PWMU.CO – Maksimalkan umur dengan menuntut ilmu, sebab hanya setetes air di lautan ilmu yang dikuasai manusia. Berilmu juga harus diiringi takwa agar tidak sombong.
Demikian pesan Deputi Bidang Koordinator Peningkatan Pendidikan dan Moderenisasi Agama, Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Prof Dr R Agus Sartono MBA, dalam Pengenalan Kehidupan Kampus dan Pembinaan Ideologi bagi Mahasiswa Baru (PKK PIMB) Universitas Muhammadiyah (UM) Jember, Sabtu (5/9/20).
Prof Agus Sartono mengatakan, seorang berilmu dan berakal perlu memasukkan nilai agama ke dalam hati. Agar ruh dan jiwa bergerak berdasarkan agama Islam. “Maka internalisasi nilai-nilai Islam yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi juga penting,” ujarnya sembari menyitir Ali Imran ayat 190: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.”
Di ayat selanjutnya, kata dia, menjelaskan definisi orang-orang yang berakal. “Yaitu orang-orang yang memikirkan penciptaan langit dan bumi lalu berdoa, Ya Tuhan kami, tiadalah engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, peliharalah kami dari siksa neraka,” ujarnya mengutip Ali Imran ayat 191.
Maksimalkan Umur dengan Menuntut Ilmu
Maka penting bagi umat Islam, menurut Prof Agus, untuk memaksimalkan karunia umur yang diberikan dari lahir hingga menjelang ajal. “Salah satunya adalah dengan menuntut ilmu. Karena ilmu yang dikuasai manusia belum ada setetes air yang ada di lautan, maka teruslah mencari ilmu.” jelas Guru Besar Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM) tersebut.
Dalam kegiatan virtual via Zoom dan streaming YouTube tersebut, Pria kelahiran Purworejo itu juga menyampaikan, agar ilmu yang dimiliki harus diimbangi dengan ketakwaan agar tidak muncul sifat kesombongan.
“Seperti sekarang, di tengah pandemi Covid-19 yang belum juga berakhir, orang berilmu dan bertakwa memaknai kondisi ini sebagai salah satu bentuk ujian dari Allah. Tugas manusia ya berikhitiar dan berdoa, tidak perlu ber-suudzan,” ungkapnya.
Di kesempatan tersebut, Prof Agus juga berpesan tentang tiga poin yang harus diterapkan cendekiawan. “Selain knowledge (pengetahuan), juga ada skill (keterampilan) dan attitude (sikap). Karena studi yang dilakukan tak akan maksimal jika tak ada knowledge,” tuturnya seraya menyebut aspek pengetahuan berguna untuk kehidupan sosial.
Tetapi bukan hanya pengetahuan, juga keterampilan yang menjadi poin penting selanjutnya yang harus dimiliki. “Kembangkan dan gali potensi yang ada di dalam dirimu. Knowledge dan skill nantinya akan disempurkan oleh attitude. Setinggi-tingginya ilmu yang dimiliki oleh seseorang, apabila attitude-nya jelek, maka tidak akan dihormati orang lain,” pungkasnya.
PKK PIMB 2020-2021 yang digelar UM Jember via daring itu diikuti lebih dari 1300 mahasiswa di sembilan fakultas. Para mahasiswa baru yang berpakaian putih dan beralmamater itu antusias mengikuti acara tersebut. Selain pengenalan kehidupan kampus, mereka juga dikenalkan dengan beragam UKM yang ada di UM Jember, seperti Teater Oksigen, PMR, Tapak Suci, BEM, musik, serta lainnya.
Sebelumnya, Rektor UM Jember Dr Hanafi MPd menegaskan komitmennya, untuk mematuhi peraturan pemerintah dengan tidak mengadakan pertemuan yang melibatkan banyak orang. “Tidak akan mengurangi ke khidmatan penyambutan mahasiswa baru, meskipun tahun ini dikemas dengan cara berbeda,” ungkapnya. (*)
Penulis Disa Yulistian. Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni