PWMU.CO– Teroris katanya sudah dipantau intelijen dan sudah diketahui tapi kenapa berulang terjadi. Seyogyakan aparat keamanan dapat mencegahnya.
Demikian disampaikan tokoh Muhammadiyah M. Din Syamsuddin, Kamis (1/4/2021). Pernyataannya itu menanggapi peristiwa ledakan bom Makassar di Gereja Katedral, Ahad, 28 Maret 2021 dan wanita yang membawa pistol di Mabes Polri, Rabu, 31 Maret 2021.
”Kalau Badan Intelijen diberitakan mengatakan bahwa sebenarnya kelompok pelakunya sudah diketahui sebelumnya, maka seyogyanya dapat dilakukan upaya pencegahan,” kata Din Syamsuddin yang pernah menjabat Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah dua periode 2005-2015.
Sebelumnya diberitakan juru bicara Badan Intelijen Nasional (BIN) Wawan Purwanto menyatakan pelaku bom Makassar yang meledak di Gereja Katedral pada Ahad, 28 Maret 2021 sudah lama diburu.
”Memang dia sudah mengancam, dan kita sedang dalam perburuan. Ini orang memang sedang diburu,” kata Wawan Purwanto.
Kata Wawan, indikasi adanya aksi terorisme di Makassar sebenarnya sudah termonitor sejak 2015. Pada saat adanya ratusan jemaah dibaiat oleh ISIS di Sudiang Sulsel.
Kemudian pada awal Januari 2021, sebanyak kurang lebih 20 terduga teroris jaringan Jamaah Anshorut Daulah (JAD) ditangkap Polda Sulsel dan Densus 88.
Usut Tuntas
Din Syamsuddin mengatakan, teror bom harus dikecam keras karena bertentangan dengan nilai agama mana pun. Karena itu polisi harus mengusut tuntas.
”Setiap aksi teror berupa pengeboman harus dikecam keras karena tindakan tersebut bertentangan dengan nilai agama manapun,” kata Din Syamsuddin yang juga Deklarator dan Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).
Dia juga berpesan kepada umat beragama agar tetap memelihara kerukunan dan meningkatkan kewaspadaan terhadap upaya adu domba dengan sering terjadinya aksi pengeboman di dekat rumah ibadah.
Din Syamsuddin yang juga dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini meminta polisi mengungkap seterang-terangnya peristiwa yang beruntun terjadi. ”Maka mendesak Polri untuk mengusut secara tuntas setiap peristiwa pengeboman dan mengumumkan hasilnya ke publik,” tandasnya.
Diharapkan, pemerintah dan segenap tokoh agama harus bekerja lebih keras untuk menghilangkan setiap celah yang dapat dijadikan alasan oleh kelompok teroris untuk melakukan aksi terornya. (*)
Editor Sugeng Purwanto