Westernisasi dan Arabisasi oleh Nurbani Yusuf, pengasuh Komunitas Padhang Makhsyar.
PWMU.CO– Di antara agama-agama besar dunia, tiga agama ini memiliki persinggungan yang sangat, yaitu Yahudi, Nasrani dan Islam.
Ibarat pohon, tiga agama ini berpangkal dari pohon yang sama. Kemudian berbeda pada cabang dan rantingnya. Sementara Islam tetap istiqamah di jalan lurus. Yahudi dan Nasrani bergerak menyimpang kian menjauh.
Pada mulanya tiga agama ini mengajarkan Tauhid. Hanya menyembah kepada satu Tuhan, memercayai bahwa Adam dan Hawa sebagai pasangan pertama nenek moyang manusia , menghuni surga bersama malaikat dan iblis sebelum saling memperdayai, beriman kepada rasul-rasul yang sama, mengakui ada alam kubur, percaya kepada hari kiamat dan hari berbangkit, percaya adanya malaikat, shalat dan zakat. Ketiganya juga diberi kitab suci dan yakin ada kehidupan abadi di surga dan neraka. Tentu dengan berbagai varian dan versinya.
Dalam perkembangannya ketiga agama ini terjebak pada konflik besar yang tidak bisa dihindari terutama menyangkut pada aspek pokok ketuhanan. Yahudi menisbahkan nama pada Yehuda, salah satu anak Nabi Israel atau Yakub sebelum menjadi Yudais.
Nasrani menjadikan Isa putra Maryam sebagai anak Allah melalui voting di Konsili Nicea pada tahun 325 Masehi. Sejak saat itu semua berubah dan bergerak menjauh.
Nasrani terindikasi westernisasi sistemik hingga ke pokok ajarannya, bukan hanya konsep ketuhanan dari satu Tuhan (monoteis) menjadi banyak Tuhan (pagan). Yesus pun juga mengalami pembaratan, berambut pirang, bermata biru, dan berkulit layaknya bule dengan aksesoris Natal yang lebih dekat dengan perayaan pagan penyembah dewa Janus, cemara, salju, Sinterklas bahkan kota sucinya pun juga berpindah ke Vatikan. Semua menjadi Barat.
Islam teguh di tengah terutama menyangkut ajaran pokok ketuhanan, kitab suci dan tetap menempatkan Muhammad sebagai nabi, meski ada beberapa penyimpangan kecil tetapi tidak masuk pada wilayah ajaran prinsipnya.
Sistematika ajaran Islam juga lebih jelas dibanding dua pendahulunya. Allah, malaikat, kitab suci, nabi dan rasul, hari kiamat dan berbangkit semua masih terpelihara. Artinya taruhlah terjadi khilaf tidak masuk pada wilayah prinsip ini.
Namun demikian dalam perkembangannya juga terjadi konflik kecil-kecil menyangkut ajaran sunahnya. Beberapa aliran atau firqah mengemuka dan memampatkan tradisi Arab sebagai bagian ajaran Islam maka terjadilah proses akulturasi budaya Arab kepada pemeluk Islam bukan Arab. Meski dalam beberapa kasus terjadi perlawanan dari pemeluk Islam lokal.
Sekali lagi, Islam memiliki kemampuan dan ketahanan menjaga diri dari proses Arabisasi, atau ajaran apapun yang menginfiltrasi berbeda dengan dua agama pendahulunya yang larut dalam westernisasi, meninggalkan tempat di mana kedua agama berasal.
Keseluruhan, ketiga agama ini bersaudara sebagaimana disebut oleh Rasulullah bahwa semua nabi berasal dari bapak yang sama dan ibu berbeda. Dan saya mencintai mereka semua layaknya saudara kandung dengan iringan doa.
Wallahualam
Editor Sugeng Purwanto