PWMU.CO – Lima Langkah Mudah Menulis di Webinar Smadiga. SMA Muhammadiyah 3 Bungah Gresik (Smadiga) menggelar webinar untuk memperingati Hari Literasi Internasional, Rabu (8/9/21).
Webinar nasional ini diikuti oleh 130 peserta. Terdiri dari siswa dan guru Smadiga, serta pegiat literasi dari beberapa kota seperti Lamongan, Lumajang, Jember, Malang, Cilacap, Bogor, dan Pekalongan.
Digelar melalui Zoom Cloud Meetings, acara yang mengusung tema “Langkah Mudah untuk Menulis” ini mengundang narasumber Musyrifah SAg, penulis 15 buku antologi dan satu buku solo.
Dia menjelaskan, menulis dapat dilakukan oleh siapapun asal ada kemauan. Salah satu kendala yang sering dihadapi penulis adalah takut dicap atau divonis tulisannya jelek atau salah. “Padahal menulis bukanlah sebuah ujian atau kompetisi,” ucapnya.
Oleh karena itu, menurut Guru Madarsah Ibtidaiyah Muhammadiyah 2 Karangrejo, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik tersebut, kunci pertama menjadi penulis adalah menghilangkan rasa takut.
“Langkah kedua ialah menulis dengan bebas dan spontan. Latihan ini cukup efektif: menulis tidak perlu berfokus ke tema. Menulis dan mengalir saja,” dia memberi tips.
Ketiga, penulis harus bertanggung jawab atas tulisannya sendiri. “Jangan meninggalkan tulisan selesai begitu saja. Baca lagi berkali-kali sampai ada temuan yang kurang sempurna sehingga pada akhirnya kita mejadi editor untuk tulisan kita sendiri,” terang dia.
Musyrifah mengungkapkan, sebenarnya setiap hari kita sudah belajar menulis, contohnya di Facebook, WhatsApp, Instagram, dan Twitter. “Meskipun pendek, dari sini kita sudah bisa dikatakan belajar menulis,” ujarnya.
Jadi, dia melanjutkan, kita sudah tidak perlu lagi minder dan mengatakan tidak bisa. “Buktinya (di platform-platform itu) kita bisa (menulis),’ ucapnya.
Langkah kelima, kata dia, tinggal mencari kata-kata yang positif dan mengolahnya sehingga pembaca akan merasa nyaman membaca tulisan kita.
Membangkitkan Minta Baca
Santi, ketua pelaksana kegiatan menjelaskan, tujuan awal kegiatan ini adalah membangkitkan semangat membaca dan menulis siswa dan guru Smadiga di Hari Literasi Internasional ini,” ungkapnya, Kamis (9/9/2021).
Menurut dia, literasi menjadi kunci dalam kehidupan karena sangat mendukung pembelajaran. “Dan menjadi kecakapan dalam berkarya tanpa bata,” ujannya.
Dia menyampaikan, program literasi ini sudah ada sejak dulu, tetapi baru tahun 2020 bisa mewujudkannya karya siswa dan guru dalam bentuk buku. “Dan sekarang Smadiga mengajak kolaborasi dengan pegiat literasi di berbagai kota dan daerah,” ungkap dia.
Tujuan selanjutnya adalah menumbuhkan atau membudayakan minat baca pada masyarakat lalu menuangkannya dalam bentuk tulisan. “Kami sangat surprise, begitu melihat antusiasme masyarakat dalam kegiatan ini. Bahkan ada yang sampai meluangkan waktu sampai acara berakhir,” ungkapnya.
Santi menjelaskan, para peserta webina diberi waktu untuk menyerahkan naskah satu pekan setelah kegiatan. “Dan selanjutnya, kami akan mengabadikan momen ini dalam sebuah buku antologi,” terangnya. Dia bersukur karan acara ini berjalan lancar. (*)
Penulis Mufrikha Editor Mohammad Nurfatoni