangan, dan ideologi gerakan Islam berkemajuan. Terlebih setelah melanjutkan studi di Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta.

Pria Antimainstream

Dalam pandangan anaknya, lelaki yang pernah kuliah di Jurusan Pendidikan Universitas Saweri Gading, Sulawesi Selatan—setelah menjalani wajib militer di sana—itu memiliki literasi tinggi. “Ayah belajar kitab kuning secara otodidak. Berlangganan koran dan majalah anak,” kata Nur Ainy, Wakil Sekretaris Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jatim memberikan kesaksian.

Usai lulus dari Mu’allimin, pada Januari 1967 Yazid dijodohkan dengan Suchufil Laily, gadis kelahiran Lumajang. “Ayah ketemu ibu karena dijodohkan saudara jauh,” ungkap istri Hasan Ubaidillah, Ketua Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) PWM Jatim tersebut, mengenai romantika orangtuanya.

Dalam keluarga, pria berperawakan tinggi ini dikenal antimainstream. Saat itu pemerintah sedang gencar mengampanyekan program KB (keluarga berencana), yang membatasi jumlah anak maksimal dua. Tapi Yazid menolak program tersebut, dengan alasannya sendiri. Jumlah anaknya pun tak terbendung, 14 totalnya.

H Muhammad Yazid, Sukses Didik 14 Anaknya Jadi Aktivis. Ditulis oleh Nadjib Hamid, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM), Jawa Timur.
Ustadz Yazid, istri, dan anak-anaknya. Berdiri dari kiri: M. Yazid, Nur Hayati, Nur Laila, Zainal Abdi، Nur Komariyah, Nur Jannah, Nur Ainy, Nur Hidayah, Nur Habibah, Nur Nadhifah, Nur Syahiroh, dan istri Suchufil Laily. Duduk: Zainudin, Nurul Kamalia, Zainal Irsyad. Satu putrinya yang tidak ikut foto adalah Nur Fauziyah. (Istimewa/PWMU.CO)

Inilah 14 Anaknya

Nur Hayati anak tertua, aktif di Majelis Ekonomi PCA Sukolilo tahun 2015-2020; Zainuddin (Surabaya); Nur Laila (Wakil Sekretaris PDA Surabaya 2015-2020), Zainal Abdi (Ketua Komisariat IMM UMSurabaya Tahun 1992), dan Nur Komariyah (Sekretaris PCA Karangpilang tahun 2010).

Sedangkan anak keenam, Nur Jannah menjadi ketua PCNA Karangpilang tahun 1995; Nur Ainy (Wakil Sekretaris PWA Jatim 2015-2020); Nur Hidayah (Anggota MPK PWM Jatim 2015-2020). Anak kedelapan, Nur Fauziyah.

Kemudian Nur Habibah (Wakil Bendahara PW IPM Jatim 2002-2004); Nur Nadhifah (Surabaya); Nur Syahiroh (Bendahara PC IRM Karangpilang tahun 2005), Nurul Kamaliyah (IMM Umsida tahun 2008). Terakhir, anak ke-14, Zainal Irsyad (IMM Umsida tahun 2010).

Kiat Mendidik Anak

Ustadz Yazid mengaku tidak punya kiat khusus dalam mendidik keluarga besarnya. Kecuali selalu menekankan tawakal kepada Allah SWT. “Kami membiasakan untuk mengembalikan semuanya kepada Allah karena pasti ada jalan keluarnya,” tandasnya suatu ketika.

Dia mendidik anaknya bersama sang istri. Utamanya mengenai materi agama, seperti membaca al-Quran dan kaifiyah ibadah. “Selain ayah, ibu juga berperan penting dalam mendidik semua anaknya,” ungkap Nur Hayati, si sulung yang jumlah anaknya hampir menyamai orangtuanya.

Setelah itu, lanjut Yatik—demikian panggilan akrab Nur Hayati—anak yang telah mendapat pelajaran dari orangtua, harus bisa menularkan ilmu pada adik-adiknya. “Prinsipnya, semua anak adalah guru bagi adik-adiknya,” imbuhnya.

Tokoh yang dikesankan ‘kaku’ ini memang dikenal memiliki komitmen ideologi yang sangat kuat. Semua anaknya, diwajibkan sekolah di Muhammadiyah. Alasannya, supaya tidak ketinggalan materi agama. “Kecuali kalau di Muhammadiyah tidak ada jurusan yang dipilih, boleh kuliah di tempat lain,” kata Nur Hidayah, alumni Unesa Jurusan Pendidikan Luar Biasa yang kini tinggal di Malang.

