PWMU.CO– SMA Muhammadiyah 3 Tulangan Sidoarjo mengadakan Pengajian Rutin Guru dan Karyawan, Sabtu (23/10/2021).
Pengajian Maulid Nabi SMA Muhammadiyah 3 Tulangan mengulas tema Meneladani Perjuangan Rasulullah dalam Mendidik dan Membangun Peradaban Islami. Hadir sebagai narasumber Wakil Ketua PWM Jatim Dr H Syamsudin MAg.
Dalam pengajian ini, Ustadz Syamsudin menyampaikan, memperingati kelahiran Nabi Muhammad shallallahu alaihi wassalam merupakan momentum bersejarah bagi umat Islam untuk menjadikan Rasulullah sebagai uswah hasanah dalam seluruh kehidupan.
Nabi adalah sosok utama dari praktik luhur ajaran akhlak mulia, kata Ustadz Syamsudin, juga penebar rahmat bagi semesta alam.
Baginda Nabi adalah rasul yang membumi untuk mencerahkan kehidupan umat manusia sejagad dan menebar segala kebaikan di alam semesta. Nabi dan Rasul akhir zaman yang menjadi pencerah peradaban sepanjang zaman.
Mengutip buku Seratus Tokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah karya Michael H Hart (1978), dia menyampaikan, buku tersebut Hart yang seorang Kristen menempatkan Nabi Muhammad sebagai orang yang paling berpengaruh di dunia pada urutan pertama.
”Bagaimana mungkin orang yang tidak memeluk agama Islam menempatkan Rasulullah pada peringkat teratas. Hal itu menunjukkan kemuliaan akhlak Nabi sehingga ditempatkan menjadi orang paling berpengaruh di dunia,” tuturnya.
Syamsudin menuturkan, al-Quran pun menegaskan dalam surah Al Ahzab ayat 21. ”Sungguh, telah ada pada Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah.”
Ustadz Syamsudin mengisahkan betapa beratnya perjuangan Rasulullah dalam mendakwahkan Islam. Tidak hanya hinaan dan cacian yang diterima, bahkan dilempari batu hingga berdarah.
Ketika berdakwah di Thaif pun tak menyurutkan semangat Rasulullah untuk terus mengajak manusia ke jalan yang benar. Tak ada rasa benci dan dendam dalam hati Rasulullah sekalipun diperlakuan kasar oleh mereka.
Bahkan Nabi mendoakan kebaikan untuk mereka. Inilah sifat Rasulullah yang harus kita teladani jika kita mengaku sebagai umat Nabi Muhammad SAW. Dalam al-Quran surat An Nahl: 125 dijelaskan
اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.”
Di akhir pengajian Ustadz Syamsudin juga mengutip surah Ali Imran ayat 164. ”Sungguh, Allah telah memberi karunia kepada orang-orang beriman ketika (Allah) mengutus seorang Rasul (Muhammad) di tengah mereka dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayatNya, menyucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab (Al-Quran) dan Hikmah (Sunnah), meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.”
”Jika al-Quran dan as-Sunnah yang dijadikan sebagai landasan utama dalam dunia pendidikan, maka akan melahirkan generasi penerus yang cerdas secara spiritual, emosional, dan intelektual,” tandasnya.
Penulis Ahmad Alfarizi Editor Sugeng Purwanto