Begini Rasanya Syawalan tanpa Nadjib Hamid, ditulis oleh Fathurrahim Syuhadi, Ketua Majelis Pendidikan Kader (MPK) Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan.
PWMU.CO – Menjadi kebiasaan hasanah (baik), usai Idul Fitri diadakan silaturahmi para aktifis persyarikatan. Kegiatan ini populer dengan sebutan Syawalan.
Syawalan bagi para aktivis adalah momentum silaturahmi dan bertemu antara senior dengan junior. Imbasnya: mempererat tali silaturahmi dan memperkokoh jaringan ikatan.
Kehilangan Soosk Entengan
Sekian tahun secara rutin, setiap kegiatan Syawalan ada sosok tokoh yang selalu terlibat untuk dihadirkan. Diharapkan hadir karena kapasitas pengalaman di organisasi, keluasan ilmunya, dan keentengannya untuk hadir.
Nadjib Hamid itu sosok yang entengan. Tidak pernah menolak mengisi kegiatan Syawalan di manapun. Ia terbiasa menggunakan jasa angkutan umum. Bila diundang tidak mau dikasih uang transport, malah sering dia ninggali. Kalau pun diterima maka dikembalikan lagi. Ia sering memberi souvenir berupa buku bahkan makanan ringan dan kurma.
Nadjib Hamid lahir di Paciran pada tanggal 17 Desember 1964. Ia anak pertama dari sembilan bersaudara pasangan dari H Abdul Hamid dan Hj Kholifah. Saudara Nadjib Hamid yaitu Mahfudlo (alm), Wahab-Wahib (alm), Nur Kholis (alm), Masruroh, M. Aziz (alm), Hazim ,dan Maftuhah.
Ia mempunyai riwayat panjang membangkitkan dan membesarkan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) di Lamongan, bahkan IPM Jawa Timur. Nadjib Hamid juga menjadi motor penggerak Pemuda Muhammadiyah Jawa Timur
Sosok Nadjib Hamid kehadirannya selalu dinantikan dalam setiap Syawalan. Baik oleh teman seangkatan maupun kader kader binaannya. Forumnya bisa dibingkai dalam temu alumni, kajian Syawalan, pembinaan keorganisasian, bahkan resepsi pernikahan.
Kehadiran Nadjib Hamid mampu memberikan pencerahan dan motivasi. Setiap Syawalan ada informasi maupun pengetahuan baru yang disampaikan. Terselip juga masalah pengaderan, keluarga, dan persyarikatan.
Ayat Favorit
Dalam memberikan pesan tausiahnya ia tidak lupa menyampaikan Surat al-Hasyr ayat 18 dalam al Qur an sebagai berikut
. يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
Syawalan kali ini ada yang hilang. Sosok Nadjib Hamid telah mudik selamanya pada tanggal 9 April 2021 di rumah sakit Siti Khodijah Sepanjang, Sidoarjo karena sakit.
Syawalan kali ini, tidak ada tausiah yang mencerahkan darinya. Tidak ada motivasi dari sosok Nadjib Hamid. Tidak ada yang nyentil tentang stagnan pengelolaan organisasi. Tidak ada yang nanya tentang piye kabar e si Fulan yang dulu pernah aktif di IPM atau Pemuda Muhammadiyah.
Syawal kali ini, tanpa kehadiran seorang Nadjib Hamid. Tidak ada yang bagi bagi buku. Tidak ada yang nitip bingkisan untuk si Fulan. Tidak ada titipan majalah bulanan Matan lagi.
Syawalan 1442 Hijriyah ini, tanpa hadirmu secara raga. Tetapi sosokmu tetap menginspirasi. Semoga engkau mendapat tempat terbaik di hadapan Ilahi rabbi. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni