SD Muhammadiyah 4 Surabaya SD Muhammadiyah 4 Surabaya SD Muhammadiyah 4 Surabaya
  • Kabar
  • Opini
  • Suara Perserikatan
  • Kajian
  • Feature
  • Khutbah
  • Login
Rabu, Juli 16, 2025
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
lazismu
  • Kabar
  • Opini
  • Suara Perserikatan
  • Kajian
  • Feature
  • Khutbah
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Kabar
  • Opini
  • Suara Perserikatan
  • Kajian
  • Feature
  • Khutbah
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result
Home Kolom

Moderasi Beragama Sebatas Retorika

Senin 6 September 2021 | 10:38
in Kolom
437 18
0
146
SHARES
455
VIEWS
SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo
ADVERTISEMENT
Moderasi beragama
Aji Damanuri

Moderasi Beragama Sebatas Retorika oleh Aji Damanuri, dosen IAIN Ponorogo.

PWMU.CO– Ketika rezim Taliban kembali menguasai Afghanistan masyarakat Indonesia terpolarisasi menjadi tiga kelompok.  Kelompok pertama, menyayangkan dan melihat masa depan suram bagi rakyat Afghanistan. Kelompok ini banyak didominasi oleh intelektual Islam liberal dan para pengikut fanatiknya. Mereka melihat  doktrin keislaman konservatif radikal yang pernah diterapkan Taliban saat berkuasa tahun 1996-2001 dulu.

Kelompok kedua, kaum moderat yang dalam posisi wait and see menunggu perkembangan selanjutnya. Mereka berada pada posisi antara kecemasan dan harapan. Cemas akibat traumatik masa lalu. Harapan karena melihat generasi Taliban kali ini lebih realistis melihat dunia dan masa depan. Apa lagi transformasi kekuasaan tidak menimbulkan banyak korban jiwa. Juga ’restu’ negara-negara Barat.

Kelompok ketiga, kelompok permisif yang tidak peduli dengan urusan negara lain karena sedang terjepit dengan urusan sendiri akibat pandemi Covid 19 dan keterpurukan ekonomi.

umsurabaya umsurabaya umsurabaya
ADVERTISEMENT

Muhammadiyah dan NU secara kelembagaan tampaknya masuk dalam kelompok kedua, mengingat kedua ormas pernah terlibat dalam proses mediasi kelompok Taliban dengan dunia Islam yang diprakarsai pemerintah. Keduanya dengan Islam berkemajuan dan Islam Nusantara yang  berusaha menginternasionalisasikan gagasannya. Mengusung tema Islam moderat yang diharapkan menjadi solusi bagi peradaban modern.

Din Syamsuddin dari Muhammadiyah memahami moderasi atau wasathiyyah Islam ditegakkan dengan beberapa prinsip di antaranya, pertama, i’tidal, berperilaku proporsional dan adil dengan tanggung jawab.

Kedua, tasamuh, mengenali dan menghormati perbedaan dalam semua aspek kehidupan. Ketiga, syura, mengedepankan konsultasi dan menyelesaikan masalah melalui musyawarah untuk mencapai konsensus.

Keempat, islah, terlibat dalam tindakan yang reformatif dan konstruktif untuk kebaikan bersama. Kelima, qudwah, merintis inisiatif mulia dan memimpin umat untuk kesejahteraan manusia. Keenam, muwatonah, merangkul saudara sebangsa dalam menciptakan kedamaian.

Islam adalah penerus ajaran Nabi Ibrahim yang membawa ajaran hanifiyah samhah (lurus moderat yang toleran). Jika Yahudi menekankan ajaran keadilan (al adalah) dan Kristen menegaskan doktrin kasih sayang (ar rahmah), maka Islam menengahi dan memadukan keadilan berdasar kasih sayang untukmembangun peradaban (al adalah wal rahmahlil hadharah).

Panggung Hegemoni

Di Indonesia sendiri gagasan Islam moderat tampaknya belum menjadi konsep yang mapan bahkan dalam pelaksanaanya sering tidak mencerminkan pemahaman moderasi yang baik. Masih banyak kegiatan sosial keagamaan yang temanya moderasi tapi seluruh narasinya justru penegasan terhadap hegemoni satu kelompok. Susah membayangkan bagaimana konsep yang masih belum selesai dengan dirinya sendiri diusung dalam kancah internasional. Apalagi untuk menyelesaikan konflik negara.