Bersahaja

Menurut kesaksian anak-anaknya, tokoh yang rajin mengisi pengajian di sejumlah tempat ini memiliki karakter bersahaja. Dia tidak suka sesuatu yang sifatnya tabdzir dan pantang meminjam barang orang lain. “Bila ada barang rusak harus dibetulkan sendiri,” kata Zainuddin, anak kedua.

Kepada semua anaknya, dipesankan agar tidak melakukan hal yang melampaui batas kemampuan (harta). Tapi mastatha’tum. Hal itu antara lain dipraktikkan dalam resepsi pernikahan anaknya. Bila punya hajat menikahkan putra-putrinya, hanya mengundang orang secukupnya sesuai kemampuan.

“Tidak menerima buwuhan, karena itu adalah kegiatan tasyakuran. Pernah dibantu jamaah pengajian untuk konsumsi hajatan. Tapi tidak mau menerima,” kata Nur Laila, anak ketiga, memberikan contoh nyata, seraya menambahkan wanti-wanti ayahnya, “Menikahlah karena Allah, sehingga menjalani pernikahan sesuai syariat dalam kondisi apa pun.”

Lakukan Pekerjaan Domestik

Di tengah kesibukannya yang luar biasa, beliau tidak malu melakukan pekerjaan apa pun, untuk mendapatkan penghasilan. Baginya yang terpenting halal. Termasuk rajin membantu pekerjaan domestik. “Jangan meremehkan pekerjaan domestik. Karena hal itu berpeluang jadi sektor usaha potensial,” tausiyahnya di hadapan putra-putrinya.

Sebagaimana diuraikan Nur Komariyah, anak kelima, tiap hari rutinitas ayahnya seperti tanpa jeda. Kalau pagi, membaca kitab kuning. Siang hingga sore, berangkat ke pabrik pengolahan karet milik orang Tionghoa, dengan tetap membawa kitab. “Beliau menjadi orang kepercayaan di pabrik tersebut,” kata Mery, panggilan akrabnya.

Malamnya, mengisi pengajian, rapat Muhammadiyah dan ngompreng untuk menambah penghasilan. “Bemo plat kuning miliknya, digunakan untuk mencari penumpang,” imbuh Mery.

“Namun setiap malam tak pernah melewatkan evaluasi kegiatan anak-anaknya hari itu,” ungkap sang isteri, Suchufil Laili, yang fokus pada pengasuhan anaknya. Karena untuk urusan cuci dan masak, selalu dibantu dua asisten rumah tangga.

Menyadari jumlah anaknya tidak sedikit, dia mengajarinya untuk mudah berbagi dan mandiri. “Kalau ada anaknya mendapat beasiswa karena prestasi, dialihkan untuk murid yang lain. Bila sudah lulus SMA, anak-anak harus sudah mandiri,” ujar Zainal Abdi anak keempat yang kuliah sambil berdagang.

Mengetahui bahwa semua anaknya aktif berorganisasi, dia berpesan agar tetap menjaga keseimbangan kehidupan keluarga dan berorganisasi. “Tidak boleh menjadi PLO (pasukan lali omah). Karena tanggung jawab utama adalah menjaga keluarga dari api neraka,” kata Nur Habibah—pengajar SDMT, istri Timur Aji Hantoro, Sekretaris Majelis Pendidikan Kader PDM Ponorogo—menirukan pesan ayahnya.

Dalam pandangan anak-anaknya, pria yang wafat pada Selasa siang, 12 Juli 2011, itu sangatlah perhatian pada keluarga. “Beliau sering mengajak piknik dan menyediakan suplemen untuk anak-anaknya,” ujar Nur Syahiroh—pengajar di almamaternya, SDM 22 Surabaya—diamini oleh saudara-saudaranya yang lain.

Peduli Kader Ulama

Sebagai Wakil Ketua PDM Surabaya periode 1985-1990 yang membidangi tarjih, H Muhammad Yazid merasa prihatin atas kelangkaan ulama tarjih saat itu. Kepada Mahsun Jayadi, beliau memberikan amanah agar membentuk kader ulama muda, khususnya di bidang ketarjihan.

“Saya wujudkan amanah tersebut dengan menyelenggarakan kursus intensif HPT (Himpunan Putusan Tarjih) yang diikuti 20 pemuda, di gedung SMPM 9 Jalan Kertajaya Surabaya (samping SPBU),” kenang mantan Wakil Ketua PDPM Surabaya yang kini Ketua PDM Surabaya, dengan wajah berseri karena mendapat apresiasi luar biasa.

“Sambil menepuk punggung saya, beliau komentar: Ya, begitulah. Ini yang saya harapkan. Mudah-mudahan sukses,” cerita Wakil Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya) itu mengenai kebanggaan sang pemberi amanah.

