PWMU.CO– Empat pendidikan karakter berdasarkan perspektif Islam disampaikan Majelis Dikdasmen PWM Jawa Timur Dr Arbaiyah Yusuf MA dalam Rapat kerja guru dan karyawan SMA Muhammadiyah 2 Surabaya bertempat di Solo, Sabtu (26/2/2022).
Menurut Arbaiyah, empat pendidikan karakter dalam perspektif Islam itu, pertama adalah akhlak. ”Rasulullah Muhammad saw diutus Allah untuk menyempurnakan akhlak,” tutur Arbaiyah.
Kedua, uswah dan qudwah. Di menjelaskan, Rasulullah sebagai uswah, maknanya apa saja yang dilakukan Rasulullah bisa dilihat dan dicontoh. ”Sedangkan qudwah maknanya diikuti atau dianut. Contohnya seperti bagaimana mengikuti cara hidup sehat ala Rasulullah,” terang Bu Ar, sapaan akrabnya.
Ketiga, mengikuti sifat-sifat Rasulullah seperti: jujur, amanah, tabligh, dan fatanah.
Keempat, menempatkan Allah sebagai pendidik (ad-dabanii robbii faahsana ta’diibii). Maknanya, kita harus selalu memohon dan berdoa kepada Allah agar diberikan ilmu yang terbaik untuk membedakan yang benar dan tidak. ”Karena secara epistemologi di dalam Islam, sumber ilmu berasal dari Allah,” ujarnya.
Strategi Implementasi PPK
Bu Ar kemudian berbagi strategi implementasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Pertama, PPK berbasis kelas, yang dilakukan melalui integrasi dalam mata pelajaran, optimalisasi muatan lokal, dan manajemen kelas.
Kedua, PPK berbasis kelas, yang diterapkan melalui pembiasaan nilai-nilai dalam keseharian sekolah, penumbuhan budaya literasi, branding sekolah, keteladanan pendidik dan ekosistem sekolah, serta norma, peraturan, dan tradisi sekolah.
Ketiga, PPK berbasis Masyarakat dengan melibatkan partisipasi dari orangtua/komite sekolah, akademisi, pegiat pendidikan, pelaku seni/budaya/bahasa dan sastra, pemerintah/Pemda.
”Arah strategi implementasi PPK adalah habituasi. Habituasi ini bisa terjadi dengan cara diajarkan, dibiasakan, dilatih dengan konsisten, menjadi kebiasaan, menjadi karakter lalu menjadi budaya. Habituasi ini membutuhkan keteladanan,” katanya.
Selanjutnya Penguatan Pendidikan Karakter pada Kurikulum Merdeka. Apakah PPK menjadi hilang dengan adanya Kurikulum Merdeka? ”Jawabannya tidak. Pada kurikulum Merdeka, pendidik karakter dilakukan melalui projek profil siswa Pancasila yang dikembangkan dengan berbagai tema,” ujarnya.
Lalu bagaimana Penguatan Pendidikan Karakter di Amal Usaha Muhammadiyah? ”Yaitu dengan atitude education, competence based, knowledge mastering, skills, educate the whole children, educate children as a whole,” tandasnya di raker Smamda Surabaya. (*)
Penulis Hajjar Ekasari Editor Sugeng Purwanto