PWMU.CO– Kolaborasi menjadi salah satu kunci keberhasilan mengembangkan perguruan tinggi. Tidak hanya dengan universitas di Indonesia, tapi juga universitas di luar negeri.
Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy saat memberikan kuliah umum pada Pelantikan Wakil Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) periode 2021-2025 di Tangerang Selatan, Rabu (25/8/2021).
Muhadjir Effendy mengatakan, kolaborasi dengan perguruan tinggi asing semakin membuka wawasan, pengetahuan, serta jaringan yang luas bagi perguruan tinggi di tanah air.
“Jalin hubungan kerja sama dengan luar negeri. Apalagi sekarang eranya 4.0, jangan malu untuk berkolaborasi. Kalau perlu rekrut direktur hubungan luar negeri,” ujar Menko PMK.
Ia menuturkan, kerja sama dengan universitas luar negeri tujuannya selain memperoleh ilmu serta pengalaman dalam mengembangkan perguruan tinggi di luar negeri juga menjalin hubungan baik dan jaringan (networking).
“Kalau sumber daya sebenarnya kita tidak ada tandingan. Yang perlu dijaga adalah silaturahminya, silaturahmi membangun jaringan. Kalau perlu rektor ngga usah ngantor, keluar membuka jaringan,” ucapnya.
Sementara Rektor UMJ Ma’mun Murod mengungkapkan, masih banyak tantangan yang harus dihadapi perguruan tinggi khususnya UMJ dalam empat tahun ke depan periode kepemimpinan rektor dan wakil rektor saat ini.
“Tantangan yang sudah tergambar, misalnya, akreditasi institusi kita yang sampai sekarang belum beranjak dari B. Ini tentu bukan tantangan yang ringan dan harus mampu kita capai,” tandasnya.
Ia menyebut kunci keberhasilan dalam menghadapi tantangan perguruan tinggi adalah keseriusan, ketulusan, dan kekompakan. Senada yang disampaikan Menko PMK, yang tak kalah paling penting juga adalah membangun jaringan atau kerja sama.
Sedangkan untuk pembangunan SDM harus dilaksanakan dengan tata kelola yang berperikemanusiaan. Di samping itu, pengembangan unit bisnis universitas harus bisa lebih ditingkatkan agar dapat menjadikan universitas mandiri.
“Selama ini kita masih sangat bergantung pada sisi keuangan mahasiswa. Ke depan, harus menjadi keniscayaan bagi kita agar secara serius menggarap unit bisnis yang mampu memberikan penghasilan bagi universitas. Minimal dalam dua tahun ke depan target kita 20% pemasukan dari unit bisnis,” pungkasnya. (*)
Editor Sugeng Purwanto