PWMU.CO – Ada yang menganggap Madura adalah kotanya masyarakat non-Muhammadiyah. Tapi kenyataannya, Madura memiliki sejarah yang jauh lebih mendalam dan lama dengan Muhammadiyah.
Bahkan, menurut informasi masyarakat sekitar kota Bangkalan, KH Ahmad Dahlan pernah menimba ilmu di salah satu pondok Bangkalan. Ini setidaknya menjadikan alasan kuat mengapa Milad Muhammadiyah layak dilaksanakan di pulau Madura yang nota bene adalah mayoritas Nadliyin.
Dalam testimoninya, Ketua PP Muhammadiyah Dr Bahtiar Effendy menjelaskan bahwa organisasi ini menurut tulisan Nurcholis Huda Muhammdiyah memiliki sejarah panjang di Madura, yang berdiri sejak 1925, jauh lebih lama dengan daerah lain di Jawa Timur.
(Baca juga: Kesamaan Muhammadiyah dan Madura Menurut Ketua PWM Jatim dan Muhammadiyah Itu Tua-Tua Keladi, Makin Tua …)
Bahtiar juga mengatakan bahwa Madura memiliki banyak tokoh-tokoh cerdik dan pintar seperti Prof Didik J Rachbini, Prof Bustanul Arifin, atau Prof Amir Santoso. “Seandainya mereka bergabung dengan Muhammadiyah, maka insyaallah Indonesia akan lebih adil dan sejahtera,” ungkapnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa sumbangsih Muhammadiyah di Indonesia sudah tidak diragukan lagi. “Seandainya pemerintah memberikan perhatian lebih dan memberikan kesempatan lebih kepada Muhammadiyah, maka Indonesia akan bisa lebih maju dan berkembang serta berkemajuan menjadi baldatun tayyibatun ghafur.
Mengakhiri testimoninya, Bahtiar mengutib ayat narsumminallah wafakkhun qarim. “Dengan pertolongan hanya dari Allah maka kita Bisa meraih kemenangan untuk menjadikan muhammadiyah lebih berperan untuk menjadikan Indonesia memiliki karakter yang berkemajuan. (Rid)