Pointed Live Hybrid Learning, PTM Terbatas Keren ala SDMM. Separuh siswa belajar di kelas, setengahnya mengikuti pembelajaran dari rumah lewat fasilitas video converence.
PWMU.CO – Jarum jam menunjukkan pukul 06.35 WIB. Tempat parkir di gedung baru sisi utara kompleks SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) di Jalan Amuntai No 1 GKB Gresik sudah penuh dengan sepeda motor para guru.
Usai memarkir motor, secara bergantian mereka ceklog di kantor kemudian menuju kelas masing-masing. Para guru harus datang lebih awal guna memastikan kondisi kelas sudah aman dan nyaman.
Sementara itu sebagian guru berjejer di depan gerbang sekolah. Mereka bertugas menyambut siswa yang diantar orangtua atau wali siswa. Ada yang kebagian peran menyapa, ada yang mengecek suhu tubuh siswa dengan thermo gun, dan ada yang mengarahkan ke tempat cuci tangan.
Lokasi tempat cuci tangan—hibah dari Ikatan Wali Murid (Ikwam) SDMM— ada di dekat pintu gerbang sekolah sehingga siswa tidak perlu jauh-jauh untuk mencuci tangannya.
Beberapa tempat cuci tangan (wastefel) juga disediakan di koridor sekolah yang posisnya disesuaikan dengan tinggi badan siswa. Di sekitarnya terdapat papan imbauan menjaga protokol kesehatan (prokes) dengan desain minimalis tapi tetap mencolok untuk dibaca.
“Kami usahakan anak-anak nyaman dan tetap senang seperti pemasangan tempat cuci tangan di dekat pintu gerbang. Ini adalah salah satu penerapan protokol kesehatan di sekolah ini,” terang Athiq Amiliyah, Koordinator Kesiswaan SDMM.
Setelah para siswa mencuci tangan, mereka diarahkan untuk meletakkan sepatunya di loker masing-masing yang telah disediakan sekolah. Baru setetah itu boleh memasuki kelas.
Di dalam kelas para siswa disambut dengan hangat oleh guru pendamping. Lalu diminta menempati meja-kursi yang sudah ada stiker absensi ganjil-genap sehingga siswa secara otomatis telah menjaga jarak antarteman.
Suasana kelas terlihat nyaman dan lengkap dengan fasilitas penunjang prokes: mulai dari hand sanitizer di meja, tisu kering dan basah, serta sirkulasi udara yang terjaga.
Pemandangan seperti itu berlangsung, Senin (6/9/2021), kala untuk kali pertama SDMM menyelenggarakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.
Kepala SDMM Ria Pusvita Sari MPD menjelaskan, PTM terbatas bisa diselenggarakan di SDMM karena Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan Pemerintah Kabupaten Gresik sudah mengizinkannya.
PTM terbatas diperbolehkan bagi daerah yang kondisi Covid-19-nya sudah berada di bawah level 4. Dan Kabupaten Gresik, termasuk yang diperbolehkan.
Selain wajib menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak atau menghindari kerumunan adalah salah satu syarat PTM terbatas. Dan SDMM wajib mematuhnya: demi keamanan dan keselamatan. Juga kenyamanan bersama.
Mekanisme Ganjil-Genap
Ria Pusvita Sari atau yang akrab dengan panggilan Ustadzah Vita menjelaskan, untuk memenuhi syarat PTM terbatas maskimal 50 persen, SDMM mengatur jadwal siswa yang masuk dengan cara mekanisme ganjil-genap.
“Biasanya 28 siswa satu kelas, tapi hari ini hanya dibolehkan 14 siswa. Itu kami atur sesuai absensi ganjil-genap,” katanya.
Dia memberi contoh, pada Senin itu siswa yang masuk sekolah adalah yang absensinya bernomor genap. Maka hari Selasa siswa yang masuk bernomor absen ganjil. Dan itu berlanjut sampai hari Kamis. “(Sebab) khusus Jumat semua siswa belajar online melalaui Zoom Cloud Meetings dari rumah masing-masing,” ujarnya.
