PWMU.CO – Smamda Sidoarjo Dipercaya sebagai Sekolah Penggerak. SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo (Smamda) ditunjuk Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sebagai pelaksana Kurikulum Sekolah Penggerak (KSP) tahun ajaran 2021-2022.
Raihan tersebut diperoleh setelah Smamda Sidoarjo mengikuti seleksi dalam beberapa tahap. Pertama, pendaftaran seleksi. Kedua, proses seleksi yang diikuti oleh kepala sekolah dengan mengirimkan biodata, membuat esai dan tes bakat skolastik. Ketiga, tes wawancara dan simulasi mengajar.
“Alhamdulillah Smamda Sidoarjo lolos semua tahapan tersebut,” kata Kepala Smamda Sidoarjo Wigatiningsih MPd, Rabu (16/6/2021).
Pendekar Tapak Suci ini menjelaskan, saat ini sedang menyiapkan segala sesuatunya untuk menyukseskan krikulum baru tersebut yang akan diterapkan di Smamda.
“Ada beberapa persiapan yang tengah kami kerjakan, di antaranya kami mengutus empat guru untuk mengikuti pelatihan selama 10 hari. Masing-masing mempunyai latar belakang pengampu mata pelajaran (mapel) yang berbeda, yaitu dari rumpun IPA, IPS dan Bahasa,” jelasnya.
Perbedaan Kuruikulum KSP
Waka Kurikulum Alful Musrifah MPd menguraikan perbedaan kurikulum sebelumnya dengan kurikulum sekolah penggerak.
Menurut guru Kimia ini perbedaan mendasarnya adalah pada mekanisme pemilihan mapel. Jika kurikulum 2013, siswa disuruh memilih peminatan IPA, IPS atau Bahasa itu di kelas X, maka hal itu tidak berlaku di KSP.
“Di KSP siswa kelas V masih belajar mapel seperti waktu SMP. Tidak ada secara khusus belajar Kimia, Fisika atau Sosiologi, Geografi dan seterusnya. Yang ada adalah IPA dan IPS serta mepel umum lainya,” ungkapnya.
Lalu kapan memilih mepel yang khusus? Menurut dia, pemilihan mapel khusus ada di kelas XI. Di jenjang ini siswa boleh memilih mapel sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
Ada empat kelompok mapel nantinya yang akan dibuka. Pertama, kelompok mapel IPA, ada Biologi, Fisika, Kimia. Kedua, kelompok mapel IPS ada Geografi, Sosiologi, Ekonomi, Antropologi.
Ketiga, kelompok mapel Bahasa dan Budaya, Bahasa dan Sastra Inggris, Bahasa Jepang, Bahasa Arab. Keempat, kelompok mapel vokasi, berisi prakarya budidaya dan lain-lain.
Menurut jelas ibu tiga anak ini, sekolah yang telah ditunjuk sebagai pelakasana KSP mempunyai segudang manfaat. Seperti akan mendapatkan pendampingan intensif dari kementerian, perguruan tinggi, atau pihak-pihak terkait untuk mempercepat transformasi sekolah.
“Selain itu akan percepatan pencapaian profil pelajar Pancasila, percepatan digitalisasi sekolah, meningkatkan mutu pendidikan dalam kurun waktu tiga tahun, meningkatnya kompetensi guru, dan mendapatkan tambahan anggaran untuk pembelian bahan ajar,” urainya. (*)
Penulis Arief Hanafi Editor Mohammad Nurfatoni