“Tidur miring mencegah jatuhnya lidah ke belakang yang dapat menyumbat jalan nafas. Sedangkan jika tidur dengan posisi terlentang, maka relaksasi lidah pada saat tidur dapat mengakibatkan penghalangan jalan nafas dan penampakannya dari luar berupa mendengkur,” jelas Ketua Badan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba (BP2N) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur ini.
(Baca juga: dr Tjatur: Banyak Mitos di Seputar Menstruasi dan Tujuh Penyakit Ini Bisa Disembuhkan dengan Puasa)
Orang yang mendengkur, tutur Tjatur, mengakibatkan tubuh kekurangan oksigen. Malah kadang-kadang dapat terjadi henti nafas untuk beberapa detik. Orang tersebut biasanya akan bagun dengan keadaan pusing karena kurangnya pasokan oksigen ke otak. “Tentunya ini sangat mengganggu tidur kita.”
Kedua, tidur miring bermanfaat untuk kesehatan jantung. “Tidur miring ke sebelah kanan membuat jantung tidak tertimpa organ lainnya. Disebabkan karena posisi jantung yang lebih di sebelah kiri,” ujarnya. Sebaliknya, lanjutnya, tidur bertumpu pada sisi kiri menyebabkan curah jantung yang berlebihan karena darah yang masuk ke atrium juga banyak. Sebab paru-paru kanan berada di atas sedangkan paru-paru kanan mendapatkan pasokan darah yang lebih banyak dari paru-paru kiri.
(Baca juga: Mitos Seputar Penyakit Mioma dan Belajar 4 Makna Hidup dari Filsafat Ketupat)
“Dan yang ketiga, tidur miring baik untuk kesehatan paru-paru. Paru-paru kiri lebih kecil dibandingkan dengan paru-paru kanan. Jika tidur miring ke sebelah kanan, jantung akan jatuh ke sebelah kanan. Itu tidak menjadi masalah karena paru-paru kanan besar. Lain halnya kalau bertumpu pada sebelah kiri, jantung akan menekan paru kiri yang berukuran kecil, tentu ini sangat tidak baik,” jelas ayah 4 anak ini mengakhiri ceramah.
Pengajian yang diselenggarakan di Masjid TPI Nurul Huda Jalan Mayjen Panjaitan XV/5 Malang itu diakhir makan soto ayam berjamaah. (Uzlifah)