Ketua PDM Surabaya

Semasa hidupnya, H Muhammad Yazid beberapa kali masuk jajaran PDM Kota Surabaya. Puncaknya, pada periode 1990-1995 terpilih menjadi ketua. Sejumlah karya monumental diukir olehnya. Antara lain, mengawali pembangunan Kantor PDM di Jalan Sutorejo, Surabaya, yang kemudian dirampungkan oleh penggantinya.

Kantor yang berada di dekat kampus UMSurabaya itu, dalam perjalanannya ditukar guling dengan aset milik UMSurabaya di Jalan Wuni, yang lokasinya berada di tengah Kota Surabaya.

Pada periodenya, tersusun buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah. Menyusul kemudian pembentukan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) oleh periode ketua berikutnya.

Semasa kepemimpinannya pula, PDM Surabaya menjadi tuan rumah Sidang Tanwir Muhammadiyah tahun 1993. Acara tersebut bukan hanya sukses dari sisi penyelenggaraan, tapi juga berhasil membangun citra Persyarikatan yang mampu membongkar kebekuan politik kekuasaan.

Pasalnya, di tengah ramainya dukungan politik agar Presiden Soeharto terpilih kembali pada Sidang Umum MPR, M. Amien Rais, Wakil Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah justru menyuarakan suksesi nasional, agar Soeharto tidak mencalonkan lagi sebagai Presiden RI.

Tak pelak, isu suksesi mewarnai pemberitaan nasional. Memperoleh blowup secara besar-besaran oleh semua media massa. Lima tahun kemudian, isu suksesi yang digelindingkan awal di Surabaya, itu benar-benar menjadi kenyataan. Bahkan bukan hanya terjadi suksesi, tapi reformasi.

Aktif di Partai

Pascareformasi, Prof Amien Rais sebagai lokomotif reformasi ‘dipaksa’ oleh sejarah untuk mendirikan partai politik. Lalu berdirilah Partai Amanat Nasional (PAN). Ketika awal berdiri PAN, Ustadz Yazid diminta oleh Prof Amien Rais untuk memimpin DPD PAN Surabaya periode pertama. Bahkan sempat menjadi anggota DPRD Kota Surabaya pada 2004-2009.

Terkait proses menjadi anggota legislatif, Arif AN yang ketika itu Sekretaris Pimpinan Daerah Pemuda (PDPM) Muhammadiyah Surabaya, punya kesan bahwa beliau memang pemimpin yang tidak ambisius.

“Beliau tidak meminta. Tapi kami sebagai kader yang berjuang agar beliau masuk daftar calon legislatif nomor urut 1 dalam pemilihan anggota DPRD Kota. Alhamdulillah, akhirnya beliau terpilih menjadi anggota DPRD Kota Surabaya,” kenang Sekretaris PDM Surabaya 2015-2020 ini. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni.

Share20763SendTweet12977

Related Posts

Peduli Pendidikan, 530 gawai dibagikan IKA ITS Peduli dan Kemenko PMK RI. Selain gawai, juga ada 530 set perlengkapan school Covid kit.
Kabar

Peduli Pendidikan, Bagikan 530 Gawai

Selasa 26 Januari 2021 | 21:51
40
Kaum pengeluh
Kolom

Kaum Pengeluh dan Pengumpat

Selasa 26 Januari 2021 | 15:14
113
Google
Kabar

Google Search Bakal Hilang dari Aussie

Selasa 26 Januari 2021 | 14:39
64
Karakter saudagar
Headline

Kasus Covid-19 Dunia Tembus 100 Juta, Haedar Nashir Keluarkan Tiga Seruan

Selasa 26 Januari 2021 | 13:26
1.3k
Perjuangan Jenderal Soedirman Berproses dari Muhammadiyah
Kabar

Perjuangan Jenderal Soedirman Berproses dari Muhammadiyah

Selasa 26 Januari 2021 | 12:02
122
Siswa Matsmunam Ukir Prestasi Literasi Nasional
Kabar

Siswa Matsmunam Ukir Prestasi Literasi Nasional

Selasa 26 Januari 2021 | 11:36
147
Next Post
Sukarno dan Hatta terima putusan kemerdekaan INdonesia di Dalat.

Putusan Kemerdekaan Indonesia Disampaikan di Kota Dalat

Mentari Covid-19 bentuk komitmen Muhammadiyah dalam jihad kemanusiaan. Yaitu ikhtiar mengatasi dan mencari jalan keluar dari pandemi Covid-19.

Mentari Covid-19, Jihad Kemanusiaan Muhammadiyah

Hanya Sekadar Saja

Hanya Sekadar Saja

Rocky Gerung vs Adian Napitupulu

Rocky Gerung vs Adian Napitupulu

Hj Musyrifah, Pemimpin Perempuan yang Lahirkan Pemimpin. Ditulis oleh Nadjib Hamid, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM), Jawa Timur.

