PWMU.CO– Sedekah oksigen yang dilakukan masyarakat untuk membantu pasien isolasi mandiri (Isoman) mendapat apresiasi dari Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy.
”Untuk mereka yang kebetulan oksigennya belum terpakai, kalau ada tetangganya yang membutuhkan, mengulurkan tangan untuk bisa menyumbangkan atau meminjamkan oksigen yang ada di rumahnya masing-masing,” ujar Menko Muhadjir Effendy saat menjadi narasumber Kompas TV Live, Sabtu (10/7) malam.
Dia mengakui, saat ini telah terjadi sedikit panic buying di masyarakat. Mereka panik sehingga membeli oksigen dan menyimpannya di rumah untuk berjaga-jaga.
Muhadjir menilai cara itu cukup efektif, mengingat pemerintah saat ini tengah mengupayakan pemenuhan kebutuhan oksigen terutama untuk RS-RS yang merawat pasien Covid-19 dan tempat-tempat isolasi kolektif.
Namun menurutnya, tak kalah penting RS ataupun pihak-pihak yang bertanggung jawab harus lebih dahulu memastikan mereka yang dirujuk untuk isoman benar-benar yang memiliki gejala ringan atau OTG dan tidak memiliki kemungkinan eskalasi dari penyakit yang diderita.
Sementara Koordinator Gerakan Sejuta Tes Alif Iman Nurlambang menyatakan, masyarakat sudah banyak gotong-royong membantu dengan sedekah oksigen.
”Sekarang ini kami justru cukup respect. Kita patut gembira karena sebetulnya mereka sudah melakukan gerakan sedekah oksigen. Bagi yang tidak punya uang, kita belikan tabung kemudian dipinjamkan kepada mereka,” tuturnya.
Dia apresiasi gotong royong ini, meskipun di lapangan selama empat hari terakhir ini harga oksigen naik. Semula harganya Rp 250 ribu naik hingga menjadi Rp 800 ribu sampai Rp 1,3 juta.
Bantu Antarnegara
Gotong royong juga terjadi antarnegara. Pemerintah Singapura membantu memenuhi kebutuhan untuk Indonesia mulai dari isotank, oksigen liquid, dan oksigen konsentrator yang dapat dipergunakan di RS.
”Karena bentuknya portabel jadi bisa dipakai untuk RS-RS di daerah. Untuk yang 5 liter atau 10 liter bisa dipakai untuk 3 atau 6 pasien,” terang Duta Besar RI untuk Singapura Suryo Pratomo.
Dia mengutarakan apa yang dilakukan Singapura melalui pemberian bantuan itu merupakan bagian dari wujud kolaborasi antar dua negara bersahabat. Selain juga karena upaya global untuk mengatasi pandemi Covid-19.
Sebagaimana sering disampaikan Menko PMK, pandemi tidak akan berakhir kalau tidak semua negara bisa sama-sama keluar dari situasi Covid-19. Selama masih ada negara yang tersisa atau belum selesai bisa menjadi sumber penularan bagi negara-negara lain.
”Itu juga yang menjadi alasan dari kerja sama ini. Singapura sekali lagi hadir untuk memberikan bantuan dan melihat kasus-kasus yang terjadi di Indonesia. Mudah-mudahan dengan saling bekerja sama dan membantu, pandemi akan segera berakhir,” tandasnya.
Menko PMK menyampaikan terima kasih atas bantuan Singapura. Bantuan yang sudah datang 756 oksigen silinder, 600 oksigen konsentrator, 220 ventilator. Indonesia juga memesan 10 ribu unit oksigen penetrator dan sudah 30 unit yang datang.
”Ini pasti kerja keras Duta Besar RI di Singapura dan Ibu Menteri Luar Negeri. Mudah-mudahan semuanya berjalan lancar dan yakinlah karena Indonesia ini negara baik suka menolong saat negara-negara tetangga membutuhkan, pastilah juga akan banyak yang menolong saat mendapatkan kesusahan,” kata Muhadjir. (*)
Editor Sugeng Purwanto