PWMU.CO – Dalam memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW, ada tiga hal yang harus diperoleh sebagai hikmah maulid. Pertama, memperteguh keyakinan bahwa Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha, yang mencipta alam Semesta. Kedua, memperteguh komitmen dalam mengikuti cara hidup Nabi Muhammad SAW. Dan ketiga, bersegera berbuat kebaikan sebelum datang kematian.
Demikian yang disampaikan Ketua Korps Muballigh Muhammadiyah Kota Surabaya Ustadz Drs Imam Syaukani MPd di hadapan 1.150 siswa siswi SMP Negeri 16 Surabaya, Rabu, (14/12) pagi.
(Baca: Perjuangan Sekolah Laskar Pelangi di Tengah Gemerlap Metropolitan (1): SD Muhammadiyah 13 Surabaya Masih Tempati Lahan PT KAI dan Indikator Sederhana Islam Berkemajuan: Toilet yang Bersih)
“Maka, mari melalui moment peringatan hari besar Islam ini kita tingkatkan kualitas dan iman kita kepada Allah SWT,” tutur Imam yang dalam ceramahnya juga menyinggung pentingnya keluarga dalam menjaga shalat.
Menurutnya, ada 4 kategori keluarga dalam hal ketidaksempurnaan shalat. “Pertama, satu keluarga tidak pernah ada yang shalat, baik ayah, ibu, maupun anak,” ungkap Imam. Kedua, lanjutnya, ayahnya shalat tapi ibu dan anak tidak mendirikan shaat.
“Ketiga, ibu shalat, tapi ayah dan anak tidak. Dan keempat, anak shalat, tapi ayah dan ibu tidak,” jelas Imam sambil menyatakan keluarga terbaik adalah yang berada di luar 4 kategori itu. Yaitu yang seluruh anggota keluarga, baik ayah, ibu, maupun anak, selalu mendirikan shalat.
(Baca: Hadits-Hadits Seputar Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw dan Sejarah Asal-Muasal Kemunculan Peringatan Maulid Nabi)
Menyinggung soal pro-kontra peringatan Maulid Nabi hari besar dalam Islam ada 2, yaitu pertama, hari besar Islam yang meliputi Idul Fitri dan Idul Adha beikut Hari Tasryik. “Hari besar yang ini terikat dengan syariat-syariat tertentu,” tutur dia. Yang kedua, kata Imam, adalah hari besar Islam yang dibesarkan umat Islam, seperti Maulid Nabi, 1 Muharram, Isra Miraj, atau Nuzulul Quran.
Imam menganalogikan dengan tanggal 17 Agustus. “Itu bukan hari istimewa bagi bangsa-bangsa lain di dunia ini. Tapi bagi bangsa Indonesia 17 Agustus adalah hari istimewa.”
Menurut Kepala Sekolah Hj Laili Fadila MM, peringatan hari besar Islam ini adalah dalam rangka membentuk karakter peserta didik agar lebih mencintai Nabi Muhammad SAW. “Dan semoga mampu mencontoh perilaku beliau untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.”
Selain diisi ceramah agama, dalam acara itu juga diadakan penggalangan dana bantuan untuk korban gempa Aceh. “Alhamdulillah, terkumpul 435 kg gula dan 287 liter minyak goreng kemasan. Sumbangan itu akan diserahkan melalui pemerintah Kota Surabaya,” ujar Laili. (Fery Yudi)