PWMU.CO – Opini ringan berbobot, baca karya Nur Cholis Huda. Demikian diungkapkan mantan Pemimpin Redaksi Jawa Pos Dhimam Abror Djuraid dalam kegiatan PWMU.CO Sapa Kontributor II yang digelar secara daring, Sabtu (24/10/2020).
Dhimam Abror menyampaikan, Nur Cholis Huda—Wakil Ketua PWM Jatim—itu hebat karena produktivitasnya. Selain menulis opini, setiap tahun selalu menghasilkan satu buku.
“Saya murid beliau karena beliau punya adik namanya Rofiq Huda yang mondok di Maskumambang. Rofiq Huda adalah mentor saya dalam menulis, selain almarhum ayah saya dan kakak-kakak saya. Rofiq Huda mengajak saya untuk menulis di majalah dinding,” ujarnya.
Tulisan Sederhana
Menurutnya para kontributor harus belajar kepada Nur Cholis Huda. Tulisannya sederhana seolah-olah tidak memakai referensi. Tetapi referensi kauniah beliau yang sangat kuat.
“Pengalaman sehari-hari atau kejadian di lingkungan sekitar beliau menjadi tulisan yang sangat ringan tapi berbobot dan menarik,” ungkapnya.
“Saya termasuk penggemar tulisan Pak Nur. Saya hampir selalu punya buku beliau. Yang Kasih Ilahi Tak Bertepi nanti saya minta gratis ke Pak Nadjib. Ini bagus untuk honor saya menjadi pemateri hari ini,” kelakarnya disambut tawa peserta.
WA Hasanah WA Dholalah
Coba diingat, lanjutnya, yang sudah membaca buku WA Hasanah WA Dhalalah. Di buku itu Nur Cholis Huda berharap supaya kalau khutbah Ramadhan terutama bakda Tarawih jangan hanya terpaku ayat “Kutiba alaikumushiyam‘.
“Jangan itu terus bisa bosan jamaahnya. Harus bervariasi materinya. Tulisan-tulisan di buku ini terus-terang banyak mengilhami saya,” jelasnya.
Kemudian, lanjutnya, buku Jalan Terpendek Menuju Tuhan sangat istimewa. “Jadi sebenarnya tidak usah jauh-jauh belajar. Dari lingkungan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim sendiri banyak penulis opini. Coba pelajari gaya tulisan. Gaya Pak Nur bisa kita terapkan,” ucapnya.
Dhimam lalu mengajak peserta yang berasal dari berbagai daerah di Jarim seperti Gresik, Bojonegoro, Banyuwangi, Probolinggo, Jember, Tuban, Malang, dan kota lainnya untuk belajar dari Nur Cholis Huda. “Kita bisa menyerap ayat kauniah seperti gaya tulisan Pak Nur Cholis Huda,” ajaknya.
Sulit Jadi Mudah
Dhimam Abror Djuraid mengajak menulis opini secara mudah, bukan sesuatu yang sulit. Dia lalu menghubungkan dengan istilah pakar. Ada yang disebut pakar komunikasi, pakar politik, atau pakar ekonomi. Menurutnya banyak yang bangga disebut pakar. “Padahal pakar itu apa-apa jadi sukar. Dia merasa pakar kalau sudah profesor doktor,” ujarnya disambut senyum peserta.
Dia melanjutkan, pakar itu dari bahasa Arab: fakar atau ahli fikir. Tapi di sini apa-apa jadi sukar. Sesuatu yang sederhana akhirnya diteorikan.
“Ndakik-dakik. Akhirnya orang merasa wah ini pakar, karena apa-apa jadi sulit. Padahal Nur Cholis Huda malah sesuatu yang kebalikannya. Sesuatu yang sulit jadi mudah,” terangnya.
“Saya yang sudah belajar komunikasi sampai S-3 mencoba mempelajari WA Hasanah WA Dhalalah. Ternyata komunikasi kita dengan keluarga, komunikasi dengan istri, dan anak ternyata kita belum komunikatif,” tambahnya.
Teorinya kalau sebagai doktor ilmu komunikasi mesti bisa menyebutkan teori yang ndakik seperti teori simbolis, teori komunikasi budaya dan lainnya. Saya bisa menteorikan tapi menjadi sulit tulisannya Nur Cholis Huda.
Menyinggung soal sebutan doktor Dhimam Abror pun punya candaan. “Saat saya di Jawa Pos sudah punya gelar doktor. Artinya mondok di kantor. Karena saat itu belum bisa bayar kos. Banyak wartawan Jawa Pos yang bergelar doktor karena banyak yang mondok di kantor,” katanya.
Tulisan Bawa Perubahan Sikap
Nur Cholis Huda, menurutnya, adalah orang yang cendekiawan dengan khasanah pemikiran luas. Menguasai khasanah pemikiran umum dan pemikiran agama serta budaya
“Sehingga menjadikan tulisannya mudah dimengerti, enak dinikmati dan membawa kesan yang mendalam. Tulisan itu akan membawa pada perubahan sikap,” paparnya.
“Saya menyarankan dan mengusulkan nanti yang tidak kebagian hadiah buku Kasih Ilahi Tak Bertepi harus beli. Segera dipelajari. Beginilah cara menulis opini. Tidak perlu jauh-jauh mencari contoh, cukup baca karya Nur Cholis Huda,” pesannya.
Dalam acara tersebut buku Kasih Ilahi Tak Bertepi dihadiahkan oleh Wakil Ketua PWM Jatim Nadjib Hamid kepada 10 peserta pendaftar pertama. (*)
Penulis Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.