PWMU.CO – TPA Se-Ponorogo menggelar workshop Kurikulum al-Maun di ruang seminar lantai 4 Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Ahad (21/11/21).
Ketua tim pengabdi Bambang Wahrudin mengatakan kurikulum merupakan nyawa dari sebuah lembaga pendidikan. Dari acara ini akan disepakati kurikulum yang dipakai Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) Muhammadiyah se-Ponorogo.
“Serangkaian kegiatan pengabdian meliputi penggalian data melalui observasi lapangan dan pustaka, kemudian merumuskan draf kurikulum. Setelah itu dilanjutkan dengan workshop bersama 36 TPA Muhammadiyah yang ada di Ponorogo,” ujarnya.
Dia memaparkan hasil workshop ini akan diterbitkan menjadi sebuah buku panduan dalam pengelolaan pendidikan al-Quran di TPA Muhammadiyah Ponorogo.
“Kebaikan dan keikhlasan dalam mengelola TPA perlu ditingkatkan dengan adanya manajemen kurikulum yang baik, oleh karena itu pengabdian ini dilaksanakan” tutur Bambang.
Manajemen Pengelolahan
Pemateri workshop tim pengabdi Program Hibah RisetMu yang diselenggarakan Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Ayu Wulansari menyampaikan materi manajemen pengelolaan TPA Muhammadiyah.
“Tidak banyak di antara kita yang tahu sejarah dan bagaimana mengelola TPA yang baik karena secara kultur budaya TPA dikelola dengan sukarela dan apa adanya sehingga manajemen yang baik belum kita temui di TPA Muhammadiyah Ponorogo,” tuturnya.
Ke depan, lanjutnya, peneliti berencana untuk mengembangkan pengabdian ini dengan melakukan penelitian implementasi kurikulum al-Maun di TPA Muhammadiyah se Ponorogo guna mengawal terlaksananya kurikulum almaun tersebut.
“Selain membuat kurikulum al-Maun, kami berencana melanjutkan dengan penelitian sebagai monitoring pelaksanaan hasil workshop ini,” tambahnya.
Dia berharap antar TPA Muhammadiyah dapat melakukan kegiatan bersama karena sudah memiliki standar yang sama dalam kurikulum pendidikanya.
Menambah Wawasan
Peserta workshop Eka Sukatminarti mengatakan workshop ini sangat bagus sekali karena menambah wawaan dan pengetahuan tentang pengelolaan TPA.
“Meskipun ada beberapa hal yang harus ditingkatkan yakni terkait dengan standar penilaian proses pembelajaran di TPA Muhammadiyah,” katanya.
Dia memaparkan kKurikulum al-Maun sendiri diambil dari semangat KH Ahmad Dahlan dalam mengajarkan al-Quran kepada para santrinya.
Namun demikian, tegasnya, penamaan al-Maun pada kurikulum ini sejatinya merupakan akronim dari active learning, menyenangkan, aplikatif dan unggul.
Langkah Awal
Mitra pengabdian Hasanuddin Aziz mengungkapkan atas nama Lembaga Pengembangan Pesantren (LPP) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Ponorogo yang merupakan Pembina dari TPA Muhammadiyah di Ponorogo juga menyampaikan kegiatan ini adalah langkah awal.
“Bagi TPA Muhammadiyah untuk menstandarkan proses pembelajaran dan pengembangan TPA Muhammadiyah. Harapannya hasil workshop ini dapat dilaksanakan seluruh TPA muhammadiyah se-Ponorogo sehingga ke depan semua TPA ini memiliki penciri khusus,” tandasnya. (*)
Penulis Bambang. Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.