
Ikuti Roadshow PWMU.CO dengan membawa dua kader, laporan Kontributor PWMU.CO dari Jember Humaiyah.
PWMU.CO – Gelaran Roadshow Milad Ke-6 PWMU.CO Wilayah Jatim III yang diikuti kontributor dari wilayah Tapal Kuda plus Sidoarjo, Malang dan Batu memberi kesan tersendiri bagi keluarga Humaiyah.
Begitu sampai di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah (GDM) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Probolinggo pada Ahad (6/3/2022), beberapa pesan WhatsApp masuk.
Aktif di IPM dan IMM
“Ibu sudah nyampai mana?” tulis Jundi Madani Emha, siswa kelas X Bahasa SMA Muhammadiyah 3 (Smamga) Jember ini.
Pada acara Roadshow PWMU.CO ini, siswa berkulit bersih dan bertahi lalat di bibir ini mendapat tugas menjadi MC berbahasa Arab. Remaja yang akan dilantik sebagai pengurus Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PD IPM) Jember bidang Kajian Dakwah Islam ini pada 27 Maret 2022 ini adalah anak keduaku.
“Sudah di lokasi Dik,” jawabku.
“Aku juga sudah sampai Bu,” balas Jundi. Feeling seorang ibu, langsung mencari sosok di WA ke sekeliling ruangan. Di barisan kursi laki-laki, terlihat anak berjaket merah melambaikan tangan. Saya pun membalas lambaian tangannya dengan memberikan senyuman.
“Ibu duduk dimana. Pakai kerudung apa. Aku dah sampai pukul 8 tadi,” kembali pesan WA masuk. Kali ini dari Husni Abadi Emha, mahasiswa Sosiologi Universitas Jember (UNEJ) semester VI.
Kembali pandanganku mencari ke seluruh ruangan sebelah kanan. Benar juga, cowok berbaju hitam yang sekarang menjadi Ketua Bidang HIkmah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Komisariat Unej dan Politeknik Negeri Jember ini melambaikan tangan. Dia anak pertamaku.
Rombongan Berdeda
Aku, Husni dan Jundi berangkat dengan rombongan yang berbeda. Aku bersama rombongan dari MBS Tanggul. Husni bersama rombongan IMM Jember dan Jundi bersama rombongan Smamga Jember.
Bagi orang tua yang aktif di persyarikatan, keinginan terbesarnya adalah jika putra atau putrinya juga aktif di Muhammadiyah atau ortomnya. Ada generasi yang menjadi pelangsung perjuangan. Itulah kenapa pengkaderan dalam keluarga adalah cara efektif menyiapkan kader-kader untuk persyarikatan.
Menyiapkan kader melalui keluarga juga bukan perkara mudah. Kadang harus menemui pertentangan, bantahan yang membuat nyesek di dada. Terkadang pula awalnya mengalami penolakan. Dengan berargumen bahwa berbuat baik tak harus melalui Muhammadiyah.
Kyai Milenial
Aku beserta rombongan dari Tanggul dan Husni bertemu dan berbincang di masjid yang terletak di sebelah utara GDM. Tak disangka pemateri menulis berita rasa sastra, Sugeng Purwanto yang akrab dipanggil SGP duduk di antara kami. Kemudian terjadilah obrolan.
“Ini putera saya yang pertama Bapak. Yang dulu di Pesantren Al Islah Lamongan,” kataku memperkenalkan si sulung.
“Oh iya. Sekarang sudah jadi apa?” SGP balik bertanya.
“Sudah jadi Kyai Pak,” jawab Husni sambil senyum selengekan. Ibunya langsung tepuk jidat. Wadduuuh.
“Dia tidak suka menulis Pak. Sukanya berbicara. Orasi,” jelasku.
“Iya, yang kamu orasikan itu yang kamu tulis. Nanti jadi Kyai milineal,” pesan SGP kepada Husni.
Terima kasih Pak SGP motivasinya. Yang menggembirakan karena membawa dua kader itulah, aku mendapat doorprize dari panitia. Kategori kontributor yang membawa atau mengikutsertakan putranya. (*)
Co-Editor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.