PWMU.CO – Upaya penghapusan Ujian Nasional oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Prof Muhadjir Effendi tepat di Hari Guru, Jum’at (25/11) mendapat tanggapan beragam dari banyak pihak. Salah satunya datang dari siswa-siswi atau pelajar.
Riska Imamah Putri Anjali, siswi SMK Pemuda Muhammadiyah 3 Krian, Sidoarjo mengaku sangat setuju Ujian Nasional dihapus. Karena ujian terakhir memaksa pelajar harus lulus dengan nilai memuaskan. Sehingga dalam konteks tersebut, pelajar dituntut belajar ekstra maksimal.
”Saat berlangsungnya Ujian Nasional juga membuat para siswa merasa gerogi. Sehingga hasilnya tidak bisa memuaskan. Alih-alih mengukur kapasitas pelajar,” ujarnya.
(Baca: Ujian Nasional, Dihapus dan Hasil Lengkap Akreditasi Sekolah SD/MI se-Jawa Timur 2016)
Ujian Nasional, lanjut Putri merupakan momok paling menakutkan bagi pelajar. Karena dengan situasi pengawasan yang ketat, mampu menjadikan pelajar berada dalam tekanan. Ia pun lantas menyarankan agar Ujian Nasional digantikan dengan tryout, ujian harian ataupun hasil praktek siswa dalam mata pelajaran tertentu. ”Nantinya semua nilai siswa bisa disatukan dan menjadi nilai akhir yang memuaskan,” harapnya.
Senada itu, Dinda Caturini juga mendukung bahwa Ujian Nasional dihapus. Pelajar kelas XI ini mengungkapkan dengan adanya Ujian Nasional, malah membuat siswa memiliki watak tidak jujur. Itu karena pelajar dipaksa untuk mendapatkan nilai yang bagus agar lulus. ”Dengan begitu, membuat pihak sekolah atau pelajar melakukan apapun agar bisa lulus. Termasuk dengan berbuat curang,” ungkapnya.
(Baca juga: 4 Filosofi Hidup yang Antarkan Prof Muhadjir Effendy ke Gerbang Kesuksesan dan Prof Muhadjir, Mendikbud Itu juga Seorang Qari’)
Sebelum Ujian Nasional, lanjut Dinda para pelajar dipakasa untuk berlomba-lomba mencari guru les. Tak hanya itu saja, pihak sekolah juga biasanya mengadakan bimbingan belajar (bimbel) tersendiri. Itu membuat pelajar malah blank dan tidak semangat belajar. Sampai-sampai ada pelajar yang sakit karena menghabiskan waktunya hanya untuk belajar.
”Kunci kesuksesan murid tidak terletak pada nilai hasil Ujian Nasional. Tetapi guru jugamemiliki andil. Khususnya untuk menentukan lulus atau tidak siswanya. Bukan malah diambil alih pemerintah,” tegasnya. (aan)