Hidup tanpa Al-Quran seperti Manusia Minus Roh Hidup Tanpa Al-Quran seperti Manusia Minus Roh, laporan Zulfatus Salima, kontributor PWMU.CO Lamongan.
PWMU.CO – Manusia yang meninggal, jasadnya sudah tidak ada harganya. Sama halnya dengan manusia tanpa al-Quran. Karena al-Quran adalah sinar di hati manusia. Sedangkan baik atau buruknya manusia tergantung hati.
“Apabila baik hatinya maka baik pula manusianya. Begitu juga sebaiknya. Maka, manusia tanpa al-Quran is nothing.”
Pesan tersebut disampaikan oleh trainer dan pendongeng Wuntat Wawan Sembodo SAg, dalam acara motivasi untuk para santri XI dan kelas XII Pondok Pesantren Karangasem, Paciran, Lamongan, di Aula KH Abdurrahman Syamsuri, Senin (7/2/2022).
“Santri yang tangguh itu santri yang memiliki otak cerdas, hati bersih, dan amal yang lurus. Maksudnya santri yang senantiasa berpikir, berdzikir, dan beramal dalam hal kebaikan,” ungkap P{engasuh Ma’had Aly Ibnu Abbas Klaten, Jawa Tengah ini.
Dia menceritakan, Rasulullah SAW zaman dahulu sering berdiam diri di Gua Hira dan Jabal Nur untuk merenung. Hal tersebut karena Jazirah Arab waktu mewakili kemaksiatan dari seluruh masyarakat yang ada di dunia sehingga dinamakan masyarakat jahiliah. Maka dari itu, al-Quran diturunkan di Jazirah Arab. Dan, al-Quran yang menyelamatkan masyarakat dari kejahiliahan.
“Al-Quran yang bisa menyelamatkan masyarakat Jazirah Arab saat itu. Dan sekarang, bersyukurlah Kalian berada di pondok ini karena maksiat zaman sekarang ini juga merajalela. Sehingga pondok inilah umpamanya bisa sebagai Gua Hira dan Jabal Nur,” terangnya.
Tugas 5M
Wuntat juga berpesan bahwa dengan adanya al-Quran, manusia memiliki tugas yang disingkat menjadi 5M. Pertama, membaca.
“Tidak hanya membaca, tapi juga melihat dan menghafal. Sehingga tahsin untuk membaca al-Quran harus benar-benar diperhatikan. Baik dari makharijul huruf maupun tajwid-nya,” ujarnya.
Kedua, memahami. Yakni memahami apa yang telah dibaca. Ketiga, mengamalkan. “Setelah dipahami yang telah dibaca, dapat diamalkan,” ujarnya. Keempat memasyarakan, dan kelima membela. al-Quran.
“Dari tugas manusia atas al-Quran inilah manusia bisa hidup. Karena manusia tanpa al-Quran tidak ada harganya bagaikan manusia tanpa ruh,” tutur Wuntat.
Motivasi yang digelar semakin menarik perhatian santri Ponpes Karangasem karena Wuntat dapat menirukan berbagai macam suara. Mulai dari suara burung, gajah, atau kuda. Bahkan suara anak kecil dan suara orang yang meringkih kesakitan pun ia dapat menirukannya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni