PWMU.CO– Showroom pengusaha Nasyiatul Aisyiyah Lamongan diluncurkan untuk mengisi acara Milad Nasyiah ke 93 Hijriah dan 90 Masehi, Ahad (29/8/2021). Mereka tergabung dalam Asosisasi Pengusaha Nasyiatul Aisyiyah (Apuna) Dinar.
Acara peresmian showroom pengusaha NA melalui streaming YouTube dan Zoom meeting diikuti hampir 100 peserta dari berbagai daerah Lamongan. Showroom Apuna Dinar berada di Kantor PD Nasyiatul Aisyiyah Gedung Dakwah Muhammadiyah Lamongan. Di sini semua pengusaha muda bisa melakukan penjualan produk hasil usaha atau jasa.
Dalam sambutannya Pimpinan Daerah NA Lamongan, Ayunda Desi Ratnasari, menyampaikan, Nasyiatul Aisyiyah mendapat kesempatan bekerja sama dengan Kementerian Ketenagakerjaan untuk pemantapan modal badan usaha NA (Buana)
Dijelaskan, membangun mengisi showroom ini diawali dari kas pimpinan. Stok barang diisi sedikit demi sedikit. Begitu juga usaha Baitul Tamwil Muhammadiyah (BTM) modalnya dari simpanan wajib dan simpanan pokok anggota koperasi.
”Melalui Pimpinan Pusat NA dan Pimpinan Wilayah NA kesempatan kerja sama ini telah digarap oleh rekan Nasyiatul Aisyiyah. Yang mendapat kesempatan kali ini adalah Pimpinan Ranting Nasyiatul Aisyiyah Paciran dengan produk khas daerah Pantura yakni Bumbu Rujak Paciran,” katanya.
Dia menuturkan, produksi dan jasa yang dijual berasal dari Komunitas Apuna Dinar Lamongan dan mengoptimalkan Kantor Layanan Lazismu (KLL) dengan memilih program bertajuk sedekah untuk balita stunting di Lamongan.
Sedekah untuk balita stunting di Lamongan, sambung dia, diawali dengan sinergi Pimpinan Wilayah NA Jawa Timur dan Lazismu Jawa Timur. PDNA Lamongan telah menjalankan amanah dari PWNA dan Lazismu tersebut dengan membagikan seratus paket kepada balita stunting di Lamongan.
“Alhamdulillah, pada Hari Raya Idhul Adha kemarin berhasil terkumpul Rp 16,9 juta sedekah dari Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah se-Kabupaten Lamongan. Digabung dengan 200 kaleng rendang kemasan Lazismu dibagikan kepada balita stunting,” ujarnya.
Desi Ratnasari mengajak para mengoptimalkan media sosial untuk mengenalkan program Nasyiatul Aisyiyah di kalangan ranting hingga daerah. Dia prihatin ada kader yang tidak tahu apa itu NA.
”Ada yang menyebut NA itu dengan Nahdhatul Aisyiyah. Lainnya lagi mengatakan Naisyatul Aisyiyah. Tugas kita mengenalkan Nasyiatul Aisyiyah kepada masyarakat luas,” tandasnya.
Desi Ratnasari menyampaikan, sudah 32 tahun perempuan muda berkemajuan aktif berperan dalam dakwah Nasyiatul Aisyiyah di Lamongan. Mereka membawa karakter dan identitas masing-masing dari ranting, cabang, dan daerah. Tapi di masa pandemi kegiatan itu berkurang. Di masa sulit ini ada tetap bertahan memenuhi ekonomi keluarga. (*)