PWMU.CO– Nova Kayla Anggraini (11), anak penyandang bisu tuli dari Ketapang Banyuwangi memerlukan alat bantu dengar. Dia membutuhkan alat itu untuk mendukung keinginannya bisa mengaji al-Quran.
Dia bersama ibu asuhnya, Sriyatun Windarni, dari rumahnya di Dusun Pancoran RT 02 RW 03 Desa Ketapang Kec. Kalipuro Banyuwangi naik kereta api ke Surabaya lantas menuju ke Kantor Lazismu Jatim Jl. Kertomenanggal, Selasa (27/10/2020).
Keduanya diterima Ketua Lazismu Jatim drh Zainul Muslimin bersama pengurus lainnya. ”Kayla ingin bisa mengaji seperti teman-temannya. Karena itu bersedia dipasang alat bantu dengar. Ke Surabaya juga ingin dibelikan tas tempat al-Quran untuk mengaji,” cerita Sriyatun.
Nova Kayla menyampaikan keinginannya itu dengan bahasa isyarat tangan. Sehari-hari bahasa isyarat itu yang dipakai berkomunikasi. Dia bersekolah di SLB Ketapang kelas V. Meskipun Kayla sudah berumur 11 tahun tapi badannya kecil karena lambat tumbuh. Tapak kakinya juga lemah sehingga memerlukan kruk untuk berjalan.
Sriyatun bersyukur bertemu dengan amil Lazismu Banyuwangi untuk membantu pengadaan alat bantu dengar. Karena alat ini ada di Surabaya lalu berkoordinasi dengan Lazismu Jatim. ”Semoga keinginan Kayla bisa mendengar dan mengaji segera terlaksana,” ujar Sriyatun yang bekerja sebagai pemelihara sapi.
Anak Sebatang Kara
Dia menceritakan nasib malang Kayla. Awalnya ada seorang perempuan bernama Anita datang dari Sumbawa menumpang kerja ke warung kakak ipar Sriyatun bernama Yaniarti (40) di Ketapang, dekat pelabuhan Banyuwangi.
Anita kondisi hamil tua. Dia mengaku dari Malang tapi KTP-nya asal Bogor. Saat di Sumbawa nikah siri dengan Jeremy, sopir bus. Tapi selama di Ketapang suaminya ini tak pernah muncul.
Setelah tiga bulan melahirkan Anita menyerahkan bayinya kepada Yaniarti. Lalu dia pergi hingga kini tak pernah kembali menengok anaknya. Usia lima tahun, Yaniarti pernah membelikan alat bantu dengar. Beberapa bulan setelah itu Yaniarti meninggal dunia karena serangan jantung. Kayla kemudian diasuh Sriyatun.
Alat bantu dengar Kayla setelah tiga tahun rusak. ”Jadi dari usia 5-8 tahun Kayla sudah pernah belajar mendengar dan bicara. Dia sudah bisa mengucapkan kata mama, ayah, abis, bu,” cerita Sriyatun. Dia juga mendengar kalau ada suara bantingan pintu, petir, atau loud speaker. Setelah alatnya rusak selama tiga tahun ini dia tak mendengar lagi.
Ketua Lazismu Jatim Zainul Muslimin mengatakan, akan menggalang donasi untuk membantu Kayla agar bisa mendengar lagi dan mengaji seperti keinginannya. Alat bantu dengar ini total harganya sekitar Rp 9,5 juta,” ujar Zainul menjelaskan.
Zainul mengatakan donatur bisa menyumbangkan infaknya untuk membantu Kayla ke rekening Lazismu di Bank Muamalat nomor 7710015631 atas nama Lazis Muhammadiyah Jawa Timur.
Saat di Surabaya, Kayla sudah dicetakkan ukuran alatnya dan uji coba tes pendengaran. Alat bantu dengar yang sesuai ukurannya ini akan jadi sepekan lagi. Untuk sementara dia memakai alat bantu dengar yang dimiliki Lazismu Jatim. (*)
Penulis Aditio Editor Sugeng Purwanto