PWMU.CO – Guru Smamda mengajar di RRI. Guru Bahasa Jepang SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo (Smamda) Naily Fitriani mengajar selama sejam.
Pengalaman seru diceritakan Naily Fitriani, guru bahasa Jepang Smamda saat tampil di RRI Pro 2 FM Surabaya. “Saya merasa bangga, senang, dan bersyukur mendapatkan kesempatan bisa mengajar di RRI, meski hanya sejam,” ujarnya, Selasa (7/12/21).
Perempuan yang pernah magang di negeri sakura ini bertambah senang ketika banyak yang bertanya. Padahal asumsi banyak orang, hanya pengendara mobil yang sering mendengarkan radio, itupun untuk siaran situasi lalu lintas.
“Ketika banyak yang memberikan pertanyaan, saya senang sekali. Tidak menyangka, ternyata siaran mengajar saya didengar khalayak banyak dan direspon mereka,” jelas guru asal Bangil, Pasuruan.
Persiapan Materi
Hal lain yang harus menjadi fokus perhatian adalah persiapan. Berbeda dengan mengajar di kelas yang sudah runtut dan persiapan sudah rutin, mengajar di radio justru semuanya diserahkan ke pengajar. Padahal pesertanya bisa sangat beragam.
“Persiapan yang saya lakukan adalah menyiapkan materi yang menarik dan sering mereka temui dalam kehidupan sehari-hari,” ungkap ibu satu putri ini.
Sebagaimana belajar bahasa asing yang dirasa sulit, demikian pula belajar bahasa Jepang. Mencari materi yang dapat diterima orang secara umum menjadi langkah penting. Apalagi bagi orang yang baru mendengar bahasa Jepang, pasti agak susah diterima.
“Saya memutuskan mengambil materi yang berhubungan dengan apa yang sering ditemui di dunia nyata. Misalnya brand produk-produk Jepang dan video bahasa Jepang yang viral. Agar mereka tau makna apa yang sering mereka temui tersebut,” tutur alumnus Unesa tersebut.
Meski bertajuk Mengajar di RRI, sebenarnya Sensei Naily—panggilannya—tidak mengajar di dalam studio radio, namun di perpustakaan Smamda. Ia mengajar dengan akun Zoom dan disiarkan RRI. Banyak pertanyaan yang diajukan tidak selalu berhubungan dengan materi yang disampaikan. “Saya berusaha memahami makna dari pertanyaan tersebut terlebih dahulu, kemudian mengerucutkan ke poin yang dapat disampaikan, agar penanya paham,” paparnya.
Ibu Pertiwi Memanggil
Menurut Kasi Marketing PPDB Smamda Inka Valentine Haris, program yang dijalankan Naily Sensei bernama Ibu Pertiwi Memanggil. Itu program mengajar sekaligus berbagi praktik baik pembelajaran yang diadakan Pro 2 RRI Surabaya dari hari Senin-Jumat. “Smamda mendapatkan lima kali jadwal mengajar dengan materi yang berbeda-beda,” terang perempuan yang akrab dipanggil Bu Inka.
Pendengar acara ini mulai dari anak SD, SMP, SMA, guru, orangtua, dan masyarakat umum. Materi yang diajarkan ditentukan oleh Smamda sesuai guru mapel di Smamda. “Ada Bu Silwana Mumthaza yang sebelumnya mengajar biologi. Hari ini Sensei Naily mengajar bahasa Jepang,” lanjut guru Geografi tersebut.
Selanjutnya Alim Wijaya yang akan mengajar matematika, Umi Habibah yang akan mengajar kiat sukses di masa pandemi, dan Pratiwi Samsugiarni yang akan mengajar bahasa Inggris. “Materi yang diberikan harus bisa diterima seluruh usia. Mulai SD sampai masyarakat umum agar menarik,” tambah Bu Inka.
Awal program ini ditujukan sebagai variasi pembelajaran agar murid tidak mengalami kejenuhan karena belajar secara online. Apalagi pembelajaran melalui online juga tergantung sinyal sehingga seringkali mengakibatkan murid cepat jenuh karena sering munyer. Pembelajaran dari rumah selama pandemi Covid-19 menimbulkan keterkejutan murid sehingga perlu alternatif pembelajaran melalui radio agar membuat murid bisa mengurai kejenuhan.
“Keterlibatan Smamda melalui program Ibu Pertiwi Memanggil selain menunjukkan eksistensi Smamda Sidoarjo sekaligus wujud pelayanan untuk murid SMP dan SMA, juga kepada seluruh pendengar,” lanjut kader Tapak Suci ini.
Program belajar di RRI ini disiarkan seluruh stasiun RRI di seluruh Indonesia. Melalui program khusus Radio Tanggap Bencana Covid-19 maupun aplikasi RRI PLayGo yang disiarkan setiap Senin-Jumat, mulai pukul 10.00-11.00 WIB. (*)
Penulis Ernam. Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.