Harus Kreatif
Di era serba digital ini, kata Prof Mu’ti, warga Muhammadiyah harus kreatif. Termasuk, bisa juga berdakwah dengan memotong-motong video penceramah menjadi video pendek untuk disebarluaskan.
Prof Mu’ti terinspirasi dari pengalamannya ketika bertemu seorang dokter yang berlatar Aisyiyah dan aktif di media sosial. Dia juga mengelola Gerakan Subuh Mengaji PWA Jawa Barat.
Dokter itu lantas memohon izin, “Pak Mu’ti saya minta izin, ceramah Pak Mu’ti saya edit, saya potong-potong, saya ambil dua menitan untuk saya sebar ke jaringan yang saya punya.”
Kalau kreativitas seperti itu dikembangkan, dia yakin medsos Muhammadiyah mampu menambah pengikut. Dia lantas bertanya, berapa di antara mereka yang menjadi pengikut media sosial Ketua PWM Jatim Prof Dr Saad Ibrahim MA.
Ternyata, tidak ada karena Prof Saad tidak punya medsos. Akhirnya Prof Mu’ti mengimbau, “Harus dibuatkan. Banyak pernyataan Pak Saad yang bernas lho. Itu sering saya kutip di PP. Selain Saad bin Abi Waqqas, juga Saad Ibrahim saya kutip juga. He-he-he,” ujarnya yang ternyata bercanda.
Dia lantas serius menuturkan, harus ada yang membuatkan Prof Saad media sosial. “Supaya pikiran-pikrian Pak Saad itu tersosialisasi,” terangnya.
Kemudian, dia memberi contoh beberapa murid yang telah menulis ucapan gurunya karena gurunya tidak sempat menulis. Misal, murid-murid Yusuf Qardawi yang mengedit dan mentranskrip ceramahnya.
“Supaya pemikiran tokoh-tokoh kita tersebar, memang harus ada yang mengerjakan itu!” imbaunya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni