PWMU.CO – Kokam Jatim konsolidasi dan nyatakan sikap atas insiden persekusi yang dialami relawan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) di Jakarta.
Demikian yang disampaikan Komandan Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam) Jawa Timur Al Muslimun saat konsolidasi di Pusdam, Jalan Wuni No 9 Surabaya, Kamis (15/10/20).
Dalam pernyataan sikapnya atas persekusi yang dialami relawan MDMC saat aksi demonstrasi di Jakarta beberapa saat lalu, Al Muslimun mengatakan hal tersebut melukai nilai kemanusiaan.
“Atas kejadian tindakan represif oknum aparat terhadap relawan kesehatan Muhammadiyah di Jakarta, yang merupakan anggota Kokam yang tergabung dalam MDMC, merupakan tindakan keji, tidak profesional, dan melukai nilai kemanusiaan,” ujarnya.
Maka, lanjut Al Muslimun, kasus tersebut harus segera ditindak dan diadili seadil-adilnya bagi pelaku, komando lapangan, dan pemberi perintah. Usut hingga tuntas,” tegasnya.
Jika tidak diambil tindakan dan hukuman yang adil, sambung dia, maka dapat memunculkan protes lebih besar dan ketidakpercayaan terhadap institusi kepolisian. “Kokam sepakat perlu menyalurkan aspirasi dengan baik dan tidak anarkis,” papar Al Muslimun.
Meluruskan Niat dan Bangkit
Dalam kegiatan konsolidasi tersebut juga dihadiri Panglima Wilayah/Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Jawa Timur Dikky Syadqomullah SHI MHES. Dikky menyampaikan, dalam mengikuti Kokam perlu meluruskan niat. “Niat hanya karena Allah. Kokam juga perlu ngaji, menumbuhkan tauhid, dan terus melakukan pemetaan dengan pendataan anggota Kokam,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Surabaya Ahmad Rosyidi mengingatkan kembali tiga senjata Kokam. “Tiga senjata tersebut adalah tauhid, ilmu, dan amal. Ketiganya adalah senjata. Mari bangkit untuk menjaga Persyarikatan Muhammadiyah, ulama Muhammadiyah, dan untuk menjaga bangsa Indonesia,” ungkap Cak Ros, sapaannya.
Dia juga berharap, agar Kokam Surabaya bisa kembali bangkit. “Kita dulu saat memimpin dapat mengumpulkan Kokam dengan wali kota Surabaya. Kita ingin mengulang kembali kebangkitan Kokam di Surabaya. Kokam Surabaya harus menjadi barometer Kokam di Jawa Timur,” kata Cak Ros. (*)
Penulis Syahroni Nur Wachid. Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.