Menko PMK ‘Belanja’ Masalah di Kota Bandung. Kunjungi RS Paru Rotinsulu, Kelurahan Sukahaji, dan Kelurahan Cipageran
PWMU.CO – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy memegang prinsip untuk langsung mencari dan menemukan masalah di lapangan yang kemudian akan ditindaklanjuti untuk dapat segera diselesaikan.
Hari ini, Kamis (7/10/2021), usai menghadiri Rakornas Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Menko PMK berkeliling Kota Bandung. Salah satunya, ia mengunjungi Rumah Sakit (RS) Paru Rotinsulu yakni RS Khusus Paru Kelas A milik Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
“Saya berkunjung di RS Palu Rotinsulu. Ini adalah RS di bawah langsung Kemenkes, RS rujukan pusat di Jawa Barat. Tujuan kita memang untuk belanja masalah, mengumpulkan informasi yang nanti akan kita rumuskan menjadi kebijakan sebagai tindak lanjut dari Perpres No. 67/2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis (TBC) di Indonesia,” ujarnya.
Berdasarkan informasi, RS Paru Rotinsulu memiliki jumlah tempat tidur sebanyak 122. Sedangkan, sejak empat tahun lalu, RS tersebut hanya melayani pasien dewasa dan tidak melayani pasien anak karena tidak adanya dokter anak.
Dari hasil amnesa, 50% pasien memiliki riwayat TBC di keluarga. Dalam program TBC, jika ditemukan 1 kasus TBC maka perlu dilacak dan diperiksa 10 orang kontak erat, namun meskipun sudah diedukasi, yang datang untuk periksa hanya 10%.
Menko PMK berjanji bahwa pemerintah akan segera mencari cara-cara yang manjur dan tepat untuk menyelesaikan masalah TBC di Indonesia. Sebagaimana diharapkan bisa mencapai target eliminasi TBC pada tahun 2030.
“Tentu saja itu harus dipercepat peraturan-peraturan yang lebih implementatif setelah Perpres-nya itu turun,” tandasnya.
Ke Daerah Kumuh dan Yatim Piatu
Lebih lanjut, Menko PMK mengunjungi Kelurahan Sukahaji, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung. Daerah itu menjadi target kunjungan kerja Menko PMK karena tergolong daerah kumuh yang ada di Kota Bandung.
Kata Muhadjir, penyelesaian masalah di daerah itu harus dilakukan secara komprehensif dan tidak parsial. Lantaran, terdapat beragam permasalahan mulai dari sanitasi lingkungan, air bersih, hingga pendapatan masyarakat khususnya mereka yang sudah tidak produktif.
“Di samping bertemu warga sambil membagikan masker, kampanye protokol kesehatan, saya juga belanja masalah. Untuk masyarakat yang tidak mampu nanti akan mendapat bantuan sosial seperti PKH, sedangkan yang masih berpotensi untuk berkembang nanti kita upayakan diberi semacam insentif berupa pinjaman-pinjaman kalau nanti memang memerlukan,” tutur Menko PMK.
Mengakhiri kunjungan kerja di Kota Bandung, mantan Mendikbud itu juga menyambangi anak-anak yatim piatu yang orang tuanya meninggal karena Covid-19 di Kelurahan Cipageran. Muhadjir berpesan agar pemerintah daerah setempat dapat benar-benar memperhatikan nasib dan kehidupan anak-anak tersebut.
“Saya pesan supaya mereka yang berstatus yatim/piatu bisa diberikan santunan, bisa berupa santunan spiritual membesar hati mereka dan membantu secara ekonomi. Yang masih sekolah juga agar diberikan Kartu Indonesia Pintar (KIP), jangan sampai mereka putus sekolah karena tidak ada yang membiayai,” pungkasnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni