Pandemi Belum Usai, Berlian Sulap Lagi Ruang Kelas Jadi Studio adalah karya Sayyidah Nuriyah, juara I tugas praktik Pelatihan Jurnalistik Softnews: Menulis Fakta Rasa Sastra.
PWMU.CO – Penampilan berbeda tampak di SD Muhammadiyah 2 GKB Gresik (Berlian School) siang itu (3/2/2021). Dinding ruang berlapis green screen dengan beberapa peralatan IT seperti smart TV CPU, webcam, dan jaringan internet tampak tersebar di ruang kelas I Bali dan Tengger.
Tim sarana dan prasarana—terdiri dari pramubakti—yang dikomandani oleh M. Qosim tampak sibuk di ruang kelas 1 Bali. Mereka sedang menyulap ruang kelas menjadi “studio” kelas daring. Sarung tangan dan masker menjadi atribut wajib mereka selama proses penyulapan ruangan berlangsung.
Dari luar kelas terdengar decitan suara meja yang bergesekan dengan lantai. Pak Sis—nama akrab Siswanto, salah satu pramubakti—dengan sigap memindahkan meja dan kursi siswa ke tepi ruangan. Perabot kelas yang tidak diperlukan untuk pertemuan daring juga dipinggirkan. Agar area ruang dengan green screen ini siap dialihfungsikan.
Dengan cepat ia menyusun meja dan kursi yang mulai berdebu. Perabot itu disusun secara vertikal. “Maklum berdebu semuanya, sebab sudah berbulan-bulan meja dan kursi ini tidak ada yang menggunakan,” ujar Pak Sis sambil mengangkat empat kursi sekaligus. Butir keringat bertengger di dahinya.
Beberapa saat kemudian, Pak Sis sibuk menyemprot sudut-sudut studio berukuran 8×7 meter itu dengan cairan disinfektan. Kali ini sosok berbaju hazmat putih tersebut antusias mengarahkan semprotan ke setiap sisi perlengkapan di sana.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarpras Idayanti SPd menyatakan, sterilisasi ruangan seperti yang dilakukan Pak Tri menjadi proses pengamanan terpenting di masa pandemi.
“Setelah pemakaian virtual Zoom apapun, ruangan akan disterilkan dengan penyemprotan disinfektan, supaya yang akan memakai berikutnya aman,” ungkapnya.
Tak mau kalah dengan Pak Sis, Sumantri—anggota pramubakti lainnya yang biasa disapa Pak Tri—tampak sigap menaiki tangga untuk memasang jaringan internet di langit-langit ruangan.
Sambil duduk diujung tangga, ia fokus merakit dan menyambungkan jaringan internet yang baru dipasang.
Sulap Ruangan Bertahap
Idayanti menjelaskan, pelayanan menyajikan ruang kelas daring terbaik selalu diupayakan untuk mendukung kinerja para guru saat mengajar di ruang kelas daringnya.
Oleha karena itu dia meminta timnya untuk menata semua peralatan dengan rapi, sehingga mempermudah guru yang hendak menggunakannya. “Tinggal menyalakan (smart tv dan CPU) dan siap beraksi di kelas zoomnya!” ujarnya.
Dia menjelaskan, penyulapan ruangan membutuhkan persiapan yang matang, dengan harapan pengguna bisa berkreasi dalam menampilkan background nantinya.
“Yang terpenting adalah persiapan tempat dengan menggunakan keber warna hijau untuk virtual background-nya,” ungkap Idayanti saat diwawancarai secara daring Jumat (12/2/2021).
Penyulapan ruangan di Berlian School menjadi studio ini bukan kali pertama. Sebab menurut Indayani pelaksanaannya dilakukan secara bertahap, menyesuaikan dengan tuntutan kebutuhan.
“Alhamdulillah, Berlian School sudah punya lima studio untuk kelas virtual,” tuturnya.
Indayati memaparkan, awalnya yang disulap adalah meeting room dan perpustakaan. Lalu aula dan kelas I Tengger. “Kemudian yang perpustakaan dipindah ke lab komputer, dan yang terbaru adalah kelas I Bali,” jelasnya.
Menurutnya, sejauh ini timnya tidak mengalami kendala saat menyiapkan penyulapan ruangan menjadi studio. “Insyaalah tidak ada kendala, karena kami dari tim layanan umum selalu siap untuk memberikan yang terbaik bagi seluruh ustad dan ustadzah,” ujarnya.
Tidak hanya penambahan studio, penambahan perlengkapan IT juga telah dipersiapkan. Seperti disampaikan Koordinator Bidang IT Ahmad Nasafi SPd. “Ke depan akan dipasangi mixer biar kualitasnya bagus,” tuturnya.
Toilet Jadi Sasaran Berikutnya
Idayanti juga membocorkan rencana penyulapan salah satu ruangan menjadi studio. Dan informasi ini masih diketahui kalangan terbatas.
“Saat ini kita masih dalam proses pembangunan stuido khusus yang masih progress,” tuturnya.
Ia menyampaikan, di tengah keterbatasan ruang, justru muncul ide luar biasa. Idayanti bercerita, saat dia sedang berjalan di lantai dua gedung baru Berlian School, ia menemukan ide, eureka! saat melihat toilet di lantai dua yang rusak dan tidak pernah digunakan.
“Karena saluran airnya bocor. Nah, daripada tidak dimanfaatkan, kami izin ke kepala sekolah bahwa agar toilet yang rusak itu kita sulap menjadi studio khusus,” ungkapnya.
Dengan menyulap berbagai ruangan menjadi studio daring itu Idayanti berharap dapat menghidupkan kembali ruang-ruang yang telah sunyi hampir setahun sejak pandemi merebak di Indonesia.
“Layaknya kelas, suara interaksi antara siswa dan guru kami harap dapat terdengar di sini, meskipun hanya melalui speaker dan layar komputer,” harapnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni