PWMU.CO – PWNA Jatim bekerja sama dengan Lazismu Jawa Timur memberikan penyuluhan stunting dan bantuan peningkatan gizi kepada beberapa desa di Kabupaten Ngawi, Sabtu (24/07/2021).
Bantuan tersebut diberikan kepada 100 ibu hamil dan balita yang ada di tiga desa di Kabupaten Ngawi yaitu Desa Widodaren, Guyung, dan Gerih.
Pemberian bantuan terhadap tiga desa tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2020, Kabupaten Ngawi termasuk pada 10 daerah dengan angka stunting tertinggi di Jawa Timur.
Ketua Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Jawa Timur Aini Sukriah MPdI mengatakan, di tengah kondisi Covid-19 yang masih terjadi, banyak masyarakat yang mengalami penurunan ekonomi dan berdampak pada kesejahteraan keluarga khususnya anak-anak.
“Di tengah Covid-19, berdampak pada menurunnya pendapatan masyarakat dan berakibat pada kurangnya kecukupan gizi yang seharusnya diterima oleh balita dan ibu hamil,” kata Aini.
Menurutnya, kekurangan gizi tersebut akan berakibat tidak hanya pada kesehatan anak, namun juga pada kecerdasan anak.
“Jangan sampai Indonesia kehilangan generasinya akibat stunting. Maka mari tingkatkan kepedulian kepada anak-anak Indonesia. Turunkan dan cegah stunting pada balita dan ibu hamil di Jawa Timur,” tandasnya.
Di tengah kebijkan PPKM yang diterapkan oleh pemerintah untuk menekan angka kasus Covid-19, menurut Aini hal itu juga sangat berdampak pada penyusutan pendapatan masyarakat.
“Namun kita tidak bisa hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah. Karena (nyatanya) dalam beberapa aspek kebutuhan, khususnya masyarakat menengah ke bawah juga masih ada yang belum tersentuh. Misalnya terkait kecukupan gizi balita ini,” terang Aini.
Stunting Berdampak pada Kognisi Anak
Anggota Departemen Komunikasi Informasi PWNA Jatim Ridia Septiria menambahkan, stunting merupakan kekurangan gizi kronis pada balita yang disebabkan oleh kurangnya kecukupan gizi pada masa 1000 hari pertama Ke kehidupan (HPK).
“Stunting berdampak pada kognitif yang lemah serta psikomotoriknya terhambat. Kesulitan konsentrasi yang berdampak pada terhambatnya pertumbuhan otak atau kecerdasan,” terang Ridia.
Menurutnya, anak stunting mudah terjangkit penyakit degeneratif di masa dewasanya. Di masa depan, anak stunting juga akan tumbuh menjadi manusia dengan kualitas SDM yang rendah.
“Hasil survei Status Gizi Balita Indonesia (SGBI) menunjukkan, angka stunting berada pada 27,67 persen pada tahun 2019. Angka tersebut masih tergolong tinggi mengingat WHO menargetkan angka stunting tidak boleh lebih dari 20 persen. Indonesia merupakan negara dengan beban anak stunting tertinggi ke-2 di kawasan Asia Tenggara dan ke-5 di dunia,” papar Ridia.
Dia menambahkan, selain kurangnya kecukupan gizi, stunting juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lain seperti praktek pengasuhan yang kurang baik serta kurangnya akses air bersih.
Ia mengatakan, masyarakat saat ini masih banyak yang belum memahami betul gizi seperti apa saja yang dibutuhkan. Karenanya perlu pendampingan khusus untuk mengatasi hal tersebut.
“Pada kesimpulannya, pengetahuan terkait kecukupan gizi pada anak sangat diperlukan saat ini, melihat fakta di lapangan masih banyak masyarakat yang belum memahami benar gizi apa saja yang diperlukan oleh anak-anak tersebut. Maka perlu ada campur tangan dan kepedulian kita untuk mengatasi hal ini. Jangan sampai Indonesia kehilangan generasinya karena stunting,” imbuhnya.
Apresiasi dan Ucapan Terima Kasih
Sementara itu, Lurah Desa Widodaren Monica Joice Prakasiwi SAK menyampaikan apresiasi serta ucapan terimakasih kepada PWNA Jatim Lazismu Jawa Timur.
“Di tengah meradangnya angka kasus Covid-19 khususnya di Kabupaten Ngawi, masih ada orang-orang yang menyempatkan diri datang dari jauh hanya untuk membantu masyarakat-masyarakat di desa ini,” ucap Joice.
Dia menyebutkan, di Desa Widodaren terdapat sekitar 28 anak yang terkena stunting dan lima anak dengan gizi buruk. Namun kegiatan kesehatan masyarakat desa pun tidak cukup untuk meng-cover kebutuhan gizi dan pengetahuan mereka, sehingga kepedulian semacam ini sangat dia perlukan.
“Terimakasih kepada PWNA Jawa Timur Lazismu yang telah menyempatkan datang dari jauh demi terlaksananya kegiatan ini. Sejauh ini kegiatan kesmas tidak sepenuhnya bisa mengcover kebutuhan gizi masyarakat. Karenanya kami akan sangat menerima jika ada pendampingan lebih lanjut terhadap masyarakat di kabupaten Ngawi ini,” tuturnya.
Dalam kegiatan tersebut, turut hadir Ketua Lazismu Jawa Timur drh Zainul Muslimin. (*)
Penulis Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni