Tampilkan Nilai Keislaman
Adapun kemungkinan kedua, sambungnya, meskipun generasi kedua itu dipindahkulturkan dari Indonesia yang lebih agamis, Hazim optimis mereka masih memiliki kemampuan mengeluarkan nila-nilai keislaman di tengah tantangan saat ini yang berat.
“Berangkat dari antisipasi kemungkinan yang pertama itulah, maka PCIM Hongaria berusaha bisa mengantisipasinya melalui pengajian anak atau bimbingan baca al-Quran,” imbuhnya.
Meskipun, kegiatannya terkesan sederhana, tapi kalau tinggal di Hongaria dan tidak ada model-model kegiatan serupa, anak-anak akan terlepas dan semakin jauh dari nilai-nilai Keislaman. “Itu tidak akan mustahil. Maka dari itu, kita berupaya meminimalkan segala kemungkinan tersebut,” tegas Hazim.
Istikamah Hadirkan Nilai Agama
Bagi generasi kedua, semakin lama tinggal di Hongaria, apalagi jika nanti sampai 15 tahun masa tinggal, suasananya jadi berbeda kalau tidak berpegang pada nilai-nilai agama. “Itu sungguh sangat mengkhawatirkan dan kita harus bertanggung jawab atas kelangsungan anak-anak kita!” imbaunya.
Maka, Hazim berharap, PCIM Hongaria bisa tetap istikamah menyelenggarakan kegiatan semacam ini. “Meskipun sejujurnya tidak mudah, terutama dari para ustadzah ini, karena mereka juga memiliki kesibukan masing-masing. Ada yang sambil kuliah, bekerja, ibu rumah tangga punya anak kecil, ada yang lagi hamil dan melahirkan,” papar dia.
Di sisi lain, Hazim bersyukur. Dengan segala keterbatasan itu, mereka masih bertahan. “Tetap istikamah dan kita ingin merayakan komitmen itu dalam Ramadhan ini dengan kegiatan semacam ini. Semoga dengan niat dakwah Islam ini kita bisa bertemu, bersilaturrahim dan menguatkan ukhuwah Islamiah ini,” harapnya.
Beri Uswatun Hasanah
Hazim juga mengucap terima kasih kepada KBRI Budapest yang telah memfasilitasi tempat dan akomodasi demi suksenya kegiatan.
Yudi Gunawan—Staf bagian fungsi Pensosbud KBRI Budapest—pun mengucap terima kasih kepada seluruh hadirin. “Meskipun dalam kondisi belajar, bekerja, dan tinggal diluar negeri masih tetap dalam hal keagamaannya,” ungkapnya.
“Terima kasih juga kepada Pak Hazim dari PCIM Hongaria yang begitu kuatnya menyelenggarakan kegiatan ini,” imbuhnya.
Dia lantas menegaskan pentingnya hal keagamaan. “Karena apa yang disampaikan oleh Pak Hazim itu benar dan terjadi pada pengalaman saya pribadi dengan anak saya yang sudah tinggal lama di negara ini,” ungkap Yudi.
“Mumpung para santri ini masih anak-anak, jangan dikerasi tapi diberi uswatun hasanah!” tuturnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni/SN