PWMU.CO – Dua karakter utama yang harus ada dalam setiap jiwa pemimpin, yaitu hirasatuddin (menjaga agama) baru kemudian siyasatuddunya (strategi dunia). Apabila timpang salah satunya, maka sebuah organisasi tidak akan bisa berjalan dengan baik.
Hal ini disampaikan oleh Al-Ustadz Anang Wahid Cahyono Lc MHI pada kegiatan Darul Arqam Nasyiatul Aisyiyah (DANA) I yang diselenggarakan oleh PDNA Trenggalek di Muhammadiyah Boarding School (MBS) Karangan, Trenggalek, Selasa (22/6/2021).
“Jika ingin melihat sosok pemimpin terbaik, maka marilah kita belajar dari kepemimpinan Rasulullah SAW,” ucap Anang. Direktur MBS Trenggalek ini kemudian bercerita tentang perjuangan Rasulullah SAW saat kecil.
“Sebelum masa kepemimpinannya, Nabi Muhammad SAW telah mengalami masa kecil yang sangat berat. Rasullullah SAW yatim piatu sejak kecil,” terangnya.
Dia menjelaskan, Rasulullah SAW kemudian diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib, kemudian pamannya, Abu Thalib, “Saat itulah, Rasullullah SAW dilatih untuk menggembala kambing,” tutur dai kondang lulusan Mesir ini.
Pada saat menggembala kambing itulah, imbuh Anang, Rasulullah SAW banyak belajar, ditempa, dan dipersiapkan untuk menjadi seorang pemimpin.
Diterangkan dalam Kitab Fathul Baari karya Ibnu Hajar Al-Asqolani, menggembala kambing memiliki peran besar bagi Nabi Muhammad SAW ketika menjadi pemimpin.
“Dengan menggembala kambing, setidaknya kita belajar 4 hal, yaitu terbiasa menangani problematika umat (berlatih sabar, menyantuni), mengayomi, membiasakan tawadhu, dan tidak boleh bergantung pada orang lain secara ekonomi,” papar Anang.
Oleh karena itu, Anang menekankan kepada kader Nasyiatul Aisyiyah Trenggalek, agar ketika berorganisasi tidak boleh mencari uang dari organisasi.
“Kita harus mandiri dan (bahkan) memberikan tenaga, pikiran, serta harta kita untuk berjuang dalam menghidupkan organisasi,” tandasnya.
Rahasia Keberhasilan Organisasi
Selain dua karakter utama yaitu hirosatuddin dan siyasatuddunya, Anang yang pernah menjabat sebagai Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Kabupaten Trenggalek ini juga menjelaskan, Rasulullah SAW memiliki rahasia keberhasilan dalam kepemimpinan, yaitu kepemimpinan yang kuat.
“Artinya, seorang pemimpin itu tidak boleh ragu-ragu. Selanjutnya adalah keteladanan, kemampuan menganalisa, dan mampu menyelesaikan konflik,” terangnya.
Namun, Anang juga mengingatkan, menjadi seorang pemimpin juga harus berhati-hati.
Sebab, dalam suatu hadits disebutkan, Ada tiga kelompok yang sholatnya tidak terangkat walau hanya sejengkal di atas kepalanya (tidak diterima oleh Allah). Salah satunya adalah orang yang mengimami sebuah kaum, tetapi kaum itu membencinya.
“Apabila ada pemimpin yang dibenci oleh anggotanya, maka ia harus hati-hati,” tegas Anang.
DANA I yang dilaksanakan oleh Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Kabupaten Trenggalek ini diikuti oleh 24 peserta yaitu dari anggota Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah (PCNA), perwakilan anggota Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), dan juga dari beberapa perwakilan sekolah Muhammadiyah di Trenggalek. (*)
Penulis Eka Imbia Agus Diartika Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni