• Redaksi
  • Iklan
  • JarMed
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
Advertisement
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Negara Tidak Boleh Kalah yang Salah Kaprah

Senin 21 Desember 2020 | 19:04
in Kolom
0
539
SHARES
550
VIEWS
Negara tidak boleh kalah
Penjual kaos HRS. (foto okezone)

Negara Tidak Boleh Kalah yang Salah Kaprah oleh Sugeng Purwanto, Ketua Lembaga Informasi dan Komunikasi PWM Jawa Timur.  

PWMU.CO-Istilah yang populer belakangan ini adalah negara tidak boleh kalah. Mulai dari Presiden Jokowi, menteri dan aparat hukum mengucapkan kalimat itu.

Narasinya negara tidak boleh kalah dari preman, ormas, atau pelanggar hukum. Preman atau ormas yang disentil adalah FPI dan Muhammad Rizieq Shihab. Pernyataan itu mendapat sorotan dari dosen UI, Rocky Gerung.

Menurut Rocky Gerung, narasi yang dihidupkan negara tidak boleh kalah dengan kata lain negara harus menang. Negara itu bagian dari sistem hukum. ”Kalau negara bikin kesalahan maka negara tidak boleh kalah. Harus menang. Maka dipakai segala cara agar menang. Itu makna yang diucapkan Presiden Jokowi,” katanya.

Kalau presiden bilang negara tidak boleh kalah, sambung dia, maka seluruh tindakan aparat harus dibenarkan. Itu artinya presiden abuse of judicial power. Itu menghina pengadilan karena mendahului keputusan pengadilan.

Dia menjelaskan, munculnya istilah negara tak boleh kalah berasal dari prinsip negara Jerman saat dikendalikan Adolf Hitler. Di zaman Nazi, prinsip itu diucapkan. Waktu pemimpin Nazi mulai diadili tahun 1946, Gustaf Radbruch datang dengan dalil terbalik. Hukum positif negara isinya adalah kejahatan karena itu harus dibalik prinsipnya.

Baca Juga:  Ummu Jamil Sewot Diolok-olok dalam Surat Al Lahab

Menurut Rocky, dasar prinsip ini yang tak dimengerti pembisik Jokowi di istana. Mereka tak mengerti logika hukum. ”Jadi prinsip negara tak boleh kalah itu adalah positivisme in optima forma. Pemberlakuan hukum positif di tingkat paling tinggi,” jelasnya.

Dikatakan, buat apa ada pengadilan kalau presiden bilang negara gak boleh kalah. ”Jadi yang musti dikalahkan siapa? Rakyatnya? Ini otak yang tidak lengkap yang masuk dalam pembicaraan publik lalu semua menganggap itu benar,” tandas ahli filsafat ini.

Prinsip Keadilan

Prinsip bahwa hukum itu menjamin keadilan maka masukkan ke pengadilan. ”Bukan negara tidak boleh kalah. Negara bisa dikalahkan di dalam pengadilan. Logika begini kok gak pernah diajarin,” ujar Rocky.

Menurut dia, kita berada di situ stateism, negaraisme. Segala sesuatu negara harus dibenarkan. Ini contoh dari kemampuan kekuasaan mengelola negara di dalam keadaan kepanikan karena legitimasi berkurang bahkan merosot. Lalu dicari cara negara tidak boleh kalah.

Baca Juga:  Cuti Bersama, Keputusan Ironi dan Kontradiksi di Masa Pandemi Covid

Pemerintah tidak boleh menganggap dia itu negara. Itu artinya sama dengan Louis XIV, Raja Prancis, yang menganggap l’etat c’est moi, aku adalah negara, karena itu negara tidak boleh kalah karena aku tidak boleh dikalahkan. ”Kondisi ini menjadikan kita buruk menghadapi soal keadilan,” tuturnya.

Ditegaskan, disebut negara hukum adalah negara yang bisa diakses oleh warga negara yang berbeda. Equality before the law. Bukan diartikan semua orang sama di depan hukum. ”Bukan begitu prinsip John Locke.  Equality before the law artinya hukum harus bisa diakses sama oleh orang yang berbeda,” tandasnya.

