Pesan Inspiratif Revolusi Mental Kiai Haedar, oleh Anwar Hudijono, Tenaga Ahli Gerakan Nasional Revolusi Mental (GRNM) Kemenko PMK.
PWMU.CO – “Harapan kami Iran akan menjadi kekuatan bersama seluruh negara Islam sebagai representasi dari Islam yang membawa kemajuan peradaban dunia sekaligus menjadi sampel atau uswah hasanah dari peradaban Islam dunia.
“Yang terakhir, kami harapkan khusus dengan Indonesia dan Muhammadiyah, Republik Islam Iran terus meningkatkan kerja sama, baik kerja sama bilateral maupun kerja sama dengan masyarakat Islam indonesia, khususnya dalam dunia pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia.”
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah KH Prof Dr Haidar Nashir MSi menyampaikan hal di atas pada saat mengucapkan selamat Hari kebangsaan Republik Islam Iran ke-43 tanggal 11 Februari 2022.
Pada arah ke luar (outward), pesan Haidar ini ke luar meneguhkan jalinan hubungan yang baik antara Muhammadiyah dengan Iran. Nisbah (titik temu) hubungan Iran-Muhammadiyah adalah pada asas Islam yang berkemajuan.
Nisbah inilah yang membuat keduanya tidak pernah terlibat polemik khilafiah. Sangat sadar polemik khilafiyah dengan topik-topik yang terjadi sudah lebih seribu tahun hanya menguras energi. Membuat Islam menjadi jumud atau mandek.
Islam yang jumud itu ibarat naik dermolen. Bergerak memang tetapi hanya di tempat. Dan yang suka naik dermolen itu biasanya anak-anak. Maka yang hobi polemik khilafiah itu yang pada dasarnya berada di alam pikiran kanak-kanak meski secara fisik sudah jenggot-jenggotan.
Ke arah dalam (inward) Indonesia, khususnya Muhammadiyah, pesan Kiai Haidar ini memberi inspirasi revolusi mental. Membangun kesadaran eksistensial umat Indonesia sebagai bagian dari Islam dunia. Dituntut untuk bisa memberikan konstribusi signifikan terhadap kemajuan pembangunan peradaban dunia yang dirasai, dijiwai, dipandu oleh nilai-nilai Islam.
Pada kesadaran sebagai bagian warga Islam dunia inilah titik lemah umat Islam Indonesia. Adapun dua kesadaran lain yaitu sebagai warga kota dan warga negara, boleh dibilang sudah ciamik alias bagus.
Untuk bisa memberikan warna dalam pembangunan kemajuan peradaban dunia dan uswah (contoh) peradaban Islam dunia, tidak bisa sendirian betapapun jumlah umat Islam Indonesia yang merupakan terbesar di dunia.
Kerja sama, sinergi, kolaborasi dengan kelompok-kelompok umat Islam lain di dunia adalah tuntutan perkembangan dunia. Keniscayaan. Kerja sama antarumat Islam itu digambarkan oleh al-Quran surah ash-Shaf ayat ayat 4. “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yangg teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.”
Ayat ini tidak serta merta hanya dipahami tekstual dalam urusan perang. Tetapi secara kontekstual adalah dalam pelbagai aspek kehidupan. Misalnya yang dicontohkan Kiai Haedar, yaitu di bidang pendidikan dan sumber daya manusia.
Baca sambungan di halaman 2: Sektarianisme