ADVERTISEMENT
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
Jumat, Maret 24, 2023
  • Login
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Demokrasi Kambing dan Bebek

Sabtu 9 Januari 2021 | 15:55
4 min read
724
SHARES
2.3k
VIEWS
ADVERTISEMENT
Demokrasi kambing
Emha Ainun Nadjib

Demokrasi Kambing dan Bebek oleh Emha Ainun Nadjib, budayawan.

PWMU.CO– Kabarnya hampir semua nabi-nabi dulu punya episode hidup di mana mereka menggembalakan kambing. Tidak ada penelitian yang menginformasikan tentang punya siapa kambing-kambing itu.

Punya nabi-nabi itu sendiri, ataukah ada semacam juragannya dan para nabi itu mburuh angon kepadanya. Juga tidak ada informasi tentang jenis kambingnya, apakah kambing pemakan rumput atau rambanan atau daun-daunan. Tetapi bisa kita hampir pastikan di zaman itu mestinya belum ada kambing guling, kambing geprek atau sate kambing.

Andaikan Tuhan juga menurunkan nabi-nabi di Pulau Jawa atau kepulauan nusantara lainnya, mestinya beliau-beliau juga menggembalakan bebek dan menthog. Tapi Allah membatasi teritorial turunnya nabi-nabi hanya di seputar Timur Tengah, dan itu pasti atas pertimbangan alam, antropologi, dan kesejarahan yang matang dari Tuhan.

Sebagian dari bangsa Indonesia ini kabarnya adalah keturunan nabi terakhir yaitu Muhammad bin Abdullah. Meskipun semua pasti keturunan nabi pertama yakni Mbah Adam. Kalau kebanyakan nabi-nabi itu pernah angon kambing, saya berani memastikan bahwa bangsa Indonesia lebih cenderung merupakan keturunan para nabi, dan mutlak bukan keturunan kambing-kambingnya.

Jadi mestinya secara genealogis bangsa Indonesia mestinya bukan kumpulan manusia yang mentalnya membebek atau mengkambing. Karena nenek moyang bangsa Indonesia adalah para nabi, maka watak utama bangsa Indonesia, apalagi para pemimpinnya, mestinya adalah mental pelopor, perintis, pembaharu, inovator, bahkan inventor.

Bahwa faktanya selama hampir satu abad belakangan ini bangsa Indonesia malah mengindikasikan seolah-olah mereka bukan anak turun nabi-nabi melainkan cucu-cicit kambing dan bebek, pasti memang telah terjadi dan mungkin masih tetap berlangsung suatu kesalahan sejarah, kekhilafan prinsip hidup, kekeliruan manajemen dan kengawuran pengelolaan, dari level eksistensi hingga pelaksanaan pembangunan sejarah.

Rumput Politic

Bahwa dalam mendirikan kebersamaan dalam formula negara, cara memilih pemimpin, cara menjalani perilaku kebudayaan, cara menentukan cita-cita dan masa depan, sampai cara berpakaian, cara bernyanyi hingga makan minum dlsb sangat dipenuhi oleh dimensi kambing dan nuansa bebek, pasti karena dulu bapak-bapak merintis kemerdekaan dan pembangunan bangsa dan negara ini kurang berpikir panjang, kurang mempertimbangkan keutuhan, kelengkapan, keseimbangan masa depan.

Sehingga hari ini bangsa Indonesia sudah bukan lagi bangsa Indonesia, kalau berkaca pada sejarahnya, antropologinya, nasab peradabannya, sanad kebudayaannya. Bahkan bangsa Indonesia tergolong bangsa yang bukan hanya mengingkari siapa diri-sejarah mereka, namun juga meremehkan, merendahkan dan memperolok-olok nenek moyang mereka.

Itu semua sangat mudah ditemukan cerminan atau indikatornya di dalam perilaku sehari-hari, dalam habitat politiknya, watak kebudayaannya, serta ketidakpedulian mereka terhadap nilai-nilai keberadabannya.

Pemerintah Indonesia dari era ke era tidak apresiatif terhadap kepeloporan di bidang ilmu, terhadap keperintisan di bidang kreativitas budaya, terhadap inovasi dan invensi anak-anak bangsa sendiri yang sesungguhnya memiliki banyak fadhilah dan keistimewaan dibanding bangsa-bangsa lain di muka bumi.

Kalau nabi-nabi menggembalakan kambing atau bebek, para kambing dan bebek berjalan di depan, penggembalanya membawa cambuk atau tongkat menguntit di belakangnya. Tetapi fakta politik dan manajemennya tetap para nabi dan penggembalalah yang memimpin perjalanan kambing-kambing dan bebek-bebek itu.

Dengan demokrasi seakan-akan rakyat adalah garda depan derap perjalanan sejarah Indonesia, seolah-olah rakyat adalah pemegang kedaulatan utama.

Tetapi di alam praktik Pemilu, Pilpres, Pilgub, Pilbup hingga Pilkades — rakyat adalah kambing-kambing yang asalkan dikasih sejumput rumput, mereka ngikut mau dicambuk disuruh ke arah mana saja.

Bebek-bebek itu asalkan dikasih sejumput dhedhak, mereka anut grubyug dibawa ke mana saja. Demokrasi Indonesia sampai hari ini masih demokrasi kambing dan bebek. Memang tidak ada money politic dalam demokrasi kambing dan bebek. Yang ada adalah rumput dan dhedhak politic. Bagi rakyat Indonesia, kedaulatan bernegara amat sangat murah.

Binatang Globalisasi

Anak-anak muda yang saya bergabung dalam lingkarannya sejak di Gontor hingga Yogya hari ini, adalah anak-anak bangsa yang menolak jadi kambing dan bebek. Sejak komunitas Dipowinatan hingga KiaiKanjeng dan Maiyah, mereka sangat tekun menanamkan jiwa pelopor, perintis, dan pembaharu. Mereka tidak menjadi ekor dari binatang globalisasi apapun saja.

Misalnya, apa istimewanya kalau masyarakat teater bikin arisan? Kalau Anak-anak kampung Dipo secara alamiah berkumpul bikin pementasan drama? Kalau Kelompok Karawitan Dinasti bikin aransemen-aransemen musik-puisi? Kalau Gamelan KiaiKanjeng meracik segala macam jenis, negeri dan benua musik dan diminta untuk nonstop 30 tahun berkeliling desa-desa, hutan-hutan, gunung-gunung, pantai-pantai, lapangan-lapangan, gedung-gedung, sampai ke 26 kota-kota dunia?

Manusia sepanjang zaman menjalani hidup dengan dua prinsip: patuh atau kreatif. Ngikut atau bikin sendiri. Menciptakan sendiri atau meniru-niru, menjiplak. Tajdid atau taqlid. Jadi perintis atau mbuntut. Jadi pelopor atau anut grubyug. Bikin kepala sendiri atau mengekor. Baik dalam urusan personal dirinya masing-masing, sampai berkeluarga, sekolah, berjamaah shalat, kumpulan-kumpulan, paguyuban, klub, partai politik, ormas, negara dan inter-negara.

Gunanya sekolah, pendidikan, pengajian, agama dlsb adalah agar manusia, masyarakat dan rakyat memiliki presisi pengetahuan untuk menempatkan kepatuhan dan kemerdekaannya di konteks yang tepat dan jangan sampai terbalik. (*)

Demokrasi Kambing dan Bebek bisa juga dibaca di caknun.com

Editor Sugeng Purwanto

Tags: DemokrasiEmha Ainun NadjibMoney politics
SendShare290Tweet181Share

Related Posts

Kokam dan Banser Nyanyi Ya Lal Wathon

Rabu 22 Februari 2023 | 17:37
903

Kokam dan Banser menyanyi Ya Lal Wathon di acara PCM Sepanjang. (Saparna/PWMU.CO) PWMU.CO- Kokam dan...

Mengenang Ahmad Fuad Effendy, Ahli Bahasa Arab yang Dipuji Menteri Saudi

Selasa 24 Januari 2023 | 08:06
630

Ahmad Fuad Effendy (foto caknun.com) PWMU.CO- Mengenang Ahmad Fuad Effendy (76) sosok yang kalem tapi...

Sistem Demokrasi Tak Bisa Mengatasi Masalah Ini

Rabu 18 Januari 2023 | 21:33
159

Mahsun Djayadi ceramah Ngaji Reboan di Masjid al-Munawwaroh Gundih Bubutan Surabaya. (Jahja/PWMU.CO) PWMU.CO- Sistem demokrasi...

Rambut Putih dan Kulit Berkerut

Senin 28 November 2022 | 10:34
1.1k

M Rizal Fadillah Rambut Putih dan Kulit Berkerut oleh M Rizal Fadillah, Pemerhati Politik dan...

Diktaktor Partikelir dan Matinya Demokrasi

Selasa 8 Maret 2022 | 10:37
2.5k

Dhimam Abror Djuraid Diktaktor Partikelir dan Matinya Demokrasi, oleh Dhimam Abror Djuraid, kolumnis tinggal di...

Pemimpin Politik Islam Tak Laku di Pemilu

Kamis 20 Januari 2022 | 10:26
425

Nurbani Yusuf Pemimpin Politik Islam Tak Laku di Pemilu oleh Nurbani Yusuf, Komunitas Padhang Makhsyar....

Partai Politik Perusak Demokrasi

Kamis 23 Desember 2021 | 06:28
281

M Rizal Fadillah Partai Politik Perusak Demokrasi oleh M Rizal Fadillah, Pemerhati Politik dan Kebangsaan....

Indonesia Pusat Kemakmuran Dunia

Senin 14 Juni 2021 | 11:46
320

Emha Ainun Nadjib Indonesia Pusat Kemakmuran Dunia oleh Emha Ainun Nadjib, budayawan. PWMU.CO- Sejak Patangpuluhan...

Sila Keempat Pancasila ternyata Bukan Demokrasi, Ini Penjelasan Yamin

Senin 31 Mei 2021 | 21:38
852

Mohammad Yamin PWMU.CO- Sila keempat Pancasila selama ini ditafsiri sebagai konsep demokrasi. Bahkan sekarang menjadi...

Gerakan Reformasi, Kilas Balik setelah 23 Tahun

Sabtu 22 Mei 2021 | 12:28
293

Pidato Presiden Soeharto saat mengundurkan diri di Istana Negara, 21 Mei 1998. PWMU.CO- Gerakan Reformasi...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Jadwal Lengkap Imsakiyah Ramadhan 1444/2023 Kota dan Kabupaten Se-Jawa Timur

    10573 shares
    Share 4229 Tweet 2643
  • Inilah 18 Calon PCM GKB Gresik 2022-2027

    17442 shares
    Share 6977 Tweet 4361
  • Din Syamsuddin Kritik Presiden Jokowi yang Larang Pejabat Buka Puasa Bersama

    1727 shares
    Share 691 Tweet 432
  • Di Balik Nama Ramadhan

    736 shares
    Share 294 Tweet 184
  • LPHU, Lembaga Baru PWM Jatim di Bidang Haji dan Umrah

    718 shares
    Share 287 Tweet 180
  • Pejabat Dilarang Jokowi Bukber, Begini Tanggapan Sekum PP Muhammadiyah

    545 shares
    Share 218 Tweet 136
  • Tangan Kanan PP Muhammadiyah

    544 shares
    Share 218 Tweet 136
  • Festival Permata Fest Muhammadiyah Wotan, Ini Para Juaranya

    713 shares
    Share 285 Tweet 178
  • Dalil dan Keutamaan Shalat Tarawih Formasi 4-4-3

    4989 shares
    Share 1995 Tweet 1247
  • Tuntunan Shalat Iftitah, 2 Rakaat Ringan sebelum Shalat Tarawih

    6636 shares
    Share 2831 Tweet 1585

Berita Terkini

  • Inilah profil
    Inilah Profil 13 Anggota PDM TulungagungKamis 23 Maret 2023 | 21:25
  • Tarwih Perdana
    Tarawih Perdana Anak-Anak Minta Tanda TanganKamis 23 Maret 2023 | 18:56
  • Pejabat Dilarang Jokowi Bukber, Begini Tanggapan Sekum PP MuhammadiyahKamis 23 Maret 2023 | 17:42
  • Islamic Voice Meriahkan Tarhib Ramadhan SpemdalasKamis 23 Maret 2023 | 15:36
  • Sambut Ramadhan, SD Muwri Hadirkan SparklingKamis 23 Maret 2023 | 15:35
  • Aku Doakan, Puisi Kiai Dawam untuk Anies BaswedanKamis 23 Maret 2023 | 15:32
  • Smamita Sidoarjo Lantik Pengurus Musan Periode 2023-2024Kamis 23 Maret 2023 | 15:29
  • LPHU, Lembaga Baru PWM Jatim di Bidang Haji dan UmrahKamis 23 Maret 2023 | 15:02
  • Di Balik Nama RamadhanKamis 23 Maret 2023 | 14:33
  • Doorprize umrah
    Doorprize Umrah Musyda Jatuh kepada Dua Orang IniKamis 23 Maret 2023 | 14:18

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
error: Content is protected !!