Paranoid Kaos

Tentang aparat polisi dan tentara merazia kaos bergambar Habib Rizieq Shihab kepada peserta demonstrasi, Rocky menyatakan itu wujud dari sikap parno (paranoid, maksudnya).

”Mustinya yang razia itu didampingi psikiater atau psikolog, supaya psikolog bisa menentukan, yang parno itu yang merazia apa yang pakai kaos. Itu mesti jelas, siapa yang paranoid,” kata Rocky dalam acara FNN.

Baca Juga:  Gaya Manajemen Blangkon ala PLN

Razia kaos, menurut Rocky, merupakan bentuk gelaja baru bahwa orang mau menikmati sensasi dari memakai kaos. Dulu ada kaos Ganti Presiden, sekarang muncul kaos Habib Rizieq. ”Ini akhirnya pemerintah memusuhi kaos. Ini ajaibnya di situ. Bahwa ini bangsa betul-betul tenggelam dalam kekonyolan, ini noraknya makin gila ini,” tambahnya.

Dikatakan, keparanoidan yang dialami gara-gara kaos ini mirip dengan gejala panthom pain yang sering dialami oleh orang yang diamputasi. Itu terjadi karena yang bersangkutan punya memori di kepalanya sehingga ketika tangan diamputasi, seolah-olah rasa sakitnya masih terasa di ujung jari.

Gejala itulah yang dalam realitas sosial saat ini diidap oleh negara apalagi menyangkut Habib Rizieq. Habib Rizieq itu ada di dalam penjara tapi seolah-olah negara ini terkena panthom pain. Kaos yang beredar dipakai pendukungnya itu dirasakan oleh negara HRS masih ada di mana-mana. Untuk menghilangkan panthom pain maka pemakai kaos dirazia. (*)

Penulis/Editor Sugeng Purwanto

Tags: HABIB RIZIEQ SHIHABkeadilanRocky GerungSugeng Purwanto
Share216SendTweet135

Related Posts

Masa presiden
Kabar

Presiden Tiga Periode Tanda Munculnya Obsolutisme Kekuasaan

Selasa 12 Januari 2021 | 19:49
290
Fathu Mekkah
Featured

Fathu Mekkah, Ini Pasukan yang Dihadapi Nabi

Minggu 10 Januari 2021 | 14:23
368
Ayat alif laam miim
Featured

Ayat Alif Laam Miim Bikin Merinding Orang Yahudi

Jumat 8 Januari 2021 | 07:09
11.1k
Surat al Quraisy
Kajian

Surat Quraisy, Strategi Hindari Pembubaran Ormas

Jumat 8 Januari 2021 | 05:58
214
Politisi Ali Taher
Featured

Politisi Pengkritik Menag Itu Telah Tiada

Senin 4 Januari 2021 | 18:46
19.2k
Politikus
Kolom

Politikus Gaya Tyson atau Ali

Sabtu 2 Januari 2021 | 11:09
419
Next Post
Perang tagar

Perang Tagar Anak Pak Lurah dan Kematian Demokrasi

Yusril dan Pilihan di Seberang Sana

Yusril dan Pilihan di Seberang Sana

Hidup-hidupilah Muhammadiyah Dorong Perjuangan Tokoh Lokal

Hidup-hidupilah Muhammadiyah Dorong Perjuangan Tokoh Lokal

The Real Muhammadiyah Dapat Tantangan Ini

The Real Muhammadiyah Dapat Tantangan Ini

Senter Ajaib SD Muri Terbaik di DKAI 2020

Senter Ajaib SD Muri Terbaik di DKAI 2020

Discussion about this post

Ngaji Hadist

Musibah, Cara Allah Menghapus Dosa
Ngaji Hadits

Musibah, Cara Allah Menghapus Dosa

Jumat 22 Januari 2021 | 09:06
397

Potret udara soal kerusakan kantor Gubernur Sulawesi Barat yang diguncang gempa (Foto dok CT Arsa sumber detik.com) Musibah, Cara Allah...

Read more
Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu
Ngaji Hadits

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu

Jumat 15 Januari 2021 | 11:14
857

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu. Syekh Ali Jaber salah satu ulama Indonesia yang telah wafat (Foto detik.com) Wafatnya Ulama,...

Read more
Semua Penyakit Ada Obatnya
Ngaji Hadits

Semua Penyakit Ada Obatnya

Jumat 8 Januari 2021 | 09:43
271

Semua Penyakit Ada Obatnya (ilustras freepik.com) Semua Penyakit Ada Obatnya ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami...

Read more
Larangan Mencela Waktu
Ngaji Hadits

Larangan Mencela Waktu

Jumat 1 Januari 2021 | 09:43
432

Larangan Mencela Waktu (ilustrasi ilounge.com) Larangan Mencela Waktu ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid...

Read more

Berita Terkini

Wakaf uang

Wakaf Uang Menurut Muhammadiyah

Kamis 28 Januari 2021 | 21:01
Kopwan Padi Berseri PCA Brondong Raih Penghargaan

Kopwan Padi Berseri PCA Brondong Raih Penghargaan

Kamis 28 Januari 2021 | 20:13
Rezeki Mahal di Tengah Covid. Kolom ditulis oleh Mohammad Nurfatoni, Pemimpin Redaksi PWMU.CO.

Tuhan: Ia, Dia, atau Beliau?

Kamis 28 Januari 2021 | 15:36
Sentra IT di Playgroup Tunas Aisyiyah berlangsung menarik dan seru, Rabu (27/1/21). Kegiatan sentra IT berbeda dengan pembelajaran biasanya

Sentra IT di Playgroup Tunas Aisyiyah, Seru!

Kamis 28 Januari 2021 | 12:54
Muhammadiyah dan Amal Usaha Demo

Muhammadiyah dan Amal Usaha Demo

Kamis 28 Januari 2021 | 12:18
Kisah Sukarno Terpesona KH Ahmad Dahlan oleh M. Anwar Djaelani, peminat biografi tokoh-tokoh Muslim.

Kisah Sukarno Terpesona KH Ahmad Dahlan

Kamis 28 Januari 2021 | 11:29
Siswi Matsmunam Ini Kembali Ukir Prestasi

Siswi Matsmunam Ini Kembali Ukir Prestasi

Kamis 28 Januari 2021 | 09:29
153 warga Cina

153 Warga Cina yang Sakti

Kamis 28 Januari 2021 | 06:57
Podcast Jembermu Solusi Dakwah Era Pandemi

Podcast Jembermu Solusi Dakwah Era Pandemi

Rabu 27 Januari 2021 | 21:59
Dua pidato Jokowi

Dua Pidato Jokowi yang Kontradiktif

Rabu 27 Januari 2021 | 21:51

Berita Populer Hari Ini

  • Trisila muncul dalam RUU HIP tanda Pancasila belum selesai. Foto Abdul Mu'ti.

    Kenapa Tak Ada yang Ngaku Keturunan Yesus?

    33463 shares
    Share 13385 Tweet 8366
  • Kisah Sukarno Terpesona KH Ahmad Dahlan

    8487 shares
    Share 3395 Tweet 2122
  • 153 Warga Cina yang Sakti

    2058 shares
    Share 823 Tweet 515
  • Wakaf Uang di Tengah Korupsi Uang Rakyat

    1752 shares
    Share 701 Tweet 438
  • Dua Pidato Jokowi yang Kontradiktif

    1726 shares
    Share 690 Tweet 432
  • Elliyah Fatmawati Susul Dua Saudaranya, Wafat dalam Sebulan

    22838 shares
    Share 9135 Tweet 5710
  • Wakaf Uang Menurut Muhammadiyah

    891 shares
    Share 356 Tweet 223
  • Kasus Covid-19 Dunia Tembus 100 Juta, Haedar Nashir Keluarkan Tiga Seruan

    1654 shares
    Share 662 Tweet 414
  • Muhammadiyah dan Amal Usaha Demo

    304 shares
    Share 122 Tweet 76
  • Jipolmu Lamongan Baksos Banjir Kalitengah

    260 shares
    Share 104 Tweet 65
Pwmu.co | Portal Berkemajuan

pwmu.co Portal Berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama.

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com

Follow Us

  • Dewan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Info Iklan

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama