PWMU.CO – Pesan Kak Seto dalam webinar parenting SD Mumtaz yang bertema “Mendampingi Buah Hati Belajar di Era Digital”, Ahad (10/1/21).
Webinar parenting SD Muhammadiyah 1 dan 2 Taman (Mumtaz) Sidoarjo diikuti ratusan peserta. Dilaksanakan secara daring via Zoom Cloud Meeting dan streaming YouTube, Instagram, juga Facebook. Selain wali siswa, turut berpartisipasi para guru TK dan SD, juga kepala TK/RA se-Surabaya raya (Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik).
Di awal penyampaiannya, Dr Seto Mulyadi SPsi MSi menyatakan perlunya orangtua memahami tentang usia anak. “Dikatakan sebagai anak, bahwa setiap orang yang belum 18 tahun, termasuk yang masih ada dalam kandungan,” ujarnya.
Kak Seto, panggilannya, menuturkan, bahwa anak mempunyai hak yang sama dengan orang dewasa. “Kita harus menyadari, bahwa anak mempunyai hak yang sama seperti kita yang sudah dewasa ini. Hak anak tersebut telah dilindungi oleh undang-undang,” ungkap dia sembari menyebut hak anak di antaranya adalag hak hidup, tumbuh kembang, perlindungan, dan partisipasi.
Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) ini juga menyampaikan, jika semua anak pada dasarnya cerdas. “Cerdas pada bidang yang berbeda. Ada yang cerdas matematika, sains, bernyanyi, menulis, dan sebagainya,” terang dia.
Doktor Bidang Psikologi Universitas Indonesia (UI) ini menyebut, di masa pendemi seperti sekarang ini, anak mau tidak mau dipaksa belajar secara daring. “Dalam kegiatan belajar tersebut, ada anak yang cepat bisa, ada juga yang tidak. Ada juga yang terhambat belajarnya dikarenakan sinyal yang bergantian,” tutur Kak Seto.
Perhatikan Screen Time
Tak sedikit, kata dia, beberapa anak mengalami kelelahan saat belajar daring, mereka lalu tertidur dipangkuan ayahnya. Juga ada anak yang terganggu kesehatan matanya.
“Mereka menatap layar terus-menerus berjam-jam. Ini kurang baik bagi kesehatan mata anak. Untuk anak TK/RA per hari menatap layar atau screen time maksimal satu jam. Sedangkan untuk anak usia sekolah dasar dan SMP-SMA masing-masing maksimal satu setengah dan dua jam per hari,” jelasnya.
Hal tersebut, sambung Kak Seto, bukan hanya untuk anak-anak yang ada di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia. Karena pada dasarnya anak senang belajar, bergerak, berteman, berpetualang, tantangan, dan bermain. “Mari ayah bunda, kita ciptakan belajar di rumah dengan suasana gembira. Karena belajar yang paling efektif adalah belajar dalam suasana riang gembira,” pesan Kak Seto.
Dia juga menekankan, perlunya komunikasi yang intensif dan efektif saat mendampingi buah hati di rumah. “Antara bapak/ibu guru, orangtua, dan anak perlu komunikasi yang intensif dan efektif saat mendampingi buah hati belajar di era digital,” tambahnya.
Sinergi antara orangtua dan guru, memegang peran penting belajar di masa pandemi. “Di antaranya sering dilaksanakan zoom meeting, video call, seperti halnya yang dilakukan SD Mumtaz. Sehingga ketika di rumah, tumbuh suasana belajar layaknya pembelajaran tatap muka antara orangtua, guru, dan anak,” urainya.
Sebagai penutup, Kak Seto berpesan agar suasana belajar bisa ramah anak. “Mari ciptakan suasana belajar lebih ramah anak. Orangtua dan guru tetap menjadi sahabat dan idola anak, yang dibanggakan dan dicintai, bukan ditakuti,” kata dia.(*)
Penulis Arif Yuli Purwanto. Editor Darul Setiawan.