PWMU.CO– Ir Machfud (66), ketua Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) PDM Sidoarjo, Kamis (1/7/2021) pukul 18.30. Dia sebelumnya dirawat di RS Siti Khodijah Sepanjang.
Dia juga ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Sidoarjo. ”Pak Machfud salah satu pejuang persyarikatan yang paling sering saya temui di Kantor PDM Sidoarjo. Rasanya seluruh waktu beliau diabdikan untuk berjuang di persyarikatan,” kenang Drh Zainul Muslimin, ketua PDM Sidoarjo yang baru menjabat sebulan menggantikan Masyhud.
Dia menilai, Ir Machfud sosok yang sedikit bicara, banyak bekerja. Hampir-hampir tidak pernah terdengar suara yang keras. Paling banter hanya senyum-senyum. ”Beliau orang yang mampu mengoordinasikan tim sekaligus mengonsolidasi untuk kerja-kerja besar dan bersama di MDMC maupun MCCC,” lanjut Zainul Muslimun yang juga ketua Lazismu Jawa Timur.
Pegiat penanggulangan bencana ini, menurut dia, terlibat di berbagai daerah di Indonesia, bukan hanya di Sidoarjo. ”Kemanapun medan yang harus ditempuh selalu hadir menyertai tim MDMC. Selamat jalan pejuang, semoga syahid hidup mulia,” kata Zainul.
Ir Machfud lahir di Sidoarjo, 5 Desember 1955. Dia menikah dengan Juindah, wanita kelahiran Semarang. Mereka dikaruniai empat anak yang sudah bekerja semua.
Ainur Rakhma Kamila bekerja di Bank Indonesia. Bustanudin Kamil di PT Dirgantara Indonesia. Sedang Mahenda Abdillah Kamil dan Dimas Yusron Kamil memilih berwiraswasta.
Riana Wulaningrum, teman Machfud di ketakmiran Masjid An-Nur menyampaikan, koleganya itu tidak banyak bicara, suka menolong, dan sabar. Loyalitasnya kepada umat luar biasa. Machfud rutin berjamaah di Masjid An-Nur meskipun baru datang dari perjalanan luar kota yang melelahkan.
“Orangnya sigap dan cepat tanggap serta memiliki kepedulian yang tinggi jika ada yg membutuhkan bantuan, terutama pada jamaah yang sedang sakit,” beber Riana.
Senada disampaikan Chasan Basri yang pernah menjadi ketua Takmir Masjid An-Nur. Dia menyaksikan Machfud ringan tangan terhadap sesama. Tidak pernah meninggalkan shalat berjamaah di Nasjid An-Nur. ”Mempunyai beberapa anak asuh yang disekolahkan sampai mentas,” tutur pria yang akrab dipanggil Abi Chasan.
Sementara di mata Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM), Machfud suka memfasilitasi anak muda terlibat dalam penanggulangan bencana, terutama Kokam. ”Apabila ada bencana beliau langsung turun untuk assessment di lokasi bencana. Biasanya melibatkan Kokam,” tutur Zainal Arifin, komandan Kokam Sidoarjo dan pembina HW Smamda.
Seperti baksos AMM di Kedung Banteng, ujar dia, Machfud ikut macul, dorong gerobak, jalan di air agar bisa menguruk rumah warga yang tenggelam.
Tidak hanya kegiatan di Sidoarjo, ada bencana Banyuwangi, Lombok, langsung berangkat. ”Sigap dan respon cepat menanggulangi bencana baik gempa di Lombok, banjir bandang di Banyuwangi, dan bencana lokal di Sidoarjo,” cerita Mas Minyak, panggilan Zainal Arifin .
Kini pegiat penanggulangan bencana yang dikenal sangat baik, ringan tangan, dan tidak pernah mengeluh telah pergi.
Penulis Ernam Editor Sugeng Purwanto