PWMU.CO – Ingin jago kompetisi, ikuti kiat mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammmadiyah Malang (UMM) ini. Dia adalah Radya Kusuma Ardianto.
Radya sudah tidak asing di telinga mahasiswa Fakultas Kedokteran UMM. Kepiawaiannya dalam memenangi berbagai lomba esai dan proposal di Pekan Kreativitas Mahasiswa membuatnya dikenal oleh berbagai kalangan.
Tambah Wawasan
Kepada PWMU.CO Rabu (3/2/2021) Radya menyampaikan motivasinya mengikuti berbagai perlombaan adalah terbukanya kesempatan untuk bertemu dengan banyak orang dan menambah wawasan.
“Ketika mengikuti perlombaan saat SD mungkin yang ada di pikiran saya adalah mendapatkan hadiah. Namun semakin dewasa, semakin saya sadar bahwa mengikuti perlombaan merupakan sarana untuk mengembangkan diri,” ujar mahasiswa penerima Beasiswa Unggulan Kemendikbud ini.
“Selain itu pada perlombaan kita juga bisa bertemu dengan banyak orang. Hal itu secara tidak langsung akan memperluas pemikiran kita,” ungkap mahasiswa kelahiran Malang ini.
Tips Atasi Stres
Putra terakhir dari tiga bersaudara ini mengaku sedikit kesulitan dalam membagi waktu untuk perkuliahan dan lomba. Namun dia bersyukur dikelilingi oleh orang-orang yang selalu mendukung keputusannya dalam mengikuti perlombaan.
“Sebenarnya perlombaan tidak mengganggu perkuliahan saya, karena lomba yang saya ambil sejalan dengan bidang saya di perkuliahan. Hanya saya memang tidak terlalu pandai dalam mengatur waktu. Untuk mengatasi hal tersebut, saya biasanya membuat target harian untuk mengerjakan esai yang akan dilombakan,” paparnya.
Mahasiswa yang berhasil meraih medali emas pada Olimpiade Sains Mahasiswa (OSM) 2020 ini memberikan tips dalam mengelola stres ketika terlalu banyak kegiatan. Radya menuturkan ketika sudah jenuh, dirinya akan bermain badminton bersama teman-temannya.
“Saya juga biasanya merasa stres ketika usaha dan hasil tidak sesuai. Dalam perlombaan saya tidak selalu menang. Ketika stres, saya biasanya mengevaluasi diri. Lalu kembali melihat tujuan dalam mengikuti lomba adalah berproses dan menambah ilmu. Masalah menang adalah sebuah bonus,” urainya.
Tertarik Sains
Sementara itu Arif Budi Wurianto, ayah dari Radya menyampaikan sejak kecil Radya telah menunjukkan ketertarikannya pada sains.
“Dimulai saat ia duduk di bangku sekolah dasar (SD). Radya mendapatkan dukungan besar dari gurunya untuk mengikuti lomba dari hasil riset sederhananya pada daun Binahong (Heartleaf Aderavine Madevine),” jelasnya.
Arif masih ingat sekali saat Radya masih duduk di bangku SD dan dia diajak gurunya untuk membuat riset sederhana dari daun Binahong dan menang.
“Dari situ Radya terus ikut-ikut lomba lainnya, khususnya di bidang Biologi,” terangnya.
Selain itu, lanjutnya, sejak kecil selain lekat dengan tumpukan komik Detective Conan, Radya adalah anak yang memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Ia banyak melakukan eksperimen dengan mainan yang ia miliki.
“Dari kecil Radya sangat gemar membaca komik Detective Conan dan kami biarkan. Kami rasa karena ketertarikannya pada tokoh detektif ini yang melatih ia berpikir kritis,” ungkap Arif.
Hingga saat ini tidak kurang dari 23 prestasi telah berhasil dikumpulkan Radya sejak 2013 hingga 2020. Radya juga telah menghasilkan enam karya essai dalam bidang biologi dan kedokteran.
Beberapa di antaranya adalah Potensi Glow sebagai Terapi Vitiligo dengan Pendekatan Biologi Molekuler Berbasis Holistik-Komperehemsif, Optimalisasi SUP-D (Suplementasi Vitamin D) dan Potensi MIR-155 Correction pada Kasus Juvenile-Systemic Lupus Erythematosus (JSLE): Sumbangsih Biologi Molekuler dalam Perwujudan Sustainable Develompment Goals (SDGs).
Stau Potensi Ekstrak Kulit Bawang sebagai Agen Restorasi Glutation Tereduksi dan Hepatoprotektor pada Acetaminophen-Induced Liver Injury: Sebuah Tinjauan Mekanisme Biomolekuler. (*)
Penulis Maharina Novi. Editor Sugiran.