PWMU.CO – Laksanakan Panca Amal Sosial, Bukti Aisyiyah Malang Bukan Gerakan Wacana. Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kota Malang Dra Hj Sri Herawati menyatakan hal itu dalam Resepsi Milad Ke-104 Aisyiyah yang disiarkan langsung dari Studio Fakultas Kedokteran UMM, Rabu (26/5/21).
Sri Herawati menuturkan, wujud komitmen Aisyiyah dalam menyelesaikan problem yang dihadapi masyarakat—dan membawanya ke arah yang lebih baik—dilakukan melalui program yang menyentuh langsung masyarakat akar rumput.
“Tidak heran jika kemudian ujung tombak gerakan Aisyiyah terletak di tingkat cabang dan ranting. Hal tersebut juga sejalan dengan mandat agenda strategis yang termuat dalam Pokok Pikiran Aisyiyah Abad Kedua, yaitu reaktualisasi gerakan praksis,” ungkapnya.
Aisyiyah, sambungnya, menyadari betul bahwa upaya mengatasi dampak Covid-19 merupakan peran bersama semua elemen bangsa, termasuk Aisyiyah.
“Sebagaimana ditunjukkan organisasi perempuan ini melalui kerja-kerja nyata di tengah masyarakat, mulai dari ta’awun atau kepedulian sosial, gerakan ketahanan pangan, edukasi pencegahan Covid-19, hingga layanan kesehatan bagi pasien Covid-19,” terang dia.
Amanat Tanwir, Panca Amal Sosial
Sri Herawati menjelaskan menjalankan dakwah menuju rahmatan lil alamin memang penuh dinamika. Tetapi sesuai amanat Tanwir II Aisyiyah, dakwah Aisyiyah harus menyebarkan pesan kebaikan dan menyuburkan amal shaleh.
“Itu juga sejalan dengan tema milad kali ini: Merawat Persatuan Menebar Kebaikan di Masa Pandemi, Aisyiyah Kota Malang,” ujarnya.
Dia bersyukur, panca amal sosial sebagai amanat Tanwir II Aisyiyah, sudah dilaksanakan oleh PDA Kota Malang. Meliputi: perempuan mengaji, ta’awun sosial, pembinaan kesehatan dan ekonomi, damai bersama, serta pemulasaran jenazah.
Sri Herawati kemudian menjelaskan lima panca amal yang sdah diakukan itu. “Program perempuan mengaji diarahkan pembinaan keagamaan: akidah, ahklak, ibadah, dan muamalah, serta pemberdayaan masyarakat manfaatnya langsung bisa dirasakan masyarakat,” terangnya
Dalam gerakan ta’awun sosial, terangnya, sejak awal pandemi 2020, PDA Kota Malang melakukan aksi di masjid yang meliputi enam cabang 61 ranting. Bentuknya: pembagian masker, handsanitizer, hazmat, sembako, 500 kg telor, cantelan. Juga pembagian kupon belaja gratis, menghidupkan pasar tradisional di ranting, serta gerakan ketahanan pangan keluarga dan urban farming.
Secara nyata pula, sambungnya, program kerja di bidang kesehatan, ekonomi, dan kesejahteraan sosial dilakukan oleh PDA Kota Malanng. Di antaranya sosialisasi PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat), keluarga sakinah, sekolah ibu, gerakan sayang ibu, gerakan anti stunting.
“Juga melalui TB Care Aisyiyah, termasuk menyebarkan kader untuk membantu proses penyembuhan pasien hingga mendampingi pasien meminum obatnya.”
tambah Hera—sapaan akrabnya.
Begitu pula pada bidang konsentrasi dakwah yang lain, lanjutnya, PDA Kota Malang membentuk model-model pengembangan ekonomi UMKM, Bina Usaha Ekonomi Keluarga Aisyiyah (BUEKA), edukasi, literasi, mengirimkan guru mengaji sekaligus penyuluh ke LP Wanita yang sudah dilakukan sejak 50 tahun yang lalu.
“Begitu juga LKBH (Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum) Aisyiyah yang siap mendampingi masyarakat kurang mampu di bidang hukum,” ujarnya.
TASKA sebagai Garda Depan
Dia juga menyampaikan Tabungan Amal Shaleh Keluarga Aisyiyah (TASKA) sebagai garda depan untuk membiayai program Aisyiyah dalam menyelesaiakan utang piutang, pengembangan pendidikan, kesulitan SPP, bedah rumah, pemenuhan gizi keluarga, bantaun bencana, dan semisalnya.
“Aksi damai bersama yang dilakukan bersama komponen lain, juga menjadi keunggulan yang lain dari Aisyiyah Kota Malang,” ujarnya.
Hera juga menyebutkan tentang pentingnya perkaderan melalui Majelis Pembinaan Kader yang memberikan ruang dan dukungan kepada Nasyiatul Aisyiyah melalui Pashmina (Posyandu Milik Nasyiatul Aisyiyah)—yaitu gerakan preventif mengedukasi remaja agar untuk hidup sehat.
Dengan bersinergi dngan program-program Pemerintah Kota Malang sebagai kota layak anak, membuktikan bahwa narasi keagamaan ihwal kesetaraan beramal shaleh menjadi landasan teologis gerakan Aisyiyah yang membuka jalan bagi upaya-upaya pemajuan kehidupan perempuan.
“Nilai tentang kesetaraan beramal shaleh tersebut sekaligus menunjukkan karakteristik wasathiyah dan Islam berkemajuan gerakan Aisyiyah yang meyakini bahwa Islam memuliakan perempuan dan mampu merespons problematika yang dihadapi pada setiap zamannya sehingga kehadirannya memberikan rahmat bagi sekalian alam,” jelasnya.
Penulis Uzlifah Editor Mohammad Nurfatoni