Pesan Nabi untuk Abu Dzar di Pernikahan Ini. Ketua PDM Lamongan Ustadz Shodikin menyampaikan hal itu dalam sebuah nasihat pernikahan.
PWMU.CO – “Wahai Abu Dzar, perbaharuilah kapalmu karena laut itu dalam. Ambilah bekal yang cukup karena perjalanannya jauh. Ringankan beban bawaan karena lereng bukit sulit dilalui, dan ikhlaslah beramal karena Allah Mahateliti.”
Demikian kutipan hadits Nabi SAW yang disampaikan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan Drs Shodikin MM dalam acara resepsi pernikahan terbatas M. Nasrullah Jamaludin dengan Zaimatul Lailiyah (13/9/2021).
Sepasang pengantin yang tidak lain adalah keponakannya tersebut, dihelat di rumah pengantin perempuan di Dusun Pelang, Desa Pelangwot, Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan. Acara dihadiri 60 orang dari keluarga kedua mempelai.
Berantakan karena Orientasi Fisik
Shodikin berpesan kepada Jamal dan Zaim—nama panggilan pasangan suami-istri—agar menjaga keutuhan rumah tangga menuju kampung akhirat.
“Tidak semata kebutuhan biologis yang dikejar, namun tujuan jangka panjang harus menjadi prioritas utama. Karena dengan niat ini rumah tangga akan bertahan”, tutur mantan Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Modo, Lamongan, ini.
“Perintah untuk memperharui perahu berarti menata niat,” tandasnya. Dia menjelaskan, maksud pesan pertama ini adalah banyak perbuatan yang tampak sebagai perbuatan duniawi berubah menjadi perbuatan ukhrawi lantaran niat yang bagus.
Banyak pula perbuatan yang terlihat sebagai perbuatan ukhrawi bergeser menjadi perbuatan duniawi lantaran niat yang buruk.
“Berumah tangga terkumpul kebutuhan lahir dan batin, dunia dan akhirat. Betapa banyak rumah tangga berantakan, karena orientasi fisik semata,” ungkapnya.
Pesan kedua, lanjut Shodikin, Rasulullah mengingatkan Abu Dzar dan kita semua tentang usaha untuk menumpuk perbekalan sesempurna mungkin karena perjalanan akan panjang. Yaitu perjalanan akhirat yang penuh dengan jerih payah melebihi perjalan dunia yang fana ini.
“Untuk keponakanku Jamal dan istri, Anda berdua disatukan dengan ikatan yang kokoh. Jangan coba-coba untuk mengurai lagi. Jagalah sekuat mungkin. Mas Jamal adalah nahkoda, jadilah nahkoda yang bertanggung jawab. Mbak Zaim adalah penumpang, menjadilah istri yang bijak, mengingatkan Mas Jamal ketika lupa,” paparnya. (*)
Penulis Mohamad Su’ud Editor Mohammad Nurfatoni