Paling tidak ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar konsep moderasi atau Islam wasathiyah bisa menjadi harapan peradaban dunia. Pertama, gagasan Islam moderat yang lebih dikenal dengan moderasi agama hendaknya dijadikan sebagai sebuah kesadaran bukan pemaksaan.

Memang semua gagasan adalah produk pemikiran yang juga dijalankan oleh para aktor yang memiliki pemikiran beragam, sehingga memerlukan konsensus yang mutawatir supaya beragam tafsir tetap berada pada jalur utama.

Kedua, gagasan moderasi yang dikampanyekan jangan sampai bermertamorfosis dari gerakan idealis kultural menjadi proyek struktural. Moderasi sebagai sebuah kesadaran jika menjadi kebijakan biasanya dipaksakan sebagai konsekuensi struktural. Akibatnya, moderasi menjadi sebatas retorika yang terucapkan dalam forum-forum resmi, tertulis pada baner-baner dan media sosial, namun tidak tecermin dalam tindakan sehari-hari.

Ketiga, jangan sampai proyek moderasi hanya menjadi panggung propaganda bagi kelompok tertentu untuk mengokohkan hegemoninya. Jika ini terjadi maka logika hukum rimba yang kuat menguasai yang lemah akan terjadi.  

Moderasi itu menjaga rasa keadilan, ketentraman dan kenyamanan bagi semua kelompok tanpa terkecuali. Jika kampanye moderasi hanya panggung bagi satu kelompok, bahkan diiringi dengan menegasikan kelompok lainnya, menyerang kelompok yang berbeda dengan stereotipe radikal dan cap negatif lainnya, bisa jadi ini akan melahirkan kelompok yang tersakiti.

Kelompok yang tampak jinak, penurut, aman namun sebenarnya sedang tiarap membangun sel-sel ideologis secara senyap, masif, terstruktur, istiqomah sambal menunggu momentum yang tepat untuk bangkit.

Teruji dalam Konflik

Faktanya hampir semua kelompok mayoritas bersikap hegemonik sebagai watak aslinya. Sejarah membuktikan, hegemoni minoritas hanya melahirkan konflik, sedangkan hegemoni mayoritas menawarkan ketertiban semu. Bukan keadilan.

Kasus Sunni -Syiah di Irak menjadi contoh nyata bagaimana ketika minoritas mengatur mayoritas. Begitu pula beberapa negara yang dikuasai mayoritas maka kelompok minoritas sering menjadi korban kebijakan yang tidak moderat.

Moderasi konseptual yang dikampanyekan secara kultural penuh hikmah dan mauizhah hasanah dengan uswah hasanah tentu berbeda dengan proyek moderasi yang dipropagandakan dengan serangkaian aturan. Yang pertama menawarkan kedewasaan beragama, yang kedua hanya menegaskan hegemoninya. Perkawinan keduanya melahirkan kelompok fanatis.

Moderasi beragama tidak diuji dalam masa damai, tapi konflik kepentingan masuk. Tidak ada moderasi ketika rebutan jabatan-jabatan publik dan tampaknya kita belum teruji dalam hal ini. Desas-desus perebutan jabatan di lingkungan kementerian sama sekali tidak mencerminkan nilai-nilai moderasi beragama. Bahkan sukses menyingkirkan kelompok lain. Beberapa aktornya justru terlilit skandal jual beli jabatan pada ring kelompoknya sendiri dan ditangkap oleh KPK.

Karenanya tidak mungkin ada moderasi dalam penegasan identitas kelompok. Moderasi beragama mestinya dibangun di atas kedewasaan dengan mengesampingkan kepentingan kelompok.

Kesadaran bahwa Islam berkembang pada etnik, budaya, bahasa, dan madzhab yang beragam mestinya menjadi nilai yang menjadi pijakan sebuah kebijakan. Nilai-nilai universal seperti kompetensi, profesionalitas, kapabilitas, mestinya mengalahkan kepentingan kelompok.

Muslim Indonesia seharusnya menjadi model keberagaman dalam keberagaman lewat model moderasi beragamanya. Keinginan untuk terlibat dalam penyelesaian konflik internasional tidak mungkin dilakukan oleh para aktor yang masih berjiwa konflik.

Gagasan yang baik di tangan orang yang baik akan melahirkan kebaikan. Begitu pula sebaliknya gagasan yang baik di tangan aktor buruk melahirkan ketidakadilan. Karenanya penting menunjukkan moderasi itu dalam tindakan nyata bukan dalam retorika semata. (*)

Editor Sugeng Purwanto

Tags: Aji DamanuriIslam WasathiyahModerasiTaliban
SendShare58Tweet37Share
Universitas Muhammadiyah Jember Universitas Muhammadiyah Jember Universitas Muhammadiyah Jember
ADVERTISEMENT

Related Posts

Rektor UMMAD (UMJT), Prof Dr Sofyan Anif MSi menjadi penceramah dalam ajian ahad agi di Islamic Center Madiun. (Istimewa/PWMU.CO)
Kolom

Rektor UMMAD Terangkan Makna Praksis Islam Wasathiyah Saat Mengisi Kajian Ahad Pagi Kota Madiun

Kamis 26 Juni 2025 | 09:10
24
Modernitas dan Moderasi: Warisan Kyai Dahlan yang Terus Hidup dalam Muhammadiyah
Kabar

Modernitas dan Moderasi: Warisan Kyai Dahlan yang Terus Hidup dalam Muhammadiyah

Minggu 4 Mei 2025 | 00:59
23
Menguji Nyali Muhammadiyah
Opini

Menguji Nyali Muhammadiyah

Senin 11 November 2024 | 16:31
117
10 Stereotip dan Fakta Tentang Muhammadiyah
Opini

10 Stereotip dan Fakta Tentang Muhammadiyah

Jumat 8 November 2024 | 23:34
431
Majelis Tarjih
Kolom

Apakah Majelis Tarjih Muhammadiyah Masih Digdaya?

Selasa 8 Oktober 2024 | 17:29
215
Pencuri shalat
Kolom

Berbeda Pandangan Fikih Jangan Pakai Prinsip WTS

Sabtu 25 Mei 2024 | 06:57
489

Terpopuler Hari Ini

  • Selamat Jalan Pendekar Affandy

    Selamat Jalan Pendekar Affandy

    10444 shares
    Share 4178 Tweet 2611
  • Launching Logo 15 Tahun: SD Muhammadiyah 2 Babat Menuju Sekolah Emas

    66319 shares
    Share 26528 Tweet 16580
  • Kaderisasi Pemuda Muhammadiyah dan Tantangannya

    2272 shares
    Share 909 Tweet 568
  • Bank Syariah Matahari Resmi Beroperasi, Anwar Abbas Ajak Warga Muhammadiyah Dukung Penuh

    5114 shares
    Share 2046 Tweet 1279
  • Fortasi 2025 Resmi Dibuka, Direktur Smamita Sampaikan Pesan Penting

    198 shares
    Share 79 Tweet 50
  • Mengupas Pendekatan Pembelajaran Mendalam pada Workshop SD Musaba

    208 shares
    Share 83 Tweet 52
  • Pengorbanan Guru SD Muda Babat, Rela Dedikasikan Separuh Hidupnya Demi Anak Muridnya

    15981 shares
    Share 6392 Tweet 3995
  • Patung Bung Karno Senilai Rp 10 Triliun, Diorama atau Berhala?

    25114 shares
    Share 10046 Tweet 6279
  • Sambut Tahun Ajaran Baru, Bapak Ibu Guru SMAMUSIX Karangasem Jadi Petugas Upacara

    183 shares
    Share 73 Tweet 46
  • SD Muda Babat dan MPID PCM Babat Hadiri Milad Media Official PWM Jatim: Siap Berdakwah Literasi

    13311 shares
    Share 5324 Tweet 3328

Terkini

  • Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    363830 shares
    Share 145532 Tweet 90958
  • Kokam Jatim Konsolidasi dan Nyatakan Sikap

    232992 shares
    Share 93197 Tweet 58248
  • Buku Saku Mudahkan Praktik Baitul Arqam Muhlibat

    231097 shares
    Share 92439 Tweet 57774
  • Kisah-Kisah dari PCIM Malaysia: Sanggar Bimbingan hingga Wasola

    171534 shares
    Share 68614 Tweet 42884
  • Siswa Disabilitas Smamsatu Borong Juara di Lomba Ini

    122381 shares
    Share 48952 Tweet 30595
  • Kelas Telkom Fiber Optik SMKM 5 Babat Diresmikan Kadindik Jatim

    122281 shares
    Share 48912 Tweet 30570

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© PWMU.CO - PT Surya Media Jatim

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Suara Perserikatan
  • Aisyiyah dan NA
  • Kabar
  • Kajian
    • Ngaji Hadits
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Mediamu
  • Teknologi & Gaya Hidup

© PWMU.CO - PT Surya Media Jatim