PWMU.CO – Pandemi, Tren Eksploitasi Anak Berpotensi Naik. Di masa pandemi Covid-19, tren kekerasan anak, eksploitasi, pornografi, dan kekerasan seksual di ruang-ruang digital bisa meningkat.
Hal itu disampaikan Ketua Majelis Kesejahteraan Sosial Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur Budiyati MPd pada Webinar Integrasi Promosi Kesehatan dalam Program Kesejahteraan Sosial yang diselenggarakan oleh Majelis Kesejahteraan Sosial (MKS) dan Majelis Kesehatan (MKes) PWA Jatim, Sabtu (21/11/2020).
“Di masa pandemi ini, anak-anak yang ditempatkan di pengasuhan luar keluarga seperti di panti asuhan atau di lembaga asuhan lainnya, berada dalam situasi yang membuat anak lebih rentan terpapar berbagai risiko,” tuturnya.
Perhatian Aisyiyah
Sehingga, dia mengatakan, hal ini harus diperhatikan oleh Aisyiyah sebagai penanggung jawab, penyelenggara dan pengelola panti asuhan Aisyiyah di Jawa Timur.
Menurutnya, di masa pandemi Covid-19 ini ada banyak efek domino yang terjadi pada anak-anak. Pasalnya kebiasaan baru harus dijalani. Semua aktivitas, dari mulai belajar secara daring, berinteraksi dengan HP, laptop, dan media elektronik lainnya dilakukan lebih lama.
“Pola kebiasaan baru juga harus dilakukan bagi pengelola panti asuhan Aisyiyah untuk menyediakan fasilitas cuci tangan, penyemprotan disinfektan di lingkungan sekitar, pembagian masker, hingga pengaturan jaga jarak ketika kegiatan berlangsung,” imbaunya.
Menurutnya, penyediaan sarana belajar daring serta edukasi pentingnya pola hidup sehat (PHBS) juga harus diperhatikan untuk melindungi anak-anak asuh agar terhindar dari Covid-19.
Persoalan penting lainnya dan menjadi program prioritas bagi MKS dan MKes PWA Jatim adalah terkait pemenuhan gizi, PHBS, pendidikan kesehatan reproduksi (kespro) dan penerapan protokol kesehatan di masa Covid-19 bagi panti asuhan.
Kolektif Kolegial
Sementara itu Ketua Majelis Kesehatan PWA Jatim Dr Shopiat Sutjahjani MKes menjelaskan, kunci promosi kesehatan adalah masyarakat belajar menolong dirinya serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya dari masyarakat. Hal itu diharapkan akan mampu melakukan pola hidup bersih dan sehat.
“Strategi yang harus dilakukan adalah pemberdayaan individu, keluarga, masyarakat dan melakukan advokasi serta bersinergi dengan lintas bidang atau majelis di Aisyiyah. Sebab pelaksanaannya akan efektif ketika dilakukan secara kolektif,” ucapnya.
Dia mengatakan, kerja bareng antara MKS-MKes di tingkat wilayah, daerah, cabang, dan ranting harus dilakukan serta bekerjasama dengan amal usaha Aisyiyah (AUA) di bidang kesehatan dan kesejahteraan sosial.
Dia pun menambahkan, Majelis Kesehatan PWA Jatim telah merencanakan kegiatan sosialisasi, edukasi, asistensi, dan melakukan monitoring penerapan protokol kesehatan Covid-19 khususnya di panti asuhan Aisyiyah sekaligus penyerahan bantuan berupa masker dan makanan, minuman bergizi di beberapa panti Aisyiyah di Jatim.
“Kegiatan di PWA ini selanjutnya untuk diikuti dan ditindaklanjuti oleh Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) di 38 Kabupaten atau Kota Se-Jatim serta disarankan bekerjasama dengan Dinkes, BKKBN, Dinsos, dan stakeholders setempat untuk akses dukungan masker, makanan atau minuman untuk anak dan kebutuhan kesehatan lainnya,” jelasnya.
Rencana Tindak Lanjut
Selanjutnya wakil ketua yang membidangi MKS-MKes Dra Nur Haidah menegaskan, MKS-MKes memiliki tanggung jawab dan kewenangan mengelola program sesuai bidang garapnya.
“Dalam pelaksanaan pengelolaan program ada yang bersinggungan dengan program dan kegiatan majelis serta lembaga lain, maka diperlukan integrasi dan sinergi program antara MKS-MKes untuk saling kerjasama. Tidak lagi sekedar sama-sama kerja untuk tercapainya usaha-usaha Aisyiyah yang mengarah pada penguatan dan pengembangan dakwah yang mencerahkan,” tegasnya.
Lanjutan dari kegiatan yang diikuti lebih dari 100 peserta dari PDA MKS-MKes se-Jatim ini peserta diwajibkan membuat Rencana Tindak Lanjut (RTL) melalui link di sini serta melaksanakannya bersinergi dengan MKS-Mkes di masing-masing daerah. (*)
Kontributor Dwi Wahyuningsih Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni