PWMU.CO– Sanitizer berbahan limbah kreasi tim Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) Smamda Sidoarjo mendapat dua penghargaan World Science Environment and Engineering Competition (WSEEC) 2021, Ahad (20/6/2021).
Dua penghargaan yang diterima tim KIR SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo adalah medali emas dan penghargaan khusus. Tim ini mengolah limbah ampas tebu, kemiri afkir, dan kulit durian menjadi cairan sanitizer.
Pembina KIR Smamda Ernawati Kristiningrum menjelaskan, gold medal dari WSEEC karena penelitiannya sesuai dengan kriteria terbaik tingkat sekolah. Sedang special award dari Malaysia Innovation Invention and Creatifity Association (MIICA).
”Predikat special award diberikan oleh MIICA karena penelitian yang dilakukan Smamda bagus dan menarik. Jurinya kemarin mengatakan sangat tertarik dengan penelitian kami,” tambah guru kimia Smamda ini.
Penelitian dan presentasi tim KIR oleh lima dara Smamda. Mereka adalah Jihan Faradina, Kanayya Huwaidah Fayyadiyah, Raysha Nazwa Putri Sugiarto, Septamara Aurora Putri Perta, dan Vina Rachma Yunita. Para peneliti muda ini semuanya kelas XI MIPA 7. Presentasi menggunakan bahasa Inggris.
Dijelaskan, WSEEC merupakan lomba yang diikuti asosiasi penelitian dari banyak negara. Dari Indonesia difasilitasi oleh Indonesia Young Scientist Association (IYSA). Ini lembaga yang bergerak dalam pengembangan potensi, bakat, dan kreativitas mahasiswa Indonesia dengan memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengikuti kompetisi ilmiah dan non-kompetitif serta kegiatan di dalam dan luar negeri.
Sejak awal IYSA aktif dalam berbagai kegiatan sehingga dapat berafiliasi dengan banyak negara seperti Malaysia, Thailand, Singapura, China, India, Taiwan, Turki, Tunisia, Mesir, Abu Dhabi dan sebagainya.
Setiap peserta mengunggah artikel tanggal 7 Juni 2021 dan presentasi 18 Juni 2021 melalui zoom. Peserta kelompok umum mulai SMA hingga perguruan tinggi. Smamda mendapat juri dari Malaysia (MIICA).
”Jadi gold medal itu penghargaan dari WSEEC sebagai penelitian terbaik tingkat sekolah, sedang predikat special award dari juri Malaysia (MIICA),” jelas .
Sampah
Penelitian tim KIR Smamda membuat hand sanitizer (HS) dari limbah untuk menghasilkan bahan dasarnya yang terdiri alkohol (pelarut), gliserin (pelembab kulit), antiseptik (anti bakteri dan kuman) dan pewangi (aroma).
Ernawati Kristiningrum menerangkan, para siswa ini menemukan limbah ampas tebu yang banyak di Pabrik Gula Candi. Ampas tebu merupakan sumber alkohol karena memiliki kandungan selulosa 52,42%. Ampas tebu juga bisa diperoleh dari penjual es sari tebu di pinggir jalan. ”Bahan ini difermentasi menjadi etanol/alkohol,” ujarnya.
Sumber gliserin dipilih dari kemiri (Aleurites moluccanus) yang afkir. Biji kemiri memiliki kandungan minyak nabati yang tinggi yaitu sekitar 57–69 % sebagai bahan utama pembuatan gliserin. Kemiri banyak dijumpai di pasar tradisional. Pemilihan kemiri afkir yang remuk bisa membantu pedagang barang itu masih punya harga.
”Bahan antiseptik tetap memakai bahan kimia triklosan sebagai bahan aktif, karena triklosan memiliki sebagian besar sifat antibakteri, tetapi juga bersifat antijamur dan antivirus. Campuran bahan ini agar hand sanitizer benar-benar efefktif membunuh kuman dan bakteri,” tuturnya.
Aroma pewangi, sambung dia, memilih kulit durian yang memiliki kandungan senyawa tanin, alkaloid, triterpenoid dan flavonoid sebagai bahan anti bakteri. Aroma durian juga kuat. ”Kulit durian ini diekstrak untuk menghasilkan bibit pewangi,” ucapnya.
Diterangkan, bahan limbah ini kebanyakan dibuang begitu saja. Ternyata bisa dimanfaatkan untuk produk kesehatan. ”Penelitian ini termasuk baru, belum ada yang melakukan,” pungkas Ernawati Kristiningrum yang sarjana teknik ini.
Penulis Ernam Editor Sugeng Purwanto