Ritual Maut Harus Jadi Renungan Bersama, PDM Jember Siap Tampung Yatim-Piatu Anak Korban, laporan Andi Saputra, kontributor PWMU.CO Jember.
PWMU.CO – Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Jember KH Kusno SAg MPdI menyebut ritual yang digelar kelompok “Tunggal Jati Nusantara” di Pantai Payangan harus menjadi renungan bersama, utamanya para pemuka agama.
“Peristiwa ini hendaknya menjadi renungan bersama. Utamanya bagi tokoh dan pemuka agama,” ungkap tokoh yang karib disapa Ustadz Kusno itu, Selasa (15/2/2022).
Ustad Kusno menduga peristiwa ritual yang berujung terenggutnya 11 nyawa pada pada, Ahad (13/2/2022) dini itu, merupakan bentuk ketidakpuasan umat dalam beragama. Sehingga mereka memilih jalan pintas untuk mencari sumber-sumber kebahagiaan selain dari Allah SWT.
Menurutnya, ketidakpuasan tersebut, bermula dari kondisi masyarakat yang masih belum memiliki pahaman yang utuh mengenai Islam yang sebenar-benarnya. “Oleh karena itu, para tokoh dan pemuka agama perlu memberikan bimbingan atau dakwah yang mendalam serta menyeluruh kepada masyarakat. Dengan harapan masyarakat memiliki pahaman serta keimanan yang benar,” ujarnya.
Keimanan yang benar tersebut, sambung dia, nantinya akan mengantarkan kepada ketenangan dan kedamaian. Sehingga, kemudian hari masyarakat tidak terprosok pada perilaku yang semestinya tidak dilakukan oleh umat beragama.
Selain bimbingan dan dakwah yang mendalam dan menyeluruh dari para pemuka agama, Ustadz Kusno, menyarankan agar dibuat semacam pelatihan-pelatihan mengenai maindsetberagama yang benar sampai merasakan kebermanfaatan beragama dalam kehidupan sehari-hari.
Menurutnya, masyarakat harus memiliki pemahaman bahwa agama bukan sekadar ritual tetapi juga dapat dirasakan dalam kehidupan.
“Masyarakat harus diberi pengertian dan pemahaman yang lurus mengenai keberagaman,” tuturnya.
Ringankan Beban Keluarga
Dia menambahkan, dalam rangka meringankan beban keluarga, PDM Jember melalui Mejelis Pelayanan Sosial (MPS) siap menampung dan mendidik anak-anak korban ritual maut Pantai Payangan yang kini menjadi yatim-piatu.
“Dari Majelis Pelayanan Sosial diwakili Pak Joko tengah negosiasi dengan pihak keluarga agar ada salah satu di antara anak korban dapat kami asuh,” terangnya.
Untuk diketahui, lima anak pasangan suami-istri Syaiful dan Wahyuni kini menjadi yatim-piatu karena kedua orangtuanya menjadi korban ritual maut yang terjadi di Pantai Payangan. (*)
Editor Mohmmaf Nurfatoni