PWMU.CO – IPM Situbondo kebut bentuk cabang baru. Hal itu diungkapkan oleh Ketua PD IPM Kabupaten Situbondo Bariza Arfadillah Abqariy, Ahad (6/2/2022).
Bariza menyampaikan hal itu saat Pelantikan dan Rakerda Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PD IPM) Situbondo yang digelar di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Jalan Basuki Rahmat 221 Situbondo, Ahad (6/2/2022).
Kegiatan bertema Kolaborasi Inovasi untuk Transformasi Menuju Pelajar Berkarya ini dihadiri oleh 30 peserta rakerda IPM Kabupaten Situbondo.
Menata Kualitas Kader
Menurut Bariza, periode lalu pergerakan IPM sempat terhenti karena adanya pandemi Covid-19 yang berakibat pada penurunan kualitas dan kuantitas kader.
“Sudah saatnya kita bangkit, memulai kembali dan menata kualitas kader dan memasifkan kembali pergerakan IPM di Situbondo. Setidaknya terdapat beberapa pimpinan cabang baru yang akan terbentuk setelah pelantikan dan rakerda,” ungkapnya.
Bariza, sapaan akrabnya, juga menjelaskan tema pelajar berkarya itu merupakan bagian dari visi dan misi yang diusung oleh PD IPM Situbondo periode 2021-2023.
“Dimana IPM ini menjadi sebuah wadah untuk kader pelajar agar menghasilkan sebuah karya sesuai dengan bakat dan minat yang mereka miliki. Maka untuk melaksanakan semua itu tidak bisa berjalan secara sendiri. Kita membutuhkan dukungan dari Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) yang ada di Situbondo,” jelasnya.
Jalankan Nilai Berkemajuan
Sementara itu Ketua Umum Pimpinan Wilayah (PW) IPM Jatim Nafis Zamani Alfiansyah menyatakan rasa syukurnya karena IPM Kabupaten Situbondo masih eksis dan bertransformatif dalam menjalankan nilai-nilai yang berkemajuan dalam pelajar ini.
“Saya rasa dengan mengangkat tema pelajar berkarya, tentunya teman-teman semua tidak ada hentinya untuk berkarya. Pada era saat ini begitu sangat masif dan dinamis. Akan tetapi pada saat ini transformasi digital menjadi solusi bagi kita semuanya untuk menjalankan nilai kaderisasi,” ungkapnya.
Secara bersamaan, lanjutnya, ada empat daerah yang mengadakan kegiatan pelantikan. Yakni Surabaya, Bangkalan, Malang dan Situbondo. Dan sama-sama berhimpitan waktunya memberikan undangan.
“Tetapi surat yang masuk terlebih dahulu dari IPM Kabupaten Situbondo. Jadi mau tidak mau saya harus menjalankan amanah ini. Sehingga saya harus menuju Kabupaten Situbondo,” jelasnya.
“Kebiasaan ini yang perlu dicontoh. Karena ketepatan waktu atau manajemen waktu menjadi suatu hal penting bagi kita semua. Dari itu semua persiapan demi persiapan begitu maksimal untuk dilakukan,” tambahnya.
Tingkatkan Nilai Keutuhan
Nafis menjelaskan ini menjadi suatu wacana yang masif bagi kita semuanya karena nilai kolaborasi itu menjadi poin penting. Contohnya bagaimana kita mengenal satu karakter antara anggota satu dengan lainnya, agar ketika kita meminta tolong dalam kegiatan apapun itu tidak terasa sungkan.
“Dari situlah nanti akan terbentuk sebuah ikatan antar pimpinan yang terdapat di dalamnya. Dari situ pula maka akan menciptakan nilai kolaborasi yang sangat mudah bagi kita semuanya,” paparnya.
Menurutnya untuk menuju berkarya itu tidak hanya sekedar tema, tetapi buatlah bahan step by stepnya seperti apa. Meskipun dalam era saat ini transformasi digital ini begitu cepat karena tidak lagi membahas soal step by step, akan tetapi dianalogika seperti pesawat terbang. Bisa terbang ke pulau satu menuju pulau lainnya.
“Itu suatu tantangan bagi kita semua. Tetapi semua tergantung kepada kondisi serta kebutuhan dari daerah tersebut. Jadi mulailah IPM Situbondo meningkatkan nilai keutuhannya di internal. Jangan teman-teman ini meragukan hal itu. Karena terkadang penyampaian statement tidak didengarkan ketika usianya lebih muda dari kita,” pesannya.
Tingkatan ini, sambungnya, memang sangat berbeda. Tetapi sangat mempengaruhi bagaimana kita akan melanjutkan nilai kaderisasi kita. Untuk itu mulailah sedekat mungkin antar pimpinan itu agar tercipta sebuah nilai kolaborasi.
“Dan saya akan menginstruksikan kepada teman-teman yang berada di PW IPM Jatim untuk terus melakukan pendekatan kepada teman-teman yang berada di PD IPM lainnya,” tegasnya. (*)
Penulis Pandu Anom Nayaka. Co-Editor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.