Hj Musyrifah, Pemimpin Perempuan yang Lahirkan Pemimpin

Discussion about this post

Ngaji Hadist

Musibah, Cara Allah Menghapus Dosa
Ngaji Hadits

Musibah, Cara Allah Menghapus Dosa

Jumat 22 Januari 2021 | 09:06
368

Potret udara soal kerusakan kantor Gubernur Sulawesi Barat yang diguncang gempa (Foto dok CT Arsa sumber detik.com) Musibah, Cara Allah...

Read more
Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu
Ngaji Hadits

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu

Jumat 15 Januari 2021 | 11:14
847

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu. Syekh Ali Jaber salah satu ulama Indonesia yang telah wafat (Foto detik.com) Wafatnya Ulama,...

Read more
Semua Penyakit Ada Obatnya
Ngaji Hadits

Semua Penyakit Ada Obatnya

Jumat 8 Januari 2021 | 09:43
262

Semua Penyakit Ada Obatnya (ilustras freepik.com) Semua Penyakit Ada Obatnya ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami...

Read more
Larangan Mencela Waktu
Ngaji Hadits

Larangan Mencela Waktu

Jumat 1 Januari 2021 | 09:43
419

Larangan Mencela Waktu (ilustrasi ilounge.com) Larangan Mencela Waktu ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid...

Read more

Berita Terkini

Peduli Pendidikan, 530 gawai dibagikan IKA ITS Peduli dan Kemenko PMK RI. Selain gawai, juga ada 530 set perlengkapan school Covid kit.

Peduli Pendidikan, Bagikan 530 Gawai

Selasa 26 Januari 2021 | 21:51
Kaum pengeluh

Kaum Pengeluh dan Pengumpat

Selasa 26 Januari 2021 | 15:14
Google

Google Search Bakal Hilang dari Aussie

Selasa 26 Januari 2021 | 14:39
Karakter saudagar

Kasus Covid-19 Dunia Tembus 100 Juta, Haedar Nashir Keluarkan Tiga Seruan

Selasa 26 Januari 2021 | 13:26
Perjuangan Jenderal Soedirman Berproses dari Muhammadiyah

Perjuangan Jenderal Soedirman Berproses dari Muhammadiyah

Selasa 26 Januari 2021 | 12:02
Siswa Matsmunam Ukir Prestasi Literasi Nasional

Siswa Matsmunam Ukir Prestasi Literasi Nasional

Selasa 26 Januari 2021 | 11:36
Pemerintah Tunda Bahas RUU HIP, Ini Reaksi Muhammadiyah

Abdul Mu’ti, Bapak Muhammadiyah Garis Lucu

Selasa 26 Januari 2021 | 11:01
Partai

Partai Korup Bisa Dibubarkan

Selasa 26 Januari 2021 | 06:18
Peduli bencana, SDMM himpun donasi Rp 21.500.006 untuk korban bencana alam di Sulawesi Barat dan Kalimantan Selatan.

Peduli Bencana, SDMM Himpun Donasi Rp 21 Juta

Senin 25 Januari 2021 | 21:30
Lelang sepeda menjadi bagian kepedulian Unismuh Makassar dalam menggalang dana kemanusiaan untuk gempa di Sulawesi Barat.

Lelang Sepeda, Unismuh Peduli Bencana

Senin 25 Januari 2021 | 17:56

Berita Populer Hari Ini

  • Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    502156 shares
    Share 200862 Tweet 125539
  • Elliyah Fatmawati Susul Dua Saudaranya, Wafat dalam Sebulan

    21140 shares
    Share 8456 Tweet 5285
  • Masjid At-Taubah Surabaya Peduli Bencana

    38143 shares
    Share 15257 Tweet 9536
  • Kasus Covid-19 Dunia Tembus 100 Juta, Haedar Nashir Keluarkan Tiga Seruan

    1276 shares
    Share 510 Tweet 319
  • Abdul Mu’ti, Bapak Muhammadiyah Garis Lucu

    764 shares
    Share 306 Tweet 191
  • Partai Korup Bisa Dibubarkan

    245 shares
    Share 98 Tweet 61
  • Menjawab Teka-teki dan Pro-Kontra Vaksin Covid-19

    1015 shares
    Share 406 Tweet 254
  • Siswa Matsmunam Ukir Prestasi Literasi Nasional

    144 shares
    Share 58 Tweet 36
  • Perjuangan Jenderal Soedirman Berproses dari Muhammadiyah

    120 shares
    Share 48 Tweet 30
  • Kaum Pengeluh dan Pengumpat

    111 shares
    Share 44 Tweet 28
Pwmu.co | Portal Berkemajuan

pwmu.co Portal Berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama.

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com

Follow Us

  • Dewan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Info Iklan

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama