PWMU.CO – Kiprah dua bersaudara ini patut diacungi jempol. Meski masih duduk di bangku SD, tapi kontribusinya pada masyarakat layaknya orang dewasa. Mereka adalah Lintang (9 tahun) dan Banyu (7 tahun)–dua kakak beradik siswa SD Muhammadiyah 2 Taman, Sepanjang, Sidoarjo.
Di hari pertama tahun 2017, mereka nekad meresmikan ‘Rumah Baca Pintar’, di rumahnya, Simowau Gang Bakti No 17, Sepanjang, Sidoarjo. Saat ini, sudah ada puluhan koleksi buku bacaan pribadi yang dipajang di rak dan dibuka untuk anak-anak seusianya di sekitar rumah. Yang unik, sebagian buku dibeli dengan uang hadiah para tamu yang hadir waktu hajatan sunatan beberapa bulan lalu.
(Baca: Menengok Tradisi Literasi di Negara Maju dan Umat Islam Harus Naik Kelas, dari Bicara-Dengar ke Baca-Tulis)
“Di kampung ini sudah ada yang bikin TPQ. Ada juga yang bikin tempat les. Yang belum ada perpustakaan. Makanya saya dan adik mau bikin perpustakaannya, ” jelas Lintang, menceritakan alasan mendirikan Rumah Baca Pintar.
Anak pasangan Hendy Nurrokhmansyah dan Eka Erawati, sejak lama berkeinginan buku-buku koleksinya turut dibaca teman-teman di sekitar rumah. “Biar buku-buku saya dan adik lebih banyak manfaatnya, ” kata Lintang, siswa kelas 3 SD Muhammadiyah 2 Taman ini.
(Baca juga: Agar Para Santri Panti Asuhan Tak Masuk Gawat Darurat Literasi dan Outdoor Learning ke Perpustakaan Daerah untuk Kuatkan Budaya Literasi)
Orang tua Lintang dan Banyu tentu saja menyambut gembira dan mendukung semangat anaknya. “Kebetulan saya aktif di lembaga pemberdayaan masyarakat, terutama anak yatim. Ibunya seorang guru BK yang sedikit banyak mengerti masalah yang dihadapi anak saat ini. Jadi klop, ” jelas Hendy Nurrokhmansyah.
Ke depan, Rumah Baca Pintar akan berupaya menambah koleksinya. “Syukur kalau ada masyarakat yang ikut urunan buku. Biar tambah banyak teman-teman yang suka baca, ” kata si adik, Banyu, yang siswa kelas 1 di SD Muhammadiyah 2 Taman. (Baihaqi)