Meski siswa yang masuk hanya separuh melalui mekanisme ganjil-genap, tetapi semua siswa mendapatkan pelayanan pembelajaran yang sama setiap hari. “Jadi yang belajar bukan siswa yang di sekolah saja, tapi juga yang di rumah.”
Ria Pusvita Sari
Selain mekanisme ganjl-genap, waktu pembelajaran juga dibatasi. “Waktu belajar anak-anak kurang lebih tiga jam, yaitu pukul 7.30-10.15 WIB. Khusus untuk siswa Kelas Tahfidh, pembelajaran tahfidh dimulai pukul 06.30-07.00 WIB secara online,” terangnya. “Ekstrakurikuler juga kami selenggarakan secara online via Zoom sebanyak dua kali sepekan, setelah Dhuhur.”
Sebagai oleh-oleh, sekolah memberikan snack kepada siswa setiap hari untuk dibawa pulang dan dinikmati di rumah. “Supaya protokol kesehatan tetap terjaga,” kata dia.
Tatap Muka Dipadu Video Conference
Meski siswa yang masuk hanya separuh melalui mekanisme ganjil-genap, tetapi semua siswa mendapatkan pelayanan pembelajaran yang sama setiap hari. “Jadi yang belajar bukan siswa yang di sekolah saja, tapi juga yang di rumah,” ungkap Ustadzah Vita. “Guru pun tak perlu mengulang pelajaran yang sama di kelas yang sama.”
Dia menjelaskan, untuk itu SDMM menyiapkan perangkat teknologi informasi yang komplit di setiap kelas. Tujuannya: agar kegiatan di kelas dapat juga disaksikan oleh siswa yang berada di rumah. Sebaliknya, siswa di kelas dapat pula melihat teman-temannya yang belajar dari rumah.
“Dengan perangkat ini mereka juga bisa saling berinteraksi,” ujarnya. SDMM menamai sistem ini dengan Pointed Live Hybrid Teaching.
Dia mejelaskan, pointed artinya to the point satu arah, dua kondisi terlampaui: daring dan luring. Live karena dilaksanakan secara langsung, di mana butuh perangkat internet yang memadai. “Dan hybrid perpaduanantara daring dan luring setelah pembelajaran,” terangnya.
Ada empat perangkat yang dipakai untuk mendukung itu. Pertama laptop untuk host sebagai penyedia layanan video conference Zoom. Yang menjadi host adalah guru (pertama). Tugasnya menyalakan Zoom dan share screen berbagi file lewat layar Zoom.
Kedua laptop untuk co-host (tanpa awak) untuk mengarahkan kamera Zoom ke siswa di kelas. Ketiga (kamera) handphone yang mengarah ke guru (kedua) yang sedang mengajar atau papan tulis. Kamera ini bisa dipindah-pindah posisinya, sesuai kebutuhan. Keempat, LCD untuk menyiarkan Zoom ke proyektor.
Ustadzah Vita menerangkan, di SDMM setiap kelas ada dua guru, yaitu guru kelas dan guru pendamping. Kedua guru itulah yang memainkan peran mengajar dan menjalankan empat perangkat itu.
Dia menambahkan, untuk menyiapkan semua itu SDMM telah melakukan simulasi dua pekan sebelum PTM terbatas dimulai. “Sebab kami ingin memberikan layanan yang terbaik bagi siswa,” ucapnya.
Model pembelajaran tatap muka yang live ini mendapat apresiasi dari guru SDMM Pradita Eka Putri SPd.
“Sudah lama memang tidak mengajar tatap muka dan SDMM unik karena kita harus sigap dan siap dengan perangkat daring dan luring. Jadi, setiap guru harus memiliki pengetahuan dalam penggunaan perangkat IT” ujar Penanggung Jawab International Class Program (ICP) SDMM itu. (*)
Penulis Zaki Abdul Wahid Editor Mohammad Nurfatoni