PWMU.CO– Rektor IPB (Institut Pertanian Bogor) Prof Dr Arif Satria dua kali terinfeksi Covid-19 pada 25 Juni 2021 lalu. Pengalamannya itu dia ceritakan laman IPB. Sebelumnya dia terkonfirmasi Covid-19 pada pertengahan September 2020.
Guru besar Fakultas Ekologi Manusia IPB ini mengatakan, dalam masa pandemi ini telah sangat hati-hati dalam menjalankan protokol kesehatan dan sudah mendapat vaksinasi Covid.
Juga tes usap baik antigen maupun PCR untuk memastikan kondisi baik sebelum melakukan aktivitas di luar kantor maupun menerima tamu penting yang tidak bisa ditunda. Meskipun sudah berhati-hati ternyata bisa tertular Covid lagi.
”Meskipun kita sudah memenuhi semuanya ternyata penularan bisa datang dari mana saja. Seperti halnya yang terjadi pada diri saya, ternyata berdasarkan hasil PCR saya terkonfirmasi kembali positif Covid-19,” kata Arif Satria yang diangkat jadi rektor IPB tahun 2017.
Berikut penuturan Arif Satria.
Covid-19 ini bukan mitos, tapi benar adanya. Saya merasakan terkena Covid-19 dua kali, meski sudah vaksin dua kali. Hasil genome sequencing, virus saya kali ini tergolong varian Delta. Jadi bagi penyintas yang sudah pernah terkena Covid-19 dan sudah vaksin, jangan lengah. Tetap waspada dengan varian baru, termasuk Delta. Sekali lagi, karena varian Delta bisa escape dari antibodi pasca vaksinasi atau penyintas.
Saya melakukan swab antigen dan swab PCR pada waktu bersamaan. Hasil swab antigen negatif, dan 5 jam kemudian hasil PCR keluar dan ternyata positif. Hasil swab antigen negatif tidak berarti bebas Covid-19, karena swab antigen mungkin tidak mampu deteksi varian Delta khususnya saat jumlah virus belum terlalu banyak. Bahkan, ada ahli yang menyebut bahwa varian Delta kadang juga tidak terdeteksi oleh PCR.
Varian Delta memiliki daya tular lebih cepat dan saya merasakan gejala lebih cepat dan lebih berat: hilang penciuman, sakit tenggorokan, batuk, sakit kepala, dan demam.
Saya dirawat di RS BMC di Bogor sepuluh hari dengan kondisi saturasi stabil 94-99. Saya merasakan paparan varian delta ini lebih berat dari pada paparan Covid-19 tahun lalu. Namun suntikan semangat dari para dokter, keluarga, dan sahabat membuat saya lebih bersemangat untuk sembuh. Semangat adalah kata kunci.
Namun saya tetap ingat Ibnu Sina yang mengatakan bahwa ketenangan adalah separo obat, dan kepanikan adalah separo penyakit. Sumber ketenangan utama adalah mengingat Allah swt. Membangun prasangka positif atas musibah ini adalah bagian dari cara menemukan ketenangan tersebut. Kekuatan mindset akan makin membantu percepatan penyembuhan.
Semoga kita semua sehat walafiat selalu dan terus semangat menjaga kesehatan kita bersama. Jaga stamina, tingkatkan imun kita, dan terus berdoa.
Editor Sugeng